Pendahuluan
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda,Â
"Tidaklah anak Adam memenuhi suatu wadah yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap yang dapat menegakkan tulang punggungnya. Jika ia harus melakukannya (makan lebih banyak), maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya, dan sepertiga untuk nafasnya."Â
Hadis ini tidak hanya mengajarkan kesederhanaan, tetapi juga memberikan pelajaran mendalam tentang pola hidup yang sehat, keseimbangan, dan rasa syukur.
Islam menekankan pentingnya menjaga diri dari berlebih-lebihan, termasuk dalam makan dan minum. Dalam konteks modern, pesan ini relevan dengan meningkatnya gaya hidup konsumtif dan masalah kesehatan seperti obesitas, diabetes, dan berbagai penyakit lainnya yang sering kali disebabkan oleh pola makan yang tidak sehat.Â
Artikel ini akan mengupas hikmah dari hadis tersebut, mengapa makan secukupnya penting, dan bagaimana hal ini menjadi bentuk syukur kepada Allah SWT sekaligus menjaga keseimbangan hidup.
ISI
Makan Secukupnya dalam Perspektif Islam :
Islam sebagai agama yang sempurna mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk pola makan. Dalam hadis di atas, Rasulullah SAW menegaskan pentingnya mengatur konsumsi makanan agar tidak berlebihan. Hal ini menunjukkan bahwa Islam menganjurkan hidup dalam kesederhanaan, tidak hanya dalam berpakaian atau berbicara, tetapi juga dalam memenuhi kebutuhan jasmani.
Makan secukupnya bukan hanya tentang jumlah makanan, tetapi juga tentang niat. Makan adalah bagian dari ibadah jika dilakukan dengan niat yang benar, seperti menjaga tubuh agar tetap kuat untuk beribadah kepada Allah SWT. Kesederhanaan dalam makan juga mengajarkan kita untuk tidak serakah dan selalu merasa cukup dengan apa yang Allah berikan.