Covid-19 merupakan penyakit menular, yang berarti dapat menyebar baik secara langsung maupun tidak langsung dari satu orang ke orang lain. Kondisi ini menyerang sistem pernapasan seperti hidung, tenggorokan, dan paru-paru.Â
Rumitnya penanganan wabah dengan belum ditemukannya vaksin dan obat untuk penyembuhan pasien Covid-19 serta terbatasnya alat pelindung diri (APD) untuk tenaga kesehatan membuat pemerintah menerapkan kebijakan ketat untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.
Salah satu cara untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 adalah dengan melakukan pembatasan interaksi masyarakat yang diterapkan dengan istilah physical distancing.Â
Namun, kebijakan physical distancing tersebut dapat menghambat laju pertumbuhan dalam berbagai bidang kehidupan, baik itu bidang ekonomi, sosial, budaya dan tentu saja pada bidang pendidikan.
Diantara kebijakan yang diambil dalam bidang pendidikan adalah dengan menonaktifkan kegiatan perkuliahan di lingkungan kampus untuk melakukan sterilisasi serta melakukan karantina mandiri mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan, termasuk tidak melakukan aksi pertemuan di tempat umum sekaligus menghidupkan perkuliahan dan bimbingan tesis/skripsi secara daring.
Evaluasi memegang peranan yang sangat penting dalam proses pendidikan, kegiataan evaluasi selalu didahului dengan kegiatan pengukuran dan penilaian. Tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan adalah untuk meningkatkan kinerja individu maupun lembaga yang bersangkutan.Â
Diperlukan fleksibilitas dalam menentukan dan merancang system penilaian saat lingkungan pembelajaran berubah. Selama masa perkuliahan daring ini, para dosen melakukan penilaian dan evaluasi pembelajaran ketika proses belajar mengajar dengan menggunakan instrument seperti; forum diskusi, tugas dan ujian.Â
Baca juga: Dampak Belajar Daring Terlalu Lama
Setelah melakukan proses perkuliahan selama beberapa pekan, mahasiswa pasti mengalami beberapa kesulitan yang dihadapi dalam menjalankan forum diskusi, karena ada beberapa dosen yang tidak menjelaskan materi yang sedang dibahas, kemudian ketika ada pertanyaan pertanyaan yang muncul dosen tidak merespon jawaban mahasiswa sebagai penengah dari permasalahan yang dibahas, sehingga mahasiswa belum mengetahui secara pasti mengenai kebenarannya.Â
Selain itu ketika mengerjakan tugas dan ujian, mahasiswa mengalami beberapa kendala seperti; mahasiswa kurang memahami materi yang selama ini disampaikan, kendala jaringan, singkatnya waktu yang telah ditetapkan pada saat ujian, dan juga sulitnya mencari sumber referensi.
Problematika yang terjadi tentu mempunyai beberapa alasan seperti, memerlukan kesiapan perangkat, memerlukan paket data internet, serta tidak semua dosen dan mahasiswa siap dan mampu mengoperasikan system pembelajaran daring secara cepat.Â
Karena pengajaran bukan hanya perkara apa yang dipikirkan dan dilakukan pendidik ke peserta didik, tetapi lebih dari itu. Keberhasilan dari suatu pengajaran tidak hanya ditentukan dari seberapa terorganisasinya perkuliahan yang disediakan oleh dosen, tetapi juga butuh keaktifan dari mahasiswa, terlebih lagi pada masa perkuliahan daring seperti sekarang ini.
Evaluasi akan memberikan informasi tentang komponen mana yang dapat berfungsi dengan baik, mana yang tidak, dan bagaimana cara meningkatkan kinerja program tersebut, serta persyaratan apa yang diperlukan untuk melakukan perbaikan. Artinya, evaluasi bertujuan untuk membantu memperbaiki program agar dapat berjalan dengan lebih baik.
Pada saat sekarang ini, seorang pendidik perlu untuk mengorganisasikan pembelajaran agar peserta didiknya mampu mengakses, mengeksplorasi dan memahami suatu materi dalam pembelajaran.Â
Untuk mendukung hal tersebut, penting bagi para dosen untuk lebih sabar dan mengupayakan suasana belajar yang kondusif, serta komunikasi yang lebih terbuka perlu dibangun dalam kelas yang seratus persen penyampaiannya dilakukan secara daring. Â
Selain itu, pengajaran daring seperti sekarang ini juga perlu di dukung oleh kesadaran dan partisipasi aktif para mahasiswa untuk belajar. Dalam pembelajaran daring, mahasiswa perlu membiasakan diri belajar secara mandiri dan dapat bertanggungjawab terhadap pembelajarannya sendiri.
Untuk menilai hasil belajar mahasiswa dalam pembelajaran daring, diperlukan langkah-langkah sistematis agar asesmen yang dilakukan benar benar dapat mengukur capaian belajar yang telah ditetapkan.Â
Ada dua jenis asesmen yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran daring, yaitu asesmen mandiri dan asesmen oleh dosen. Asesmen mandiri dilakukan sendiri oleh mahasiswa setelah mempelajari satu atu lebih pokok bahasan, untuk mengukur capaian pembelajarannya, dapat berupa bentuk kuis dan latihan.Â
Baca juga: Peran Guru Selama Belajar Daring di Tengah Pandemi
Sedangkan asesmen oleh dosen dipersiapkan dan dilakukan oleh dosen untuk mengukur capaian hasil belajar mahasiswa, dapat ditagih melalui tugas, ujian tengah semester dan ujian akhir semester.Â
Langkah langkah yang harus dilakukan dosen untuk mempersiapkan asesmen meliputi; penentuan kompetensi, pembuatan perencanaan asesmen, pengembangan alat ukur berdasarkan kisi-kisi.Â
Setelah pembelajaran daring dilakukan maka diperlukan kegiatan evaluasi terhadap program pembelajaran tersebut. Hasil evaluasi pembelajaran daring berupa masukan-masukan untuk memperbaiki program pembelajaran.
Dalam kaitan ini, dosen harus memiliki pandangan yang lebih luas dan komprehensif agar proses pembelajaran menjadi lebih bermakna dan memperkaya pengetahuan bagi peserta didik. Mahasiswa diharapkan tidak hanya memiliki pengetahuan yang kognitif saja, tetapi juga dapat memiliki kecakapan pada aspek efektif dan psikomotorik.
Rekomendasi
Penulis akan merekomendasikan tips kepada teman teman sekalian bagaimana caranya agar selama melakukan pembelajaran daring teman teman tidak kesulitan dalam melaksanakan evaluasi yang dijalankan oleh dosen, seperti pada saat diskusi, jika ada materi yang belum dimengerti dan dosen tidak menjelaskan, sebaiknya teman teman usaha sendiri dalam mencari jalan keluarnya, bisa lihat jurnal melalui google scholar, buku melalui ipusnas, dan media lainnya yang mendukung bahan referensi.Â
Kemudian pada saat pelaksanaan ujian, agar waktu yang singkat bisa cukup, maka fokuslah pada soal yang diberikan oleh dosen, siapkan semua perangkat yang mendukung berjalannya ujian dan siapkan bahan ataupun materi yang berkaitan dengan soal ujian.Â
Selanjutnya pada saat mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen sebaiknya jangan menunda nunda pekerjaan, jangan biasakan system tenggat waktu (deadline).Â
Alhasil harus mengejar deadline tersebut sampai begadang hingga larut malam ketika mengerjakan tugas, hal ini tentu saja membuat tugas seperti beban dan membuat kita menjadi tidak fokus karena terburu buru.Â
Mengerjakan tugas dengan begadang juga akan berpengaruh pada kesehatan teman teman sekalian. Maka jangan pernah menunda pekerjaan, kerjakakan selagi bisa, dan jaga pola makan untuk kesehatan.
Kepada para dosen sebagai pengajar, perlu lebih optimal lagi dalam merancang dan mengorganisasi kelas, memberikan pengarahan dan bimbingan kepada mahasiswa, serta menyediakan fasilitasi interaksi dan diskusi yang memadai.Â
Upaya upaya itu diarahkan agar bisa mengajak mahasiswa untuk melakukan eksplorasi terhadap materi pembelajaran, memahami materi yang disampaikan, dan menerapkan pemahamannya dalam pemecahan masalah dan penugasan.Â
Masalah dan penugasan juga perlu dirancang agar bisa memancing rasa ingin tahu dan motivasi belajar mahasiswa. Tidak kalah penting, kelas daring juga perlu dioptimalkan lagi agar terwujud suasana sosial yang kondusif.
Pengalaman seperti sekarang ini, yaitu masa siaga virus corona bagi sebagian dosen merupakan pengalaman pertamanya melakukan pengajaran yang seratus persen daring.
Para dosen bisa membuat kotak saran ataupun angket yang diisi oleh mahasiswa, untuk melihat dan mengevaluasi proses pembelajaran daring berlangsung. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk evaluasi formatif yang nantinya akan digunakan untuk perbaikan pengajaran.
Suka duka pembelajaran daring menjadikan sebuah pengalaman baru, bahwa pembelajaran daring membutuhkan kerja keras yang luar biasa, baik dari segi jaringan dan konteksnya.Â
Namun demikian, semangat belajar harus selalu ada dan harapan kedepannya semoga keadaan dapat kembali seperti sediakala, sehingga dapat beraktifitas dengan normal dan bisa melakukan pembelajaran dengan bertatap muka secara langsung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H