Mohon tunggu...
Elis Parlisa Rahmawati
Elis Parlisa Rahmawati Mohon Tunggu... Guru - Calon Guru Penggerak angkatan ke -7 Kab. Indramayu

Bekerja di SMP NEGERI 2 HAURGEULIS Menyukai hal-hal baru, suka bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

14 April 2023   00:14 Diperbarui: 15 April 2023   23:13 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalamualaiku  Wr. Wb. 

Hai sobat, jumpa lagi dengan saya elis Parlisa Rahmawati Calon Guru Penggerak Angkatan ke -7 Kab. Indramayu

Disini saya akan memaparkan Rangkuman Hasil Pembelajaran Modul 3.1 tentang Pengambilan keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Filosofi Ki Hadjar Dewantara dengan Pratap Trilokanya yaitu " Ing ngarso sung tulodho,ing madyo mangun karso, tut wuri handayani " yang berarti di depan memberi teladan, ditengah membangun motivasi dan dibelakang memberi dukungan tentunya menjadi landasan bagi guru  sebagai pemimpin pembelajaran dan sebagai role model ditengah-tengah masyarakat  dalam mengambil sebuah keputusan yang  didasarkan pada rasa penuh tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal, serta berpihak pada murid demi tercapainya tujuan Pendidikan yaitu mengantarkan keselamatan dan kebahagiaan murid yang setinggi-tingginya sebagai individu dan anggota masyarakat.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Dalam setiap pengambilan keputusan akan selalu bersinggungan dengan prinsip-prinsip etika yang berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal antara lain Keadilan, Keselamatan, Tanggung Jawab, Kejujuran, Rasa Syukur, Lurus Hati, Berprinsip, Integritas, Kasih Sayang, Rajin, Berkomitmen, Percaya Diri, Kesabaran, Keamanan, dan lain-lain

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.

Keterampilan Coaching merupakan keterampilan menggali kemampuan orang lain dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi coachee. Coaching dengan alur TIRTA kita dapat mengidentifikasi masalah apa yang terjadi dan menggali ide-ide untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut dan sangat ideal dan efektif apabila dikombinasikan dengan Sembilan langkah konsep pengambilan  dan pengujian keputusan sebagai evaluasi terhadap keputusan yang kita ambil. Kegiatan "coaching" yang diberikan fasilitator saya dalam proses pembelajaran terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang kita ambil sangatlah efektif membantu berlatih mengevaluasi pilihan yang saya buat. Apakah keputusan itu sudah berpihak pada siswa, apakah sudah sesuai dengan kebajikan universal, apakah keputusan itu bermanfaat bagi banyak orang, apakah keputusan itu dibenarkan?

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Ketika guru dapat mengelola dan menyadari aspek social emosionalnya maka dalam mengambil sebuah keputusan tentunya tidak akan gegabah atau sembarangan. Keterampilan social dan emosional  sangat lah penting dalam pengambilan keputusan dengan Kompetensi KSE yang dimiliki guru yaitu dengan kesadaran diri,manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dapat mengelola kapasitas sosial dan emosionalnya dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab membutuhkan keterampilan sosial-emosional seperti kepercayaan diri, kesadaran diri (self awarness), kesadaran sosial, dan keterampilan sosial. Oleh karena itu, sangat diharapkan untuk dapat menerapkan diskresi dalam proses pengambilan keputusan, terutama dengan mengenali berbagai pilihan dan kemungkinan hasil serta meminimalkan kesalahan dalam proses pengambilan keputusan, terutama masalah dilema etika dimana keduanya sama-sama memiliki nilai kebenaran

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Sebagai seorang pendidik harus mampu melihat dan menyelesaikan masalah yang dihadapinya apakah kasus tersebut berkaitan dengan dilema etika atau bujukan moral. Ketika seorang pendidik dihadapkan pada sebuah kasus yang merupakan dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasar yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup disini kita dituntut agar dapat  bersikap reflektif, kritis, dan terbuka dalam menganalisis nilai-nilai kebajikan yang terkandung dalam sebuah pengambilan keputusan dilema etika. Hal yang penting dalam pengambilan keputusan adalah sikap yang bertanggung jawab dan mendasarkan keputusan pada nilai-nilai kebajikan universal serta berpihak pada murid. Dalam hal ini ada tiga prinsip yang membantu dalam mengambil keputusan yang mengandung dilema etika yaitu :

  • Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
  • Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
  • Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilah keputusan yang tepat tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif,kondusip,aman dan nyaman adalah dambaan semua pihak. Namun Setiap pengambilan keputusan sudah pasti akan selalu konsekuensi  yang mengikutinya. Dan setiap keputusan sudah pasti tidak akan bisa memuaskan semua pihak. Oleh karena itu seorang pemimpin pembelajaran haruslah mempunyai keterampilan dalam pengambilan keputusan yang memperhatikan tiga prinsip, dan telah melalui Sembilan langkah pengujian keputusan. Serta agar dapat melakukan perubahan positif diperlukan suatu pendekatan yang sistematis yaitu pendekatan inkuiri apresiatif BAGJA agar perubahan/keputusan dapat berpihak pada murid serta tercipta kondisi yang positif,kondusif,aman dan nyaman sesuai yang dicita-citakan

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tentunya akan selalu ada tantangan dalam setiap pengambilan keputusan yang berhubungan dengan dilema etika karena adalam diri kita sudah ada nilai-nilai kebajikan yang kita yakini. Oleh karena itu dalam menjalankan pengambilan keputusan kita perlu memperhatikan tiga prinsip yang akan membantu kita dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan dilemma etika yaitu Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) dan Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Dengan memperhatikan tiga prinsip tersebut sesuai acuan tentu ada kaitannya dengan perubahan paradigma dilingkungan saya karena keputusan yang diambil harus mementingkan kepentingan orang banyak dan berpihak pada murid dan bersandar pada nilai-nilai kebajikan serta dijalankan dengan penuh tanggung jawab sudah barang tentu akan menuju kepada perubahan yang lebih baik

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda? 

Pengambilan keputusan yang berdasarkan kepada nilai-nilai kebajikan,berpihak pada murid dan bertanggungjawab tentunya akan berpengaruh pada pengajaran yang memerdekakan murid-murid. Pembelajaran berdeferensiasi adalah salah satu contoh pengambilan keputusan yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda dan sebagai wujud pembelajaran yang memerdekakan yang disesuai kan dengan kesiapan,minat dan potensi belajar murid yang berbeda-beda latar belakangnya.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan tentunya dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya jika langkah atau keputusan yang diambil berpihak pada murid. Pendidik sebagai pemimpin pembelajaran diibaratkan seperti seorang petani yang menyemai benih,memupuk,menyirami dan mengolah lahan agar benih tersebut (murid) dapat tumbuh sesuai dengan kodratnya,dan mencapai kebahagian setinggi-tingginya sebagai pribadi maupun anggota masyarakat.

Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan yang dapat saya Tarik dari pembelajaran modul ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya adalah :

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran kita diharuskan dapat mengambil keputusan yang sesuai dengan filosofi Ki Hadjar Dewantara, dan pengambilan keputusan harus didasarkan pada budaya positif dengan menggunakan alur BAGJA yang akan yang akan mengantarkan pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman ( well being ) serta berkesadaran penuh (mindfulness) agar dapat menghantarkan perjalanan murid-murid menjadi murid yang berprofil pelajar pancasila

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

  • Yang saya pahami dari modul ini  adalah jika kita dihadapkan pada situasi dimana kita harus mengambil keputusan dalam situasi dilemma etika atau bujukan moral yang membingungkan  ada Sembilan langkah pengujian keputusan yang dapat dilakukan yaitu:
  • mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan
  • Siapa yang terlibat dalam situasi ini
  • Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi
  • Pengujian benar atau salah (uji legal,uji regulasi,uji publikasi,uji intuisi dan uji panutan)
  • Pengujian paradigma benar lawan benar (Individu lawan kelompok, keadilan lawan rasa kasihan,Kebenaran lawan kesetiaan,Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
  • Melakukan prinsip resolusi (Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking),Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking),Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
  • Investigasi opsi trilemma
  • Buat keputusan
  • Lihat lagi keputusan dan refleksikan

Dan hal yang menurut saya diluar dugaan adalah adanya opsi trilemma yaitu Ketika kita mengambil keputusan seringkali ada dua pilihan yang bisa kita pilih, kitab isa bertanya pada diri sendiri adakah opsi ketiga dari dua opsi pilihan penyelesain permasalahan tersebut. Terkadang ada penyelesaian kreatif yang muncul ditengah kebingungan yang tidak terfikirkan sebelumnya

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini saya pernah dituntut untuk mengambil keputusan namun tidak tahu situasi yang saya alami tersebut apakah situasi dilemma etika atau bujukan moral sehingga saya mengambil keputusan sasuai nilai-nilai yang saya yakini saja.

Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini Ketika mengambil keputusan tentunya hanya didasarkan pada nilai-nilai yang saya yakini saja namun setelah mempepelajari modul ini tentunya ada beberapa hal yang harus ddiperhatikan dalam mengambil keputusan terutama jika ada dalam situasi dilemma etika yaitu tiga prinsip,empat paradigma dan  Sembilan langkah pengambilan keputusan

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Sangat penting kerena dengan mempelajari modul ini kita menjadi lebih berhati-hati dalam setiap pengambilan keputusan . baik sebagai individu apalagi sebagai pemimpin pembelajaran.  saya jadi mengetahui panduan langkah-langkah menguji dan mengambil keputusan. Dan hal yang paling  penting dalam pengambilan keputusan adalah sikap yang bertanggung jawab dan mendasarkan keputusan pada nilai-nilai kebajikan universal.

Semoga bermanfaat 

Wassalamualaikum wr.wb

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun