Mohon tunggu...
Elis Parlisa Rahmawati
Elis Parlisa Rahmawati Mohon Tunggu... Guru - Calon Guru Penggerak angkatan ke -7 Kab. Indramayu

Bekerja di SMP NEGERI 2 HAURGEULIS Menyukai hal-hal baru, suka bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4 Budaya Positif

17 Desember 2022   22:14 Diperbarui: 17 Desember 2022   22:34 2342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamualaikum Wr. Wb

Salam dan Bahagia

Jumpa lagi Bersama saya Elis Parlisa Rahmawati dari UPTD SMP Negeri 2 Haurgeulis CGP Angkatan ke -7 Kab, Indramayu

Pada jurnal  refleksi dwi mingguan modul 1.4 kali ini saya akan merefleksikan Kembali apa yang telah saya alami selama saya mempelajari modul 1.4 ini dengan metode 4P

Fact (Peristiwa)

Dalam modul 1.4 tentang Budaya Positif ini banyak hal yang saya pelajari yang dimulai dari diri dengan mempelajari sub modul dengan tujuan pembelajaran khusus mengaktifkan pengetahuan awal apa yang telah dipelajari sebelumnya tentang konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara dihubungkan dengan konsep lingkungan dan budaya positif di sekolah. Kemudian dilanjut ke sub modul eksplorasi konsep yang mencakup beberapa bagian yaitu : Disiplin positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal, Lima Posisi Kontrol,teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi, Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas, Segitiga Restitusi. Dengan harapan setelah mempelajari sub-sub modul tersebut calon guru penggerak akan mampu menjadi motor penggerak perubahan budaya positif di satuan Pendidikan masing-masing dengan berkolaborasi bersama para pemangku kepentingan agar tercipta ekosistem sekolah yang lebih berpihak pada murid

Feeling (Perasaan)

Selama mempelajari modul ini saya banyak menemukenali pemahaman-pemahaman budaya positif yang berbanding terbalik dengan apa yang saya yakini selama ini, sebelum nya saya berkeyakinan bahwa penerapan  displin itu harus dengan pemaksaan, Ketika murid melanggar peraturan mereka harus menerima konsekuensi sesuai dengan apa yang mereka perbuat. Saya beranggapan disiplin akan berhasil apabila mereka mentaati aturan tanpa terkecuali, dan tanpa memikirkan efek jangka Panjang yang diterima oleh murid tersebut apakah mereka akan merasa nyaman atau bahkan sakit hati dengan kita. selain terbukanya pemahaman saya tentang penerapan budaya positif , saya juga merasa menyesal jika mengingat Ketika saya memposisikan diri saya dalam posisi kontrol sebagai seorang penghukum, jangan-jangan ada salah satu atau salah dua murid yang membenci saya karena pernah dihukum oleh dan mereka merasa tersakiti

Finding (Pembelajaran )

Pembelajaran yang saya dapatkan setelah mempelajari modul ini adalah bahwa sebagai calon guru penggerak harus mampu menempatkan diri dalam posisi kontrol yang tepat dalam penerapan budaya positif disekolah yaitu posisi kontrol sebagai manajer dengan menerapkan segitiga restitusi sebagai solusi Ketika ada murid yang melanggar keyakinan kelas karena dengan penerapan segitiga restitusi. Kenapa dengan segitiga restitusi ? karena dengan restitusi menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004)

Future (Perubahan)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun