Seiring dengan bertambahnya usia belum tentu matang secara emosional. Karena kematangan emosional memang tidak hadir dengan mudah dan begitu saja sehingga untuk mencapai kematangan emosional membutuhkan proses dan berbagai hal, termasuk kita menerima kritik dengan menyadari kelebihan dan kekurangan diri sendiri, ada rasa simpati-berempati dengan orang lain, serta menguatkan diri dalam menghadapi masalah kehidupan. Â
Orangtua yang belum matang secara emosional dapat membahayakan psikologis anak dengan berbagai cara. Anak-anak dari keluarga yang kurang matang secara emosional, psikologis akan kesulitan memberikan perhatian, waktu, cinta, identitas kepercayaan penuh pada anak dan keluarga.Â
Bisa jadi, anak-anak akan melakukan pola/metode yang sama pada generasi selanjutnya, seperti orangtua kurang dewasa, akhirnya anak juga mengambil keputusan dan meniru kebiasaan orangtuanya yang tidak matang secara emosional dengan baik.
Memang sulit menjadi orangtua yang sempurna, menjadi sempurna mestinya jadi jadi Tuhan, bukan jadi manusia. Karena manusia itu terbatas adanya.
Tetapi jangan menyerah untuk terus belajar menjadi sempurna bagi keluarga, terkhususnya anak-anak kita. Agar menjadi orangtua yang sempurna secara emosional sehingga anak-anak tumbuh dengan baik secara fisik, mental, dan psikologi batin, jangan dibiarkan anak terluka secara emosional dari kita.
Semoga kita menjadi orangtua yang adil dan matang secara emosional, kalaupun masih ada kekurangan terus belajar menjadi yang terbaik bagi keluarga dengan mengenali emosi dan perilaku dalam diri.
Mari belajar beberapa tips dibawah ini:
1. Orangtua tidak peka dengan perasaan Anak
Orangtua sulit berempati dengan perasaan anak sehingga kesulitan memahami suatu masalah dari sudut pandang anak karena orang terlalu fokus dengan diri sendiri, sehingga merasa semua langkah diambil adalah yang terbaik untuk anak.
2. Sering menumpuk kesalahan pada Anak
Menjadi orangtua harus tahu cara, kapan, dimana, situasi untuk mengontrol perasaannya sehingga kerap melampiaskan emosi, dendam, amarah, frustasi pada anak. Selan itu, mudah tersinggung, gampang kecewa, dan tidak sabar, akhirnya anak akan merasa takut dan kecewa akibat sering marahi orangtuanya.
3. Menuntut terlalu banyak dari Anak
Permintaan adalah bagian dari kematangan emosional, hal itu berakibat pada orangtua yang tidak matang secara emosi, akan banyak menuntut tentang pencapaian dan keberhasilan yang diraihnya. Biasanya Orangtua akan mengunakan senjata ini "ini semua untuk kebaikan kamu" mama papa akan bangga melihat kalian sukses.
4. Mudah menyalahkan orang lain
Seseorang yang dewasa akan selalu berupaya bertanggung jawab atas semua kebijakan dan tindakannya, tetapi jika orangtua yang samasekali tidak matang secara emosional akan cenderung menyalahkan orang lain untuk sebuah pencapaian dan keberhasilan hidup, semua hal tidak akan berjalan sesuai dengan rencana.
5. Tidak menyadari kekurangan diri
Orangtua tidak memiliki kematangan emosional akan berpikir semuanya merasa benar dan anak harus mengikuti keinginan, kemauan seperti apa yang sudah dikatakan.
6. Begitu egonya orangtua terlalu mengontrol
Anak sehingga anaknya harus patuh dan setia tanpa meragukan kemampuan berpikir orangtua. Sehingga seperti membuat sebuah jembatan yang tidak bisa menghubungkan antara kemauan anak.
Setiap orangtua pasti memiliki nilai dan cita-cita sendiri yang ingin diikuti anaknya sehingga tidak mengizinkan untuk berdebat dengan pilihan orangtuanya.
Akibatnya anak akan bertumbuh menjadi pribadi yang tertutup dan selalu membutuhkan validasi dari orangtua dan keluarga. Anak tidak akan tahu mana yang benar dan salah, karena semua yang dilakukan berdasarkan kata orangtua dengan begitu orangtua akan merasa senang.Â
7. Rendahnya toleransi terhadap stress
Sehingga orangtua tidak bisa mengatasi dengan baik ketika ada hal-hal yang tidak berjalan sesuai dengan harapan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H