Dunia mempertemukan Dua Saudara Perempuan tanpa mengenal satu sama lain di SMA bumi Bhakti 2 Bogor. Perempuan itu bernama Chelsea dan Celine, nama panggilan dari dua perempuan itu adalah Cesi dan Celine mereka dilahirkan oleh ibu yang sama tetapi ayah yang berbeda.
Pada saat Cesi umur 4 tahun Cesi ikut kerja bersama ayahnya dikarenakan Cesi yang begitu rewel pada hari itu dan ibunya bekerja dan pekerjaannya tersebut tidak memperbolehkan membawa anak kecil dan pada saat itu ibunya baru saja masuk kerja tidak mungkin melanggar aturan pekerjaannya tersebut. Mau tidak mau anaknya yang berumur 5 tahun harus ikut bekerja dengan ayahnya dan ayahnya itu kerja sebagai supir bus.
Pada hari Senin tanggal 2 Februari 2002 terjadi insiden yang menimpa Cesi dan ayahnya. Cesi bersama ayahnya menuju ke arah Jakarta dari Bandung pertengahan Jalan sangat terlihat di depan terdapat mobil yang melaju dengan cepat dikarenakan remnya blong dan mobil tersebut banting setir ke arah kiri dan Ayah Bima banting setir ke arah kanan dengan cepat hingga bus tersebut terbalik semua yang terdapat di dalam bus tersebut teriak-teriak seketika semuanya terdiam kecuali Cesi yang memanggil-manggil ayahnya yang tidak bangun-bangun orang-orang melihat kejadian tersebut dan orang-orang tersebut lari terbirit-birit menghampiri bus. Kemudian orang-orang itu menolongnya dan membawanya ke Rumah Sakit terdekat.
Pihak Rumah Sakit menghubungi keluarga dari masing-masing orang yang celaka, kebetulan identitas dari semua yang ada di dalam bus tersebut itu lengkap, kecuali identitas dari supir bus atau Ayah Cesi hilang.
Perawat tidak bisa menghubungi keluarga korban, sudah susah payah mencari tau informasi istri dari Ayah Bima tetap saja tidak bisa karena kekurangan informasi, perawat mengetahui bahwa anak kecil yang bernama Cesi itu adalah anak dari korban Ayah Bima.
Setiap keluarga dari pihak-pihak yang celaka tadi menghampiri Rumah Sakit dan mengerumuni Rumah Sakit tersebut untuk mengetahui kabar dari orang yang dicarinya. Nyawa yang hilang dari tragedi 2 Februari 2002 sekitar 20 orang, sedangkan yang luka-luka 30 orang.
Beberapa jam kemudian, dikabarkan Ayah Cesi meninggal dunia karena kehilangan banyak darah, Cesi yang begitu polos karena masih anak-anak hanya bisa menangis dan teriak memanggil ayah dan ibunya. Beberapa hari kemudian semua orang yang luka-luka sembuh dan bisa dibawa pulang, sedangkan Cesi tidak tau menau akan hal yang menimpanya yang hanya dirawat oleh seorang suster di Rumah Sakit tersebut. Karena kasihan dan tidak tega meninggalkan Cesi yang berumur 4 tahun yang tidak mempunyai keluarga. Akhirnya dengan kebaikan hati seorang suster rela mau mengasuh mengasihi dan membawa pulang Cesi ke rumahnya, karena kebetulan waktu bekerjanya sudah selesai hingga akhirnya sampai dirumah bersama Cesi. Suster menanyakan kepada Cesi “bagaimana rasanya sekarang?” Cesi tidak menjawab apapun “...(diam)” Cesi hanya terdiam dan mukanya yang masih begitu shock akan kejadian yang menimpanya beberapa hari yang lalu, disini suster berfikir untuk bertanya identitas ibunya kepada Cesi, akan tetapi tidak jadi karena Cesi yang masih terdiam kaku seperti kayu yang ditanam di tanah. Beberapa bulan kemudian, Cesi menerima semua kejadian yang menimpanya karena beberapa bulan kebelakang Cesi terdiam kaku itu tandanya Cesi belum bisa menerima semua yang menimpanya, Cesi berbicara dan menceritakan semuanya ke suster tersebut, Cesi memanggilnya dengan sebutan Tante Sus. Dan pada saat itu Tante Sus menanyakan akan hal ibunya, Cesi ingat dengan ibunya yang bernama Ratna dan ibunya tinggal di Bandung. Keesokan harinya Tante Sus mencari tau identitas ibunya dan mengirim seseorang untuk mencari tau ke Bandung tentang Ibu Cesi. Beberapa hari kemudian orang suruhannya sudah mengetahui alamat dari Ibu Ratna dan Ibu Ratna ternyata sudah menikah lagi bersama laki-laki yang bernama Ganjar. Dan Ibu Cesi sedang mengandung 2 bulan anak dari Ganjar. Cesi yang berumur 4 tahun itu sudah mengerti akan hal dia harus mematuhi apa yang Tante Sus katakan. Cesi ditinggalkan oleh Tante Sus di rumahnya bersama pembantu Tante Sus.
Pagi hari Tante Sus mengunjungi rumah Ibu Ratna ke Bandung bersama suruhannya. Siang hari Tante Sus sampai di Bandung dan suruhannya menunjukan arah dimana tempat tinggal Ibu Ratna berada. Saat Tante Sus dan suruhannya sampai kebetulan Ibu Ratna dan Suaminya sedang ada dirumah, “Hallo ibu, selamat siang, apakah kita mengganggu ibu” dan ekspresi dari keduanya sangat kaget, sangat mencengangkan sampai pada awalnya mereka tiba-tiba marah dan mengusir Tante Sus dan suruhannya “Ada perlu apa ya? Perasaan kita tidak punya masalah dengan siapapun”.Tante Sus menjelaskan kepada mereka bahwasannya kehadiran dari kita itu niatnya baik untuk mempertemukan anak ibu yang bernama Chelsea “Maaf ibu pak jika kami mengganggu, kami hanya ingin menceritakan tentang anak ibu yang bernama Chelsea, apakah ibu ada waktu untuk berbincang?” Ibu Ratna dan Bapak Ganjar mempersilahkan masuk kedalam rumahnya untuk berbincang “Ya, silahkan masuk” Tante Sus memperkenalkan dirinya kepada mereka dan menjelaskan semua kejadian yang menimpa suami dan anaknya. Raut wajah mereka sangan mengagetkan karena Ibu Ratna tidak tau menau akan hal yang menimpa suami dan anaknya hari itu.
Pada waktu itu, Ibu Ratna sangat kawatir akan keselamatan suami dan anaknya, setiap hari sepulang kerja Ibu Ratna selalu mencari suami dan anaknya hingga larut malam. Sampe akhirnya Ibu Ratna jatuh di titik stres yang mendalam sedalam laut samudra. Sekian lama dari stress yang telah mengelilinginya Ibu Ratna berada dititik setengah lupa akan hal yang menimpanya dan fokus bekerja. Saat bekerja Ibu Ratna bertemu dengan seorang pria yang bernama Ganjar, Ganjar adalah teman sepekerjaannya yang baru masuk hari itu. Beberapa hari kedepan Ganjar sangat penasaran kenapa raut Ibu Ratna selalu tidak enak dipandang atau murung. Ganjar selalu menanyakan akan hal yang sedang menimpanya “Apakah ibu ada masalah?” tetapi Ibu Ratna selalu tidak menjawab “..(diam)” setelah ditanya pertanyaan yang sama oleh Ganjar, Ibu Ratna pasti langsung terlihat sedih dan mengalihkan pembicaraan, karena Ganjar sangat penasaran Ganjar mencoba mendekati Ibu Ratna agar Ibu Ratna bisa memberitahu apa yang sudah terjadi dan Ganjar bisa menghibur apa dengan tepat sesuai masalah yang sedang dihadapinya dan Ibu Ratna merespon semua perlakuan dari Ganjar. 2 hari berlalu Ganjar mencoba lagi bertanya kepada Ibu Ratna “Apakah kamu sudah siap untuk cerita kepada saya? Kalau belum siap tidak apa-apa, saya aku tunggu sampai siap dan meredakan yang dirasakan oleh kamu” dan Ibu Ratna menjelaskan sedikit demi sedikit.
Beberapa minggu kedepan Ibu Ratna dan Ganjar saling jatuh cinta. Pada malam hari Ganjar menemui Ibu Ratna di rumahnya untuk menyatakan perasaan yang sebenarnya, perasaan yang terpendam di lubuk hati yang terdalam “Apakah kamu mau jadi istriku, pendampingku?” Ibu Ratna memberi jawaban yang menyenangkan, Ibu Ratna juga sama menyukai Ganjar karena Ganjar adalah orang yang pertama kalinya berani untuk berbicara kepada Ibu Ratna ketika Ibu Ratna sedang dalam kesusahan “Ya, saya mau” Kemudian tidak lama dari itu Ganjar menikahi Ibu Ratna hingga sekarang Ibu Ratna sedang mengandung anak dari Ganjar 2 bulan. Ibu ratna minta tolong kepada Tante Sus untuk mengurus dan mengasihi Cesi, karena Ibu Ratna berfikir bagaimana jika nanti perlakuan Ganjar kepada Cesi akan berbeda dengan perlakuan kepada anak kandungnya.
Disitu Tante Sus diam dan bengong secara sengaja, karena Tante Sus berfikir kenapa harus begini memberikan Cesi ke orang yang Ibu Ratna tidak tau asal usulnya dan begitu percaya kepada Tante Sus. Karena Tante Sus menyayangi Cesi yang sudah dianggap sebagai anak sendiri, maka Tante Sus menerima dengan senang hati untuk mengasihi anak dari Ibu Ratna yang bernama Cesi.
Tidak lama dari itu Tante Sus pamit untuk pulang dan menemui Cesi dirumahnya. Begitu sampai dirumah Tante Sus begitu cepat memeluk Cesi dengan raut muka sedih. Cesi bertanya dengan keluguannya “Kenapa Tante Sus terlihat sedih?” Tante Sus menjawab “Tidak kenapa-kenapa sayang (Tante Sus memikirkan perkataan Ibu Ratna dan berfikir jika Cesi mengetahui perkataan ibunya, pasti Cesi tidak akan bisa menerima dan membenci ibunya, karena Cesi pasti bertanya-tanya kenapa Ibu Ratna tidak mau mengurus Cesi, lebih baik Tante Sus tidak berbicara, dan fokus untuk mengurus Cesi menjadi anak yang baik dan sukses)”
13 tahun kemudian, Tante Sus berhasil menjadikan Cesi sebagai anak yang baik, pintar dan penurut. Saat ini Cesi duduk di kelas XII SMA, Cesi sekolah di SMA BUMI BHAKTI. Pada saat itu sudah waktunya sekolah menerima siswa-siswi baru, kebetulan Celine anak dari Ibu Ratna dan Bapak Ganjar disekolahkan di sekolah yang sama yaitu SMA BUMI BHAKTI. Beberapa bulan berjalan, ada waktu dimana Celine sedang berjalan di jajaran depan kelas XII sambil ngobrol bersama teman-temannya, Celine mempunyai mata yang cantik tetapi terlihat songong, kemudian Cesi melihat Celine dan kebetulam Celine pun melihat Cesi, dan Cesi merasa kesal dan jijik akan tingkah Celine karena ketawa-ketawa tidak jelas, dan raut matanya yang terlihat begitu songong. Cesi ngegibah bareng teman-temannya membicarakan tentang Celine si adik kelas.
Keesokan harinya Celine dan Cesi berpapasan jalan tidak saling menatap dan akhirnya mereka menyenggol bahu. Cesi langsung menatap Celine dengan tatapan tajam dan Celine langsung meminta maaf kepada Cesi meskipun tidak sepenuhnya salah Celine “Maaf Ka tidak sengaja soalnya tadi tidak liat”. Celine takut karena masih adik kelas dan tidak berani untuk menantang. Cesi pun mendelik karena memang tidak suka kepada Celine.
Dua hari kemudian, di pagi hari Cesi dan Celine sama-sama baru sampai di sekolah, mereka bertemu dan Celine melihat dan menatap Cesi dengan tatapan biasa aja. Cesi berfikir itu orang ngapain lihat-lihat, lihatnya juga gitu lagi kayak yang tidak suka. Cesi langsung menghampiri Celine dan bertanya sambil ngegas “Maksud Lo lihat-lihat apa? Biasa aja dong lihatnya kayak yang ga pernah lihat orang cantik aja” Celine menjawab “Ngga Ka maaf” Cesi langsung pergi karena takut. Cesi makin Tidak suka sama tingkah Celine, setiap kali mereka berpapasan Cesi pasti ngedelik matanya, begitupun Celine membicarakan Cesi bersama teman-temannya kalo Cesi beda dari yang lain, kaka kelas lain biasa aja sedangkan Cesi begitu. Setiap kali mereka ketemu pasti mereka matanya selalu mendelik satu sama lain.
Memasuki semester terakhir, Ibu Ratna bercerita kepada Celine bahwa dia mempunyai kakak tapi beda ayah, Ibu Ratna menceritakan semuanya karena Celine sangat ingin tahu. Ekspresi Celine kaget dan tidak terima bahwa Cesi adalah kakaknya. Selang waktu 2 hari Cesi sangat penasaran kemana orang tuanya, kenapa Tante Sus yang mengurus dari kecil hingga sekarang, Tante Sus menceritakan semuanya dan memjnta maaf kepada Cesi bahwa Tante Sus tidak bermaksud buat menyembunyikan latar belakang Cesi. Saaat Cesi tau kalau Celine itu adiknya, Cesi sangat tidak terima dan pergi kekamar untuk merenung.
Seminggu kemudian Cesi dan Celine mulai bisa menerima satu sama lain dan mereka dipertemukan dirumah Tante Sus, semuanya menangis ketika melihat keluarga mereka bersatu meskipun tanpa Ayah Bima. Ibu Ratna sangat berterimakasih kepada Tante Sus dan tidak akan pernah melupakan Tante Sus yang sudah mengasihi Cesi. Mereka semua berkumpul dirumah Tante Sus, ketika malam tiba mereka semua pulang ke bandung dan berbahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H