Mohon tunggu...
Elison Manisa
Elison Manisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jadikan pendidikan sebagai tools untuk membangun diri dan sesama.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hidup adalah perjuangan, selama nafas belum berhenti tetap belajar untuk menjadi inspirasi bagi dunia.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Rata-Rata Orang Resign Bukan karena Gaji, Tapi Karena

19 April 2022   21:29 Diperbarui: 19 April 2022   21:41 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manajemen yang tidak jelas

Sistem manajemen kinerja adalah suatu proses untuk menciptakan pemahaman bersama antara pemimpin penilai dan karyawan yang dinilai mengenai apa yang harus dicapai target perusahaan, unit kerja, individu dan bagaimana mencapainya kompetensi, serta metode yang tepat dibutuhkan beberapa contoh sebagai berikut:

- Menyusun administrasi yang jelas

- Melakukan persiapan kerja secara detail

- Manajemen keuangan 

- Manajemen waktu 

- Pemecahan masalah

- Kemampuan berkomunikasi

- Menulis

- Mendengar

- Kerja tim

Jika perusahaan memiliki manajemen yang jelas, maka perusahaan akan berkembang sesuai dengan contoh diatas, tetapi jika tidak sebaliknya perusahaan akan berjalan tanpa arah yang jelas. 

Kemampuan dan karir tidak berkembang

Mengelola pencapaian target perusahan target perusahaan, unit kerja, individu yang telah diterapkan. Mengembangkan kompetensi karyawan agar sesuai dengan kebutuhan kompetensi jabatan sehingga karyawan mampu melaksanakan tugas secara optimal sesuai unit kerja yang ada.

Rekan kerja yang kurang sportif

Rekan kerja adalah tim yang saling menghargai dan memberikan sport secara penuh dalam membangun relasi bersama pemimpin dan sesama karyawan dan masyarakat sekitar, bukan sebaliknya saling menjatuhkan dan mencari keuntungan di luar pekerjaan dengan menjelekkan menggunakan cara kotor, seperti:

- Memfitnah

- Mencari keuntungan dibalik kerja keras

- Mencari muka didepan pemimpin untuk mencari untuk menjelekkan teman sendiri atas prestasinya

- Mengkambing hitamkan kinerja

- Tidak mau berbagi wawasan

Atasan kurang Menghargai

Motivasi kerja akan terasa jika dapat memberikan usaha secara ekstra melebihi tugas semestinya. Namun hal bisa menyebalkan menjadi menyebalkan jika atasan malah tidak menganggap usaha ekstra tersebut dan telah berusaha sebaik mungkin. 

Karyawan yang mengalami hal seperti itu seringnya akan langsung menghitung waktu kerja sesuai dengan kewajibannya saja sehingga lebih efektif, efesien, inovasi dan kreativitas.

 

Kebanyakan di kasih janji busuk

Pemimpin sering memberikan janji-janji serta mengevaluasi kinerja pegawai dengan mengkritisi kinerja, tetapi memberikan penilaian berdasarkan beberapa peringkat berikut:

Menuntut Keadilan

Ketika pegawai bekerja dengan sangat baik sepanjang tahun, secara konsisten melampaui ekspektasi dan tuntutan pekerjaan mereka, tetapi nyatanya tidak ada apresiasi kepada karyawan dengan apapun, selainnya itu terlalu banyak janji. 

Ketika keberhasilan perusahaan terletak pada motifasi kerja dan janji-janji manis dari pemimpin tersebut maka tidak heran jika karyawan berhak mendesak pemimpin untuk memberikan hak, memaksakan agar perusahaan berhasil mencapai target, tetapi lupa memenuhi kebutuhan dasar karyawan sehingga berpotensi terjadi konflik sosial.

Menuntut Kualitas

Ketika karyawan tak mampu memenuhi ekspektasi dan tuntutan kualitas pekerjaan dan jauh dibawah standar atau tuntutan pekerjaan seringkali dibully dengan kesalahan yang sama akibat pekerjaan jadi tersendat.

Pemimpin yang konsisten harus selalu mampu memberikan penjelasan atas penilaian kinerja dari keseluruhan pegawai yang ada. Sebagai pegawai perlu memiliki pemahaman akan hasil penilaian kinerja yang memberikan kontribusi secara penuh sesuai dengan permintaan untuk memperbaiki kinerja karyawan agar memaksimalkan kemampuan berpikir.

Kode etik profesi tidak sesuai

Tantangan etika profesi di era milenia adanya pergeseran yang harus theosenteris menjadi kompromi dengan alasan sosiologis, psikologi, terhadap etika terapan untuk sesuatu penerimaan budaya, sosial dan serta keterbukaan informasi dalam dunia kerja kode etik profesi lebih menekankan pada nilai-nilai sosial. 

Pergeseran etika pada dunia kerja akan berdampak pada perilaku dan motivasi kerja, jika kita mengkolaborasikan di era milenia tantangan adalah kepada apa yang menurut pemimpin benar, menurut karyawan benar, menurut semua orang yang memiliki kepentingan bersama dimana mereka akan merasa benar menurutnya. 

Apakah etika profesi berpengaruh terhadap kinerja karyawan, dan menjadi alat untuk mengukur sejauh mana pemimpin menghargai karyawan dan karyawan menghargai pemimpin sebagai mana saling menghormati. Jika pelajari secara saksama akan berpengaruh pada tantangan yang membawa perubahan secara signifikan yang dimulai dari tata keramah, pola komunikasi, saling menghargai dan memberikan apresiasi terhadap kinerja. 

Terjadinya perubahan di lingkungan dimana kita bekerja, biasanya dimulai dari diri sendiri, misalkan cara membuat laporan keuangan, skill negosiasi, penampilan, skill berkomunikasi yang menarik dari segala aspek. Semua butuh proses yang panjang untuk mencapainya target.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun