Benarkah rumah sakit meng-covidkan Pasien, jika benar sangat memalukan dunia kesehatan.Â
Berbagai kejadian mulai dari hulu-hilir, sebagian masyarakat mengambil paksa mayat yang dianggap di covid-19kan oleh pihak rumah sakit, saya menduga ada kejanggalan tersebut ada karena tidak penjelasan secara rinci dalam administrasi sehingga masyarakat berani protes. Kalau benar mengapa masyarakat harus protes, tetapi sejauh ini ada kekeliruan dalam sistem administrasi.
Akhir-akhir ini, sejumlah kasus penularan covid-19 di tanah air menjadi topik tranding dengan adanya rumah sakit yang meng-covidkan masyarakat yang sedang sakit dan memiliki gejala sakit bukan akibat penularan covid-19, tetapi karena murni penyakit.Â
Saya tidak bermaksud untuk menuliskan  meng-covidkan masyarakat, tetapi bagaimana pemerintah menyikapi hal ini, kebijakan yang terlalu dini dan rumah sakit yang meng-covidkan masyarakat tidak diberikan sangsi sosial apapun. Apalagi ini menyangkut kepentingan dan nyawa masyarakat. Masyarakat mulai muak dan berbagai macam opini, asumsi, dan fakta di lapangan.
Jika benar penularan virus covid-19, mengapa masyarakat harus mengambil paksa mayat dari rumah sakit, ada sejumlah kasus kejanggalan dalam penanganan pandemi covid-19 yang dilakukan oleh tim medis dan pihak rumah sakit, sehingga masyarakat juga geram dengan kebijakan pemerintah.
Selama belum ada evaluasi tentang kebijakan pemerintah, jangan sampai masyarakat takut masuk rumah sakit, karena batuk, pilek, demam, panas tinggi langsung di vonis covid-19. Belum tentu itu adalah penularan covid-19, sejauh ini tidak semua rumah sakit memiliki alat-alat dan fasilitas langkap.Â
Ada yang memiliki gejala diabetes, tetapi di vonis covid-19, Ada yang memiliki sakit gejala sakit jantung, tetapi di vonis covid-19 dan berbagai jenis lainnya, sehingga masyarakat juga takut bawa pasien ke rumah sakit akibat kejanggalan dalam administrasi dan penanganan.
Benarkah Rumah Sakit sekarang rebut anggaran dari pemerintah pusat sehingga masyarakat yang tidak tertular covid-19 juga di covid-19kan agar anggaran dari pemerintah pusat bisa tersalurkan setelah bulan.
Benar atau tidak, sebaiknya jangan mengambil keputusan sepihak untuk kepentingan rumah dan mengabaikan hak orang lain. Karena covid-19 adalah ujian kemanusiaan, alam dan perputaran gravitasi bumi.
Sampai disini masyarakat perlu paham, bahwa Vaksinasi bukanlah obat-obat yang membunuh virus covid-19, yang ada bisa menularkan setelah di suntik dan membunuh diri, atau membunuh kekebalan tubuh secara perlahan, ah.. tetapi itu urusan tim medis.
Sebaiknya, jika ada gejala panas, demam tinggi, badan terasa sakit', batuk pilek, pernapasan desak, dan kehilangan konsentrasi, tidak bisa mencium aroma apapun di sekitar, sebaiknya ISOMA dari pada ke rumah sakit, sayangi keluarga Anda dengan tidak melakukan mobilitas di luar rumah, sebaiknya di rumah saja.
Selain itu, selama PSBB-PPKM mikro dan Level IV ada puluhan diskriminasi yang di lakukan oleh aparat atau okmum TNI, PolPP dan sangsi sosial akibat masyarakat yang tidak patuhi aturan, sedangkan masyarakat hidup butuh makan dan minum.
Mereka tidak paham akan masalah sosial yang dan dampak kemiskinan yang terjadi di masyarakat, dampak sosial bantuan juga tidak merata, ada yang dapat beras kotor, uang yang disalurkan juga masih di pungli. Beberapa hari yang lalu ada informasi mengenai bantuan sembako yang tidak memenuhi syarat (Kompas TV).
"Tetap di rumah dan jaga kesehatan dengan patuhi protokol kesehatan yang ada".
Semoga Indonesia menjadi sehat dan tidak ada ketimpangan sosial dimasyarakat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H