Mohon tunggu...
ELI TRIANA
ELI TRIANA Mohon Tunggu... Guru - Guru Kimia di SMAN 7 Bekasi

Sebagai guru kimia banyak tantangan dalam melakukan pengajaran Kimia yang menyenangkan. Mencari metode yang sesuai dengan gaya belajar anak merupakan harapan yang saya ingin laksanakan supaya tercipta pembelajaran kimia yang mudah dan mneyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Metode STEM dalam Pembelajaran Kimia

12 Januari 2024   17:59 Diperbarui: 12 Januari 2024   18:03 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


METODE STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) adalah pendekatan pembelajaran  yang mengintegrasikan konsep-konsep dari ilmu sains, teknologi, rekayasa, dan matematika dalam satu konteks pembelajaran. Dalam pembelajaran kimia, metode STEM dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih kontekstual, praktis, dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa cara untuk menerapkan metode STEM dalam pembelajaran kimia:

  1. Proyek Berbasis STEM:

    • Siswa dapat diinstruksikan untuk menyelesaikan proyek-proyek kimia yang melibatkan konsep sains, teknologi, rekayasa, dan matematika secara bersamaan. Contohnya, merancang eksperimen kimia, membangun model molekul, atau mengidentifikasi solusi teknologi untuk masalah kimia tertentu.
  2. Inovasi dan Desain:

    • Memasukkan elemen desain dan inovasi dalam pembelajaran kimia, seperti merancang produk kimia yang aman, atau menciptakan solusi untuk masalah lingkungan yang terkait dengan kimia.
  3. Simulasi dan Penggunaan Teknologi:

    • Menggunakan perangkat lunak simulasi kimia atau perangkat teknologi seperti sensor untuk mengukur parameter kimia secara real-time. Hal ini memberikan siswa pengalaman praktis dalam memahami konsep-konsep kimia.
  4. Pembelajaran Berbasis Masalah:

    • Menyajikan masalah atau tantangan yang nyata yang memerlukan pemahaman konsep-konsep kimia untuk diselesaikan. Siswa dapat bekerja sama untuk mencari solusi dan menerapkan pengetahuan STEM dalam prosesnya.
  5. Kolaborasi Antar Disiplin:

    • Mendorong kolaborasi antara mata pelajaran sains, teknologi, rekayasa, dan matematika. Guru dapat bekerja sama untuk menyusun program pembelajaran yang terintegrasi.
  6. Kunjungan ke Industri atau Laboratorium:

    • Mengorganisir kunjungan ke industri atau laboratorium kimia untuk memberikan pengalaman langsung kepada siswa tentang penerapan konsep-konsep kimia dalam dunia nyata.
  7. Penekanan pada Keterampilan Abad ke-21:

    • Fokus pada pengembangan keterampilan abad ke-21 seperti pemecahan masalah, kolaborasi, kritis berpikir, dan komunikasi melalui proyek-proyek STEM.
  8. Pembelajaran Berbasis Tim:

    • Menyusun kegiatan pembelajaran yang mendorong siswa bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah atau menyelesaikan proyek.
  9. Penggunaan Alat dan Peralatan Modern:

    • Menggunakan alat dan peralatan modern dalam pembelajaran kimia, seperti spektrofotometer, kromatografi, atau peralatan laboratorium canggih lainnya.
  10. Refleksi dan Evaluasi:

    • Memberikan waktu bagi siswa untuk merefleksikan pengalaman pembelajaran STEM mereka dan mengevaluasi solusi yang mereka hasilkan.

Penerapan metode STEM dalam pembelajaran kimia dapat memotivasi siswa, mengembangkan keterampilan berpikir kritis, dan memberikan pemahaman yang lebih menyeluruh tentang aplikasi konsep kimia dalam kehidupan nyata dan yang pasti pembelajaran kimia yang tadinya dianggap pelajaran yang sulit dan membosankan menjadi lebih menarik bagi anak-anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun