Bahaya minuman kemasan yang pertama adalah bisa meningkatkan risiko obesitas atau berat badan berlebih. Minuman kemasan manis umumnya mengandung fruktosa, yaitu jenis gula sederhana yang dicerna secara cepat dalam tubuh, sehingga sensasi kenyang yang dirasakan tidak bertahan lama.
Hal ini berpotensi membuat seseorang mengonsumsinya secara berlebihan, dan asupan kalori harian orang melebihi batas normal. Selain itu, konsumsi minuman kemasan manis berlebihan juga diduga berkaitan dengan resistensi hormon leptin, yaitu hormon yang berfungsi mengendalikan nafsu makan dengan memberi sinyal kenyang ke tubuh.
Resistensi leptin mengakibatkan penurunan kemampuan hormon leptin, sehingga membuat seseorang sering lapar dan ingin makan secara berlebihan. Hal inilah yang dapat meningkatkan risiko terjadinya obesitas.
2. Berisiko Menyebabkan Diabetes
Meningkatkan risiko diabetes juga menjadi salah satu bahaya minuman kemasan manis yang cukup sering terjadi. Konsumsi minuman kemasan berpemanis dapat meningkatkan asupan fruktosa secara berlebihan, sehingga hal tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya resistensi hormon insulin.
Sebuah penelitian oleh The Journal of Pediatrics membahas mengenai dampak dari mengonsumsi minuman dengan kandungan tinggi fruktosa, pada remaja berusia 12-16 tahun di Negara Taiwan. Hasilnya, diperoleh bahwa remaja yang mengonsumsi minuman kemasan berpemanis lebih banyak akan mengalami peningkatan resistensi insulin.
Sebagai informasi, hormon insulin merupakan hormon yang bertugas mengendalikan kadar gula darah (glukosa) di dalam tubuh. Ketika terjadi resistensi insulin, sel-sel tubuh tidak merespons insulin secara normal. Akibatnya, glukosa tidak bisa masuk ke dalam sel dengan mudah, sehingga menumpuk di dalam darah. Hal ini pada akhirnya dapat menyebabkan penyakit diabetes.
3. Berpotensi Memicu Penyakit Liver
Seperti yang telah dijelaskan, minuman kemasan manis mengandung fruktosa yang tinggi. Perlu diketahui bahwa proses metabolisme fruktosa melibatkan organ hati. Ketika jumlah fruktosa yang mencapai organ hati terlalu banyak, maka sisa fruktosa akan diolah menjadi lemak.
Saat ada lemak berlebih yang tersimpan di dalam organ hati, maka hal ini dapat memicu kondisi bernama NAFLD (Nonalcoholic Fatty Liver Disease). Jika NAFLD tidak ditangani dengan tepat, mala dapat berkomplikasi menjadi kerusakan jaringan hati, hingga gagal hati.
4. Berpotensi Menimbulkan Adiksi