Hanguribi (menyela, motivasi)
Dalam Serat Pramayoga karya Ranggawarsita, Hanguribi mengajarkan pemimpin untuk memberikan motivasi dan dorongan yang menginspirasi. Pemimpin yang mengamalkan Hanguribi mampu mengubah situasi stagnan dengan kata-kata yang membangkitkan semangat, membantu orang menghadapai tantangan dengan keyakinan. Tindakan "menyela" di sini dimaksudkan untuk menggantikan pembicaraan tidak produktif dengan ide yang memotivasi.
Pemimpin juga harus bijak dalam menilai waktu yang tepat untuk memberikan motivasi sesuai situasi, dan menggabungkan dorongan semangat dengan tindakan nyata. Hanguribi mengajarkan pemimpin untuk memberi arahan dan semangat yang mendorong perubahan dan pencapaian tujuan bersama.
Hamayu (Harmoni, keindahan, kerukunan).
Dalam Serat Pramayoga karya Ranggawarsita, Hamayu mengajarkan kepemimpinan yang menekankan harmoni, keindahan, dan kerukunan dalam masyarakat. Prinsip ini menyoroti pentingnya menciptakan keseimbangan sosial, politik, dan budaya untuk mencapai kedamaian dan kesejahteraan. Pemimpin yang menerapkan Hamayu memahami bahwa tanpa keharmonisan antar individu, kelompok, dan alam, masyarakat tidak akan berkembang. Oleh karena itu, mereka berfokus pada menciptakan suasana damai dan menjaga keseimbangan, bukan hanya pada kekuasaan atau materi. Hamayu juga mencakup keindahan dalam moralitas, budaya, dan hubungan sosial, memastikan setiap individu dihargai dan diberi kesempatan untuk berkembang. Pemimpin yang mengamalkan prinsip ini menciptakan masyarakat yang damai, bebas dari ketegangan dan konflik.Kerukunan dalam Hamayu menjadi landasan keberlanjutan kepemimpinan, yang mengharuskan pemimpin merangkul perbedaan dan mencari solusi adil. Secara keseluruhan, Hamayu mengajarkan pemimpin untuk menjaga keseimbangan dan menciptakan lingkungan yang damai dan sejahtera.
Hamengkoni (membuat persatuan).
Hamengkoni dalam Serat Pramayoga mengajarkan pemimpin untuk membangun persatuan dengan menghargai keragaman masyarakat. Pemimpin harus menyatukan perbedaan suku, agama, budaya, dan pandangan politik untuk menciptakan kesatuan yang harmonis. Pemimpin yang menerapkan Hamengkoni berfokus pada tujuan bersama, menjembatani perbedaan, dan mengatasi konflik. Komunikasi yang jelas dan adil sangat penting dalam menciptakan solusi bersama. Prinsip ini juga menekankan kerjasama antar kelompok dan memastikan kebijakan memperhatikan kepentingan seluruh masyarakat, untuk menciptakan stabilitas dan kesejahteraan.
Hanata (bisa mengatur/menanta).
Hanata dalam Serat Pramayoga mengajarkan kepemimpinan yang fokus pada kemampuan pemimpin untuk mengatur, mengelola, dan menata semua aspek dalam masyarakat atau organisasi. Pemimpin yang mengamalkan prinsip ini harus terampil dalam merencanakan, mengorganisir, dan mengendalikan agar tujuan tercapai dengan efektif. Pemimpin yang menerapkan Hanata membuat keputusan yang tepat dalam mengelola sumber daya---baik manusia, materi, maupun waktu---dengan efisien. Prinsip ini juga menekankan pentingnya keseimbangan dalam mengelola berbagai aspek kehidupan, seperti sosial, ekonomi, dan politik, agar semuanya berjalan harmonis. Prinsip Hanata mengharuskan pemimpin untuk memiliki wawasan luas, kemampuan analisis yang baik, dan ketegasan dalam menghadapi tantangan, sehingga tercipta sistem yang teratur dan efisien.
Delapan prinsip kewajiban pemimpin dalam Serat Pramayoga karya Raden Ngabei Ranggawarsita menunjukkan bahwa pemimpin memiliki tanggung jawab besar dalam memberantas korupsi dan membangun integritas. Penerapan prinsip-prinsip ini tidak hanya menciptakan kepemimpinan yang jujur dan bermoral, tetapi juga membentuk masyarakat yang lebih transparan dan bebas dari korupsi. Dengan mengamalkan prinsip-prinsip tersebut, seorang pemimpin akan menjadi agen perubahan yang menjaga kepercayaan rakyat dan memastikan kesejahteraan bagi semua.
HOW