Mohon tunggu...
Elison Manisa
Elison Manisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jadikan pendidikan sebagai tools untuk membangun diri dan sesama.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hidup adalah perjuangan, selama nafas belum berhenti tetap belajar untuk menjadi inspirasi bagi dunia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meniru Pendidikan Karakter Yunani & Yahudi

17 Juli 2021   21:10 Diperbarui: 17 Juli 2021   21:13 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi https://pixabay.com

Mengadopsi pola pendidikan karakter Yunani dan Yahudi menjadi keuntungan tersendiri, sebab cara belajar, cara mendidik, cara membesarkan, mengajarkan tentang berperilaku yang baik dalam mendewasakan, selain itu polah makan, minum, dengan memilih makan yang memiliki nutrisi atau protein tinggi bagi anak.

Mengasah kemampuan anak mendapatkan pendidikan dan pengetahuan itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi orang tua sebagai sarana dalam membesarkan, mendidik, berjuang, tetapi juga harus diimbangi dengan pendidikan karakter.

Mengasah kemampuan anak-anak di usia 2-7 tahun, mendidik anak saat daya ingatnya tajam, diimbangi karakter yang kuat. Memori anak-anak itu tajam semakin sering mereka melihat, mendengar, melalui sarana media sesuai dengan berulang-ulang semakin teringat dalam memori mereka.

Dengan memori yang tajam, wajar jika banyak orang tua memanfaatkan teknologi sebagai sarana dan prasarana dalam keluarga sebagai alat/media belajar. Pendidikan masa kini lebih kreativitas inovatif dan memiliki makna fundamentalis untuk meningkatkan kemampuan berpikir self memori sangat kuat.

Selain itu pendidikan karakter menurut tradisi orang-orang Yunani dan Yahudi begitu kental dengan budaya, adat, istiadat, ras, golongan, selain dikenal bangsa pilihan Tuhan, persaingan di dunia internasional sangat penting dalam penerapan pendidikan karakter yang dimilikinya.

"Karakter didefinisikan dalam dua bagian

penting secara etimologi dalam tradisi Yunani: 1. Karakter "karasso" berarti bentuk dasar, atau cetak biru "blue print" dari keperibadian seseorang yang dibawa sejak lahir, karena masih bersifat dasar maka masih bisa dikembangkan.

2. Karakter dalam etimologi dan tradisi Yahudi: Karakter adalah bentuk kepribadian seseorang yang tidak bisa terselami, dan terkuasai, seperti lautan yang dapat bergejolak dan berubah bentuk tanpa bisa dikendalikan oleh manusia.

Pendidikan karakter dalam tradisi Yahudi sangat kuat dengan pengajaran dan pengetahuan, pendidikan juga dimulai keluarga atau rumah, ibu sebagai figur guru yang berperan penting dalam memberikan pendidikan karakter bagi anak. Selain itu, itu anak-anak juga belajar di sinagoge sebagai pusat pendidikan. 

Karakter adalah kepribadian seseorang, sebagai hasil perpaduan dari sifat dasar yang bersumber dari bawaan sejak lahir "Given Character" dengan sifat dasar sebagai hasil pilihan keputusan yang diambil "Gotten Character".

Life Principles Adalah:

A. Karakter berakar di hati, karena dari ketulusan hatilah kebenaran suatu sikap atau prilaku diukur, Karakter adalah tentang gambar diri seseorang mendasar.

B. Karakter juga berakar di pikiran, karena seseorang yang memiliki keyakinan yang salah akan menghasilkan prilaku yang menyimpang dari norma yang umum.

C. Karakter berakar dari komitmen yang diwujudkan dalam bentuk prilaku yang dapat dilihat dan dinilai orang lain.

Akar kata karakter dalam bahasa Yunani adalah mengukur, "dipahat" menjadi sesuatu yang melekat pada diri, yaitu.

1. Sikap "attitude' adalah pandangan hidup

2. Keyakinan "belief" adalah suatu pencapaian proses kebenaran.

3. Tekat "committment" kemauan yang keras, tidak mudah diubah.

4. Etika " ethics" adalah norma/aturan yang terang apa yang banar dan salah.

5. Kasih "agape" mengasihi tanpa pamrih

Pencapaian atau keberhasilan sebagai ukuran sukses bukanlah hal yang salah, namun kerhasilan itu harus melalui proses yang benar, dan proses yang benar selalu berakar pada karakter yang baik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun