Mohon tunggu...
Elison Manisa
Elison Manisa Mohon Tunggu... Freelancer - Penyair Rasa

Pendidikan, Lifestyle, Politik, Humaria, Literasi, Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Strategi Mengelola Keuangan Keluarga

2 April 2024   11:22 Diperbarui: 2 April 2024   11:28 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

p

Anak Bukan Investasi, Orang Tua Bukan Dana Darurat

Kalau belum menikah masalah keuangan sering  bermasalah dalam berkomunikasi dengan calon pasangan, bagaimana nantinya jika sudah menikah? Semakin sulit dan justru menjadi pemicu dalam pengelolaan keuangan tak henti. Supaya keuangan setelah menikah makin aman mari ajak pasangan kamu untuk membicarakan jangan hanya sekali dua kali saja, tetapi dibicarakan terus menerus hingga calon pasanganmu paham benar tujuan dan cita-cita dalam pernikahan. Jangan menikah sebelum membicarakan ini dengan pasangan!, yuk simak beberapa pertanyaan di bawah ini dengan saksama:

  • Bagimana kebiasan kalau ada masalah
  • Trauma masa kecil
  • Ekspektasi soal uang dan pekerjaan
  • Pandangan politik atau perbedaan
  • Riwayat sakit keras atau sakit bawaan
  • Hutang keluarga atau hutang pasangan
  • Parenting style
  • Minsed soal keuangan atau kekayaan
  • Perencanaan tempat tinggal yang di inginkan
  • Pengetahuan agama dan masalah keyakinan

Seperti apa prioritas keuangan yang benar dalam pengelolaan keuangan keluarga dan kelompok, prioritas itu sama seperti keadaan keuangan sekarang. Tetapi sebenarnya ada metode yang mempermudah kamu dalam mengatur prioritas keuangan supaya finansial kamu menjadi lebih baik, aman dan akan mudah terwujud dalam setiap impian.

      Langkah-langkah mengatur prioritas keuangan kamu seperti apa?

No

Dasar Strategi 1

Dasar Stragegi 2

Dasar Strategi 3

1

Bangun Amanan Keuangan

Miliki Kenyamanan Keuangan

Lakukan Distribusi Kekayan

2.

Tujuan memenuhi keuangan jangka pendek 1-12.

Tujuan memenuhi kebutuhan keuangan jangka menengah 1-5 tahun dan jangka panjang 5+.

Tujuan memindahkan kekayaan dalam jumlah dan langka yang tepat.

3

Lakukan:

  • Penuhi dana darurat dalam jangka 3-6 bulan pengeluaran.
  • Kelola dan catat cash flow keuangan bulanan.
  • Segera lunasi utang-untang konsumatif.
  • Miliki asuransi jiwa, kesehatan hingga penyakit kritis.

Lakukan:

  • Buat rencana keuangan beli rumah, dana darurat, pendidikan anak, liburan dll.
  • Tentukan prioritas utama dan hitung berapa uang yang dibutuhkan.
  • Mulailah berinfestasi agar uang kamu bekerja.

Lakukan:

  • Memberikan atau merencanakan keuangan untuk beramal.
  • Membuat surat wasiat.
  • Pastikan harta distribusikan sesuai keinginan.

4.

Peringatan:

Kalau kamu bermasalah disini bisa mengalami kebangkrutan.

Peringatan:

Kalau bermasalah disini, cendrung kurang puas, bahagia dan banyak tekanan.

Peringatan:

Jangan sampai kerja keras yang kamu bangun saat ini berantakan harta warisan.

Supaya lebih mudah dipahami, bisa juga dipahami dipelajari pengaturan keuangan:

  • Kenyamanan keuangan
  • Distribusi warisan, hibah dll.
  • Perencanaan pensiunan penghasilan pasif, penghasilan investasi cashflow
  • Tujuan keuangan investasi capital again, beli rumah dana pendidikan, dana liburan.
  • Keamanan keuangan
  • Manajemen risiko asuransi kesehatan, asuransi penyakit kritis, asuransi jiwa.
  • Cashflow penghasilan vs pengeluaran dana darurat, manajemen keuangan.

Bangun kebiasan baik dalam pengelolaan finansial:

Jangan sampai kebiasan buruk dan tidaksiapan kita dalam segi finansial justru menghancurkan masa depan anak-anak kita yang tidak mengetahui apapun tentang kita. Jadi ingat, ketika kamu memutuskan untuk menikah, itu artinya kamu memutuskan untuk membangun hidup dan masa depan untuk anak-anak kita. Kebiasaan keuangan orang tua yang menghancurkan masa depan anak-anak karean ekspektasi yang tinggi, misalkan:

  • Beli sesuatu karena gengsi
  • Maksakan diri sekolahkan anak ditempat yang mahal
  • Sering gali lubang buat tutup lubang alias berhutang
  • Tidak memiliki dana darurat
  • Menganggap anak sebagai dana investasi pensiunan
  • Tidak mengajarkan anak mandiri dalam pengelolaan keuangan dan tabungan

Jangan sampai kita terlalu kamu terlalu fokus kerja keras hingga lupa dan peduli dengan lain, padahal tidak selamanya kamu akan produktif. Kalau kamu mengalami sesuatu dan tidak punya back-up plan sama sekali, siapa yang bisa jamin keuangan kita bakal baik-baik saja. Dengan demikian jangan lupa investasikan kesehatan, keuangan, kerja keras kamu juga harus punya proteksi keuangan dengan baik.  

Surabaya, 02 April 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun