perpustakaan daerah hingga internasional yang telah meningkatkan pelayanan sirkulasi nya dengan teknologi informasi. Menurut  (Ikhwan Arif, 2003) perpustakaan mulai mengikuti perkembangan teknologi informasi untuk meningkatkan dan mempercepat layanan perpustakaan. Teknologi informasi dapat dimanfaatkan di perpustakaan dalam berbagai bentuk, diantaranya :
Semakin berkembangnya dunia maka tak dapat di pungkiri semakin pesat pula teknologi informasi nya. Bahkan hampir dari setiap kehidupan manusia sudah tersentuh dengan hebatnya teknologi informasi yang semakin maju dengan pesat ini. Pada akhirnya tanpa di sadari akan mengubah segala aspek dari cara hidup kita, dimulai dari cara berinteraksi dan bekerja sehari-hari. Tak terkecuali dengan budaya literasi membaca, kini sudah banyak dari berbagai- Aplikasi teknologi informasi digunakan sebagai "sistem informasi pengelolaan perpustakaan". Departemen pekerjaan yang dapat diintegrasikan ke dalam sistem informasi perpustakaan meliputi akuisisi, inventarisasi, katalogisasi, distribusi bahan pustaka, manajemen keanggotaan, statistik, dll. Fungsi ini sering disebut sebagai salah satu jenis fungsi otomasi perpustakaan.
- Penerapan teknologi informasi untuk menangkap, melestarikan dan menyebarluaskan informasi ilmiah dalam bentuk digital. Implementasi teknologi informasi di perpustakaan ini sering disebut sebagai perpustakaan digital.
Adapun layanan sirkulasi adalah layanan/ jasa perpustakaan untuk meminjamkan, mengembalikan dan memperpanjang koleksi. Peran bagian pelayanan sirkulasi adalah melayani pengunjung perpustakaan ( Sulistyo Basuki ), terutama dalam hal-hal berikut ini :
1. Memeriksa pengiriman semua bahan pustaka dari ruang perpustakaan.
2. Pendaftaran Anggota Perpustakaan.
3. Peminjaman dan pengembalian bahan pustaka.
4. Memberikan sanksi kepada anggota yang tidak dapat mengembalikan pinjaman.
5. Peringatan bagi anggota yang belum mengembalikan pinjaman.
6. Penetapan penggantian buku yang hilang oleh anggota.
7. membuat statistik sirkulasi.
8. Mengatur koleksi dalam barisan.
Kini, perpustakaan sudah memberikan keefektifan dengan memberikan akses secara digital yang memudahkan para pemustaka menikmati fasilitas perpustakaan tanpa harus datang secara langsung, bahkan untuk layanan pendaftaran keanggotaan pun kini sudah dapat di akses secara online. Hanya dengan membuka website yang tertera sesuai dengan perpustakaan yang akan dituju, maka selanjutnya hanya datang mengambil nomor antrian yang sebelumnya sudah di akses secara online lalu foto keanggotaan dan pada hari itu pula kartu keanggotaan dapat langsung dimiliki. Perpustakaan nasional adalah salah satu contoh perpustakaan yang telah menerapkan sistem tersebut dan juga kini pelayanan lain yang disediakan pun telah berkembang sesuai dengan era modern saat ini. Selain pendaftaran yang dapat di akses secara digital, kini perpustakaan nasional pun memberikan katalog secara online yang dapat di akses melalui website perpustakaan nasional Republik Indonesia. Website tersebut menyediakan beberapa tampilan yang sesuai dengan kebutuhan lainnya antara lain, online public access catalog, koleksi digital berlangganan, radio perpusnas, international standard book number dan lainnya. Jika ingin meminjam pun, dapat dengan mudah mengecek terlebih dahulu ketersediaannya agar tidak perlu membuang-buang waktu ketika datang secara langsung namun yang dituju tidak tersedia. Â
Saracevic (2000) juga mengemukakan gagasan bahwa perpustakaan digital adalah layanan perpustakaan inovatif yang menggunakan teknologi informasi. Menurutnya, setiap perkembangan perpustakaan digital disertai dengan perubahan teknologi yang penting sesuai dengan perkembangan teknologi masyarakat. Adapun keunggulan dari adanya akses perpustakaan secara digital ini yaitu :
- Hemat ruang. Kepemilikan perpustakaan digital adalah koleksi virtual dan oleh karena itu tidak memerlukan ruang penyimpanan yang besar. Itu sebabnya perpustakaan digital dianggap efektif.
- Beberapa hak akses. Pengguna dapat mengakses perpustakaan digital secara bersama-sama karena dapat diakses secara online.
- Tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Perpustakaan digital dapat diakses dimana saja dan kapan saja dengan menggunakan jaringan komputer sebagai penghubungnya.
- Koleksi dapat berbentuk multimedia. Aset perpustakaan digital dapat berupa kombinasi audio, gambar, dan teks seperti film, video instruksional dan video instruksional.
- Bayar lebih sedikit. Perpustakaan digital memuat e-book agar dapat digunakan untuk banyak pengguna. Membuat e-book memang cukup mahal. Namun, e-book juga dapat disalin dalam jumlah tak terbatas. Itu sebabnya dokumen elektronik dianggap lebih murah.
Penerapan akses secara digital pada perpustakaan nasional ini sudah memberikan aksebilitas dan efisiensi terhadap pelayanan nya. Pada dasarnya menurut UU perpustakaan bab 1 pasal 1 bahwa Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. Sebagaimana pelayanan yang di berikan maka tidak akan mengubah kegunaan dari perpustakaan itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H