Engkaulah mata hariku
Aku telah terwarnai oleh merona-mu
Hingga kau menghantar menutup mata
Dalam senyap dan membisu.
Setidaknya dalam diriku yang takÂ
menjadi milikmu dalam bayang indah.Â
Hati ini larut dalam kebersamaanmu
Menjadikannya hati kita bersua.Â
Aku bersembunyi dalam getaran nadimu
Seakan berirama degup jantungku dalam nadi yang bergejolak abadi menyimpan segala rindu. Mungkin ini, mungkin cinta, mungkin Tuhan.Â
Betapa indahnya bersamamu
Semoga kau tercipta hanya untukku
Mengisi kekosongan hati yang perih penuhÂ
Duka yang menyiksa batinku hingga kini.
Surabaya, 14 Agustus 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HBeri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!