Cemas atau Bahagia Kelahiran Putra Putri Pertama?Â
Hai anak-anak taat pada orangtuamu, supaya hari-hari hidup bertambah dan umur panjang.
Ayah dan Ibu hanya tahu, bahwa mengasuh dan mendidik bukanlah hal yang muda, namun bukan berarti kehadiranmu menjadi sumber kesulitan hidup.
Kehadiran anak pertama menjadi awal mula perjuangan sebagai seorang Ayah dan Ibu.
Sebuah peran yang begitu ku impikan, namun menjalani membuat tertatih-tatih.
Ternyata menjadi ayah dan ibu tidak semudah itu. Sungguh lelah, menguras tenaga, emosi, psikologi, waktu, rasanya sangat berat. Rasa bersalah, cemas, tidak percaya diri, sering minder dengan berat badan yang tak seperti dulu, sehingga ada pertanyaan yang muncul dari pikiran bisakah menjadi ibu bagi suami dan anak-anak nantinya, atau malah kebalikan.
Mengapa sebagai ibu harus khawatir akan hal itu, bukanlah ada solusi dan jangan merasa bahwa kehadiran anak membawa dampak buruk bagi kehidupan keluarga.Â
Tapi bersyukurlah, sebagian pasutri tidak memiliki momongan, dan mereka juga minder dan cemas ketika melihat bayi tetangga atau saudara. Hal ini, tak sedikitpun kami ayah dan ibu menyesali takdir.Â
Carilah pengalaman hidup dari orangtua dan konseling pada pakarnya agar tahu tips membesarkan dan mendidik anak. Sebagaimana diketahui bahwa kita perlu belajar berbenah diri dan menjalani peran masing-masing sebagai ayah dan Ibu, ini hal yang perlu dilakukan setiap waktu.
Kehadiran anak adalah anugerah yang dititipkan Tuhan pada kita, dari anak kita belajar untuk menahan diri, dari anak kita belajar taat dan salin menghargai dan mengasihi. Hingga mempelajari banyak hal baru dengan mengandalkan Tuhan.
Menjadi ayah dan Ibu memiliki banyak kekurangan dari dalam, sehingga menjalani rumah tangga harus saling melengkapi dan memperbaiki hubungan jika terjadi hal-hal diluar dugaan. Karena kita bukan manusia yang sempurna dan penuh inspirasi, tetapi butuh solusi, waktu, pikiran, tenaga dan doa, untuk menjadi yang terbaik bagi keluarga.
Justru, hadirmu yang menempa karakter Ayah dan Ibumu menjadi perempuan dan laki- yang semakin dewasa, semakin kuat, semakin bijaksana, serta memahami mengapa dan bagaimana menjalani kehidupan tanpa harus mengeluh.
Dan kita sebagai ayah dan ibu ingin tahu, bahwa sejak lahir dirimu terlahir hingga besar nanti. Akan kami berjuang untuk menuntun, mendidik, dan membesarkan agar menemukan tujuan dan kebahagiaan hidup yang Tuhan sudah tentukan.
Tidak ada balasan yang kami harapkan dari orang kalian kami hanya berharap akan tumbuh besar menjadi anak yang takut akan Tuhan dan sebagai mana menyenangkan hati Tuhan dan sesama.
Efesus 6:2,4 (TB) Hormatilah ayahmu dan ibumu --- ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini:Â
Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.Â
"Terima kasih sayang, tetap belajar dan berjuang bersamaku"
Surabaya, 03/07/2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H