Kali ini kita masuk ke bagian 2 Nah di sini sebagian besar itu membahas mengenai pentingnya memahami perbedaan antara aset dan liabilitas. Istilah yang super asing bagi kita. (khususnya bagi aku sih hehehe). Oke kita masuk ke pelajaran berharga di part 2 dari rich dad poor dad iniiii!!
ASET : bersifat menghasilkan atau menambah pemasukan.
LIABILITAS : mengeluarkan uang yang dipikir sebagai aset
Sebetulnya kalau kita bicara tentang aset ini merupakan kekayaan yang suatu saat dapat menambah nilai mata uang. Sedangkan liabilitas nilai mata uangnya semakin menyusut. Sebagai pengelola keuangan kita perlu mempertimbangkan antara pembelian aset dengan liabilitas.
Di bab ini banyak sekali kata-kata yang memang menunjukkan realita orang tua atau guru yang justru menganjurkan kita untuk mencari pekerjaan dengan jaminan menghindari kesalahan dan menghindari risiko. Inilah penyebab yang dapat menjadikan seseorang buta akan keuangan. Seseorang bisa sangat terdidik sukses secara profesional tapi buta soal keuangan. Banyak yang tidak ingin mempelajari tentang investasi.
Liabilitas contoh sederhananya yaitu bank, cicilan mobil, utang kartu kredit, pinjaman pendidikan. Ya bersifat mewah sih terdengar tapi dengan alasan itu sebagai investasi di masa yang akan datang kepemilikan bersifat menyusut nilai mata uangnya.
Sedangkan kalau aset contoh sederhananya yaitu Real Estate, saham  obligasi  aset kertas atau surat berharga negara, kekayaan intelektual.
Siklusnya : umumnya penghasilan bertambah pengeluaran juga bertambah, terkadang ada yang berpikir dengan penghasilan yang bertambah mereka dapat membeli rumah impian pajak baru membeli mobil baru furniture baru peralatan baru. Nah di sinilah liabilitas semakin bertambah.
Nah realita lagi penyakit para ibu-ibu ataupun kita juga ya termasuk di dalamnya terkadang kita kalap saat melihat barang-barang yang obral atau diskonnya besar-besaran. Nah karena hal Inilah kita jadi berpikir membeli barang yang memang terkadang kita tidak butuh kan Tapi karena dibanderol dengan obral diskon kita jadi membelinya.
Di buku ini juga membuka pikiran bahwa ketika aku dulu berpikiran rumah adalah aset. Nah di sini justru rumah adalah liabilitas.
Mungkin inilah salah satu penyebab bahwa banyak orang kaya yang justru berpenampilan sederhana bahkan rumahnya biasa saja tidak tergolong mewah atau memakai barang-barang branded.
Di sini juga menyadarkan khususnya saya sebagai guru bahwa sebaiknya sekolah itu harus yang menghasilkan orang-orang kreatif. Jangan sampai hanya mengkerdilkan dan menyampaikan dogma-dogma bahwa orang sukses adalah orang yang nilainya tinggi/orang yang pandai.
Realita:
1. Bila menyangkut rumah Kebanyakan orang bekerja seumur hidup untuk membayar rumah dan membuat pinjaman berjangka waktu puluhan tahun untuk melunasi rumah sebelumnya.
2. Terkadang pajak rumah yang memang tinggi ini membebani uang yang justru diperuntukkan untuk pensiun.
3. Nilai rumah tidak selalu naik. Tapi kenapa ada yang rela berutang demi rumah yang saat ini memiliki nilai jual jauh di bawah harga pembelian dulu.
Nah di bab ini kita harusnya terfokus pada aset artinya nilainya itu yang akan bertambah di waktu yang akan datang daripada kita hanya bekerja untuk uang membeli benda yang bersifat saat ini saja namun nilai jualnya turun di masa depan.
Inilah Kenapa orang kaya makin kaya, alasannya ini!
Oh iya menarik nih terkait dengan gaji di sini diidentikan bahwa gaji itu ibarat ilusi yang akan habis seketika jika kita tidak mengelolanya dengan baik.
Yuk mulai Pelajari Pendidikan Keuangan!!! Oh ya aku bisikin soal ini kita tidak dapatkan di sekolah loh jadi memang kita sebagai orang tua perlu memberikan pondasi sejak dini kepada anak terkait dengan pengelolaan keuangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H