Mohon tunggu...
Pendidikan

Mahasiswa KKN Undip Ubah Nasi Basi Jadi Pupuk Cair

26 Februari 2019   07:13 Diperbarui: 26 Februari 2019   07:56 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gunungwungkal -- Mahasiswa KKN Undip berhasil mengubah nasi basi menjadi pupuk cair. Produk ini dinamakan "Punas". Pemanfataan limbah rumah tangga menjadi produk bermanfaat tersebut, Rabu (30/1/2019) kemarin disosialisasikan di Balai Desa Ngetuk, Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten  Pati yang dihadiri perangkat desa dan ibu-ibu PKK.

Pemateri (Wuni Sa'adah) yang merupakan mahasiswa KKN ini menjabarkan model pengolahan nasi basi menjadi pupuk cair. Mulai dari cara pembuatan yakni nasi basi dimasukkan ke dalam toples selama 5 hari hingga warna nasi berubah warna menjadi kuning atau kemerahan. Nasi yang berada di dalam stoples ditutup tidak terlalu rapat, supaya gas yang terbentuk dalam proses fermentasi dapat keluar dan terjadi sirkulasi udara. Kemudian rebus 1 liter air dengan 250 gram air gula. Setelah air gula tersebut dingin, tuangkan air gula ke dlaam toples nasi basi. Aduk hingga tercampur merata. Campuran air gula dan nasi basi dibiarkan selama seminggu. Air gula berfungsi sebagai media makan mikroorganisme. Selanjutnya, saring campuran tersebut. Langkah terakhir, larutan yang dihasilkan dari penyaringan dicampur dengan air dan pupuk cair siap digunakan. Keberhasilan pupuk cair bisa dicium dari baunya yang manis seperti tape, sedangkan pupuk yang gagal baunya seperti comberan.

Alasan menggunakan nasi basi sebagai pupuk karena nasi banyak dijumpai di setiap rumah. Selain itu, nasi basi mengandung MOL (Mikro Organisme Lokal) yang tinggi, MOL inilah yang dipergunakan untuk mengganti media bakteri seperti EM4. MOL tidak berbahaya bagi hewan dan tumbuhan, dan lebih aman dibanding pupuk kimia lainnya.

Sosialisasi yang bertujuan mengenalkan model pemanfataan sampah/limbah rumah tangga kepada masyarakat ini mendapat respon yang positif. Terbukti dari permintaan sampel Punas oleh ibu-ibu PKK. Pupuk ini bisa dimanfaatkan masyarakat terutama ibu-ibu sebagai pemupuk tanaman di pekarangan atau tanaman hidroponik.

dokpri
dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun