Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928 bertepatan dengan hari sumpah pemuda yang diambil dari keputusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu sebagai salah satu bahasa di kepulauan nusantara. Bahasa Melayu menjadi cikal bakal lahirnya bahasa Indonesia yang aawalnya bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa perhubungan pada zaman kerajaan Sriwijaya. Kenapa bahasa Melayu sejak itu dijadikan sebagai bahasa perhubungan? Karena pada zaman itu bahasa Melayu mudah untuk dipahami sehingga bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa kebudayaan, bahasa perdagangan, dan sebagai bahasa resmi kerajaan.Â
Ada beberapa bukti sejarah yang menunjukkan bahwa pada masa itu bahasa Melayu dijadikan sebagai bahasa penghubung diantaranya, seperti prasasti Kedukan Bukit di Palembang, prasasti kota Kapur di Bangka Barat, prasasti Karang Brahi di Jambi. Penemuan berbagai prasasti ini menunjukkan bahwa bahasa Indonesia merupakan variasi dari bahasa Melayu kuno, yang pada abad ke 15 berkembang bentuk yang dianggap sebagai resmi bahasa Melayu karena dipakai resmi oleh kesultanan Malaka. Kota Malaka merupakan tempat singgahnya atau bertemunya para nelayan dari berbagai negara sehingga bahasa Melayu menjadi bahasa paling tepat untuk digunakan karena bahasanya sopan serta ejaannya mudah dipahami.
Pada awal abad ke 20 sampai saat ini bahasa Melayu mengalami pembakuan dan muncullah bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan sebagai salah satu bahasa kebangsaan negara Indonesia yang menjadi bahasa Nasional. Bahasa Indonensia pernah mengalami beberapa perkembangan yang terus menerus dari awal terbentuknya bahasa Indonesia sendiri, ada beberapa perkembangan ejaan bahasa Indonesia yang pertama yakni : ejaan republik, ejaan pembaharuan, ejaan melindo, ejaan baru (LBK), ejaan yang disempurnakan, dan ejaan bahasa Indonesia (EBI) berikut beberapa perubahan perkembangan ejaan tersebutÂ
1. Ejaan RepublikÂ
Ejaan ini adalah hasil penyederhanaan dari ejaan Van OphuysenÂ
a). Dalam ejaan ini huruf oe mengalami perubahan diganti dengan huruf u
b). Kata ulang boleh diganti atau boleh ditandai dengan angka seperti 2x dalam ejaan republikÂ
c). simbol ' dalam ejaan van Ophuysen diganti dengan KÂ
2. Ejaan PembaharuanÂ
Ejaan ini merupakan ejaan yang mengalami pembaharuan atau diperbarui dari ejaan sebelumnya yakni ejaan republik, yang unik dari ejaan ini adalah menggabungkan hurus konsonan dengan huruf tunggal.
a). Konsonan dj diubah menjadi jÂ
b). Konsonan nj diubah menjadi n'
c). Konsonan sj diubah menjadi s
3. Ejaan MelindoÂ
Ejaan ini merupakan perumusan dari ejaan Melayu yang pada awalnya ejaan melindo merupakan gabungan misal dari konsonan tj diubah menjadi c, contoh tjinta diubah menjadi cinta.Â
4. Ejaan Baru (LBK)Â
Ejaan ini ialah ejaan lanjutan dari ejaan melindo yang merumuskan suatu ejaan kemudian menjadi ejaan baru. Pada ejaan ini misal contohnya kata Remaja=Remadja, Cipta=TciptaÂ
5. Ejaan Yang DisempurnakanÂ
Ejaan ini merupakan ejaan hasil perumusan dari ejaan-ejaan Suwandi atau ejaan Republik. Ada perubahan huruf dari ejaan lama seperti Remadja=Remaja; Tjika=jika; Tcakap=cakap
6. Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)Â
Sebenarnya pada ejaan EBI ini jarang dipakai pada masa sekarang karena EBI dibentuk atas dasar EYD hanya saja ada penulisan atau penambahan aturan penulisan misalnya, penggunaan huruf kapital pada EYD tidak diatur bahwa huruf kapital digunakan untuk menulis unsur julukan, sedangkan dalam EBI unsur julukan diatur dan ditulis menggunakan kapital.
Sempat pada waktu itu ejaan ini dipakai tetapi setelah beberapa kemudian ejaan dikembalikan lagi menggunakan EYD sampai sekarang.Â
Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia jelas memiliki fungsi yakni sebagai : Bahasa Nasional, Lambang identitas Negara, Alat komunikasi atau alat penguhubung, sebagi alat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kedudukan Bahasa IndonesiaÂ
Kedudukan bahasa Indonesia sudah jelas yakni sebagai salah satu lambang negara yang menjadi identitas atau ciri khas negara Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H