Mohon tunggu...
Elisya Nurmaya
Elisya Nurmaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pemeriksaan Radiologi sebagai kunci deteksi dini penyakit yang masih kurang dimanfaatkan

15 Desember 2024   11:57 Diperbarui: 15 Desember 2024   11:56 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pemeriksaan radiologi semakin menjadi elemen penting dalam dunia kesehatan, terutama untuk mendukung deteksi dini berbagai penyakit seperti kanker, stroke, dan gangguan jantung. Namun, pemanfaatannya di kalangan masyarakat Indonesia masih terbilang rendah, sebagian besar disebabkan oleh minimnya pemahaman dan kekhawatiran terhadap paparan radiasi.
Radiologi merupakan salah satu bidang ilmu kesehatan yang memiliki peran krusial dalam mendukung diagnosis dan pengobatan berbagai penyakit . Dengan memanfaatkan teknologi pencitraan medis seperti rontgen, computed tomography (CT) scan, magnetic resonance imaging (MRI), dan ultrasonografi (USG), radiologi memungkinkan dokter untuk melihat struktur internal tubuh manusia secara non-invasif. Kemajuan dalam bidang ini tidak hanya meningkatkan akurasi diagnosis tetapi juga mempercepat proses pengambilan keputusan medis, yang sangat penting dalam penanganan penyakit yang membutuhkan intervensi segera, seperti kanker, penyakit jantung, dan gangguan saraf.
Namun, di tengah pesatnya perkembangan teknologi radiologi, kesadaran masyarakat Indonesia terhadap manfaat dan pentingnya pemeriksaan radiologi masih tergolong rendah . Banyak orang yang hanya mengenal pemeriksaan radiologi dalam konteks tertentu, seperti saat mengalami cedera atau sakit parah. Padahal, pemeriksaan radiologi memiliki peran yang jauh lebih luas, termasuk sebagai alat deteksi dini penyakit kronis yang sering kali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Deteksi dini ini menjadi kunci untuk meningkatkan peluang kesembuhan dan mengurangi biaya pengobatan jangka panjang.
Di sisi lain, sejumlah mitos dan kesalahpahaman yang berkembang di masyarakat turut menjadi penghambat pemanfaatan pemeriksaan radiologi secara optimal. Ketakutan terhadap paparan radiasi, misalnya, sering kali membuat orang enggan menjalani pemeriksaan meskipun telah direkomendasikan oleh dokter. Kurangnya informasi yang akurat dan terbuka tentang keamanan teknologi radiologi modern menyebabkan masyarakat enggan memanfaatkan layanan ini, bahkan dalam situasi yang sebenarnya sangat membutuhkan.
Dr. Maya Santoso, seorang dokter spesialis radiologi dari RSUD Dr. Soetomo, menjelaskan bahwa radiologi saat ini telah mengalami kemajuan teknologi yang signifikan. "Teknologi modern memastikan dosis radiasi yang diterima pasien sangat minim dan aman. Pemeriksaan seperti rontgen, CT scan, dan MRI sangat membantu dokter dalam mendiagnosis penyakit secara akurat," ungkapnya saat ditemui dalam seminar kesehatan radiologi di Surabaya, Senin (9/12).
Meski demikian, stigma dan mitos yang beredar masih menjadi tantangan. Salah satunya adalah anggapan bahwa pemeriksaan radiologi hanya dilakukan saat kondisi penyakit sudah parah. Padahal, menurut Dr. Maya, pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mendeteksi penyakit sejak dini, bahkan sebelum gejala muncul.
Sejalan dengan itu, Dinas Kesehatan Jawa Timur tengah menggalakkan kampanye edukasi tentang pentingnya pemeriksaan radiologi sebagai bagian dari upaya preventif. "Kami berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat melalui penyuluhan, baik di fasilitas kesehatan maupun di komunitas. Harapannya, masyarakat lebih memahami manfaat pemeriksaan radiologi," ujar Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur, Dr. Agus Setiawan.
Sementara itu, salah satu mahasiswa Universitas Airlangga, Rina Aditya, yang aktif dalam kegiatan pengabdian masyarakat, mengungkapkan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam menyebarluaskan informasi yang benar tentang kesehatan. "Sebagai mahasiswa, kami bisa membantu masyarakat memahami bahwa pemeriksaan radiologi itu aman dan penting. Ini juga bagian dari tanggung jawab kami untuk mendukung visi Indonesia Sehat 2045,"
Pemeriksaan radiologi di Indonesia juga menghadapi tantangan lain, seperti akses yang terbatas di daerah terpencil. Sebagian besar fasilitas radiologi terkonsentrasi di kota-kota besar, membuat masyarakat di wilayah pedesaan sulit mendapatkan layanan ini. Biaya pemeriksaan yang relatif mahal juga menjadi hambatan, terutama bagi masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah . Meskipun pemerintah telah menyediakan subsidi untuk beberapa layanan kesehatan, pemeriksaan radiologi masih belum sepenuhnya terjangkau bagi semua kalangan.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat. Pemerintah dapat memainkan peran penting dengan memperluas ketersediaan fasilitas radiologi di seluruh wilayah Indonesia, terutama di daerah-daerah terpencil. Penyediaan alat radiologi portabel dan pelatihan tenaga medis lokal dapat menjadi solusi jangka pendek yang efektif .Selain itu, kampanye edukasi yang masih perlu dilakukan untuk menghilangkan stigma dan mitos yang beredar di masyarakat tentang bahaya radiologi.
Dukungan dari tenaga medis juga sangat penting. Dokter dan tenaga kesehatan lainnya harus aktif memberikan informasi kepada pasien tentang manfaat dan keamanan pemeriksaan radiologi. Pendekatan yang lebih humanis dan edukatif dapat membantu masyarakat merasa lebih nyaman dan percaya untuk menjalani pemeriksaan ini.
Masyarakat sendiri juga perlu berperan aktif dengan membuka diri terhadap informasi yang benar mengenai kesehatan, termasuk pemeriksaan radiologi. Media sosial dan komunitas lokal dapat menjadi platform yang efektif untuk menyebarluaskan informasi ini. Generasi muda, terutama mahasiswa, juga dapat mengambil peran sebagai agen perubahan dengan mengedukasi lingkungan sekitar tentang pentingnya pemeriksaan radiologi.
Dengan upaya kolaboratif ini, diharapkan hambatan-hambatan dalam akses dan pemanfaatan pemeriksaan radiologi dapat diatasi. Pemeriksaan radiologi bukan hanya alat diagnosis, tetapi juga investasi kesehatan jangka panjang yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Di masa depan, layanan radiologi yang lebih merata dan terjangkau akan menjadi salah satu fondasi utama dalam mewujudkan visi Indonesia Sehat 2045.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun