Mohon tunggu...
Eliyah Liya
Eliyah Liya Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis dan membaca adalah sebuah hobi. Tidak senang bertele-tele namun menikmati segala kerumitan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jebakan Itu Berupa Nikmat, Hati-Hati!

14 Agustus 2023   17:05 Diperbarui: 14 Agustus 2023   17:31 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sesungguhnya Allah Dialah maha pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh." (Q.S Az-Zariyat: 58).

Secara umum, seringkali kita berpikir bahwa rezeki itu hanya berbentuk uang atau harta. Padahal, makna rezeki tidak sesempit hanya terpatok pada uang yang kita miliki. Ketika manusia masih bisa bertahan hidup dengan keimanan yang ada dalam dirinya, itu juga bagian dari rezeki. Ketika kita dikelilingi orang yang baik itu juga rezeki. Rezeki begitu luas jangkauannya. Maka dari itu, jangan pernah kita mengorbankan sesuatu yang jauh lebih berharga demi mendapatkan harta. Allah Swt., telah menetapkan rezeki setiap hamba yang tidak akan salah takar apalagi tertukar. Rasa syukur yang ada dalam diri manusia membuat segala sesuatu akan terasa cukup, terlepas besar kecilnya harta yang dimiliki.

Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita menjumpai orang-orang yang tidak beriman dan tidak taat kepada Allah Swt., tetapi memiliki banyak harta dan diliputi kebahagiaan dunia. Sebaliknya, kita sering melihat orang-orang yang rajin beribadah, taat kepada Allah Swt., akan tetapi rezekinya biasa-biasanya saja. Perlu kita pahami fenomena ini bahwasannya dalam Islam, hal itulah yang disebut istidraj. Ciri istidraj adalah ketika mendapatkan kenikmatan yang berlimpah padahal ia sendiri jarang melakukan ibadah.

Istidraj adalah azab berbentuk nikmat yang diberikan kepada orang-orang tidak beriman kepada Allah. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an surah Al-An'am ayat 44, "Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu (kesenangan) bagi mereka."

Baca juga: Amalan Ringan Mampu Datangkan Rezeki dan Kenikmatan https://alazharpeduli.or.id/publikasi/artikel-berita/p/amalan-ringan-mampu-datangkan-rezeki-dan-kenikmatan

Dalam hadis riwayat Ahmad juga dijelaskan bahwa, "Jika kamu melihat Allah memberi kepada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah." (HR Ahmad).

Istidraj menjadi sangat berbahaya apalagi terhadap seorang muslim yang sudah memahami hakikat istidraj. Ujian ini akan membuat orang-orang lalai terhadap perintah Allah Swt., menjadi jumawa, dan lupa mempersiapkan diri untuk bekal di akhirat kelak.

Cara agar terhindar dari istidraj adalah harus berhati-hati dalam menjalani hidup; perbanyak bersyukur dengan besar kecilnya harta yang dimiliki, tingkatkan ibadah kepada Allah, dan berdoa meminta perlindungan-Nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun