Mohon tunggu...
Elison Manisa
Elison Manisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jadikan pendidikan sebagai tools untuk membangun diri dan sesama.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hidup adalah perjuangan, selama nafas belum berhenti tetap belajar untuk menjadi inspirasi bagi dunia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ketakutan yang Berlebihan pada Anak Usia Batita hingga Remaja

9 Desember 2021   11:40 Diperbarui: 9 Desember 2021   11:51 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ilustrasi https://pixabay.com 

Ketakutan yang berlebihan pada anak usia Batita hingga Remaja akan berdampak psikologis, jika tidak di tanggapi secara serius oleh orangtua dengan seiringnya pertumbuhan dan perkembangan anak, mereka akan memiliki rasa takut dan khawatirnya sendiri, hal ini sangat wajar terjadi pada setiap anak.

Ketakutan dan kekhwatiran tersebut muncul karena seiring dengan bertambahnya usia berkembangnya kemampuan kognitif serta emosi anak. Selain itu, bisa juga diakibatkan pengalaman anak yang tidak mengenakkan pada memori, cerita lain yang membuat anak ketakutan adalah dampak kekerasan baik verbal maupun non-verbal, serta menyaksikan kejadian yang berhubungan dengan kekerasan dan kejahatan. 

Wajar saja, anak memiliki rasa takut kepada sesuatu, bukan berarti sebagai orangtua menyepelekan. Seperti kata-ah kamu penakut, kamu hanya cemas, tidak terjadi. Setan itu tidak ada, tidak ada perampok, jangan takut dengan taman sekolah.

Karena sebetulnya yang dibutuhkan anak adalah kehadiran orangtua dengan memberikan dorongan, semangat dan memberikan perlindungan padanya. Kehadiran orangtua akan membuat anak merasa bahwa ada perlindungan dan perhatian yang ekstra ketat sehingga anak merasa bahwa ada orang yang memahami kecemasan. 

Memberikan sikap perlindungan yang baik pada anak dan bisa memberikan solusi untuk mengatasi persoalan-persoalan rasa takut yang sedang dihadapi anak tanpa di sepelekan.

A. Anak dengan usia 2-4 tahun

1. Takut akan gelap

2. Takut dengan pakaian

3. Takut tidur sendiri

4. Takut bayangan

5. Takut dengan cuaca terutama petir

B. Anak dengan usia 5-7 tahun

1. Takut akan gelap

2. Takut ke dokter

3. Takut mendapatkan penolakan

4. Takut hewan hingga serangga

5. Takut dengan suara keras yang muncul mendadak.

C. Anak dengan usia 8-11 tahun 

1. Takut hantu

2. Takut gagal di sekolah

3. Takut mengecewakan orangtua

4. Takut kehilangan orang tersayang

5. Takut orang jahat atau di culik

D. Anak dengan usia 12-18 tahun

1. Takut kematian

2. Takut kekerasan dan perundungan

3. Takut persentase di sekolah

4. Takut akan keselamatan dirinya di sekolah

5. Takut dengan masa depan

6. Takut tentang penilaian orang lain terhadap dirinya.

Ketakutan yang berlebihan akan membunuh mental anak-anak, apalagi memiliki pengalaman trauma serta kekerasan verbal dan non verbal akan berdampak pada perilaku sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun