Ya Tuhan,
aku terdiam, menatap bola matanya yang sarat  embun yang tertahan.
aku terdiam
tak mengerti apa yang harus dilakukan
Ya  Tuhan,
ternyata ada kelembutan dalam keperkasaan
aku terdiam
mecoba memaknai lukanya
karena bahkan aku tak menyadari sebelumnya
aku terdiam
aku terdiam
sekilas melirik saat dia melipat tangannya, membenamkan kepala kelututnya yang tertekuk
angin berhenti meniup
senyap
aku masih terdiam
Ya Tuhan
matanya memerah saat dia kembali tengadah
seperti ada derita yang menggundah
aku semakin terdiam
lalu kupalingkan dan kutundukkan wajahku sendiri
karena dengan berat hati,dengan berat hati aku harus beringsut pergi
sebelum keruntuhan menghampiri
saat dia dia mengatakan
"hanya kamu, dan sungguh  aku menyadari,aku tidak mencintainya, selama ini".