Mohon tunggu...
Elisa DeboraYunita
Elisa DeboraYunita Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswi

NIM: 43223110031| Program Studi: Strata Akuntansi Fakultas: Ekonomi dan Bisnis | Universitas: Mercu Buana | Pendidikan Anti Korupsi dan Etik Umb | Dosen Pengampu : Prof.Dr.Apollo, M.Si., AK.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB 1-Intergritas Sarjana dan Optimalisasi Perkembangan Moral Kohlberg's

18 Oktober 2024   23:49 Diperbarui: 19 Oktober 2024   01:23 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Moralitas juga berhubungan dengan tanggung jawab sosial. Sarjana yang memiliki pemahaman moral yang baik lebih cenderung terlibat dalam kegiatan sosial dan memberi dampak positif kepada Masyarakat dan lingkungan sekitar mereka. Mereka tidak hanya fokus pada kesuksesan pribadi, namun  juga peduli pada kesejahteraan orang lain. Hal ini  adalah nilai yang sangat penting yang perlu ditanamkan di kalangan mahasiswa, terutama di dunia yang semakin kompleks ini setiap sarjana harus memiliki hal ini.

Moralitas sangat penting bagi sarjana, menurut pandangan Kohlberg. Dengan demikian, integritas sudah seharusnya menjadi prinsip yang kita pegang dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam konteks akademik dan profesional. Integritas bukan hanya sekadar ucapan kosong untuk mendapatkan pengakuan atau popularitas, melainkan harus tertanam secara mendalam dalam diri kita hingga menjadi kebiasaan.

Teori perkembangan moral Kohlberg menjelaskan bagaimana individu mengembangkan moralitas mereka dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Kohlberg mengidentifikasi enam tahapan perkembangan moral, yang dibagi menjadi tiga level: pra-konvensional, konvensional, dan post-konvensional. Integritas sarjana idealnya berada pada level post-konvensional, di mana individu berpedoman pada prinsip-prinsip etika universal dan keadilan, terlepas dari hukum atau aturan yang berlaku.

PERAN TEORI MORAL KOHLBERG

Teori yang dikembangkan oleh Lawrence Kohlberg ini memberikan kita sebuah kerangka kerja untuk memahami bagaimana moralitas seseorang berkembang seiring berjalannya waktu. Ia mengusulkan bahwa perkembangan moral terjadi secara bertahap, melalui serangkaian tahap yang semakin kompleks dan abstrak. Teori ini membantu kita memahami bahwa moralitas bukan sekadar mengikuti aturan, tetapi juga melibatkan proses berpikir yang kompleks.

 Ada perbedaan antara seseorang yang mematuhi aturan karena takut dihukum (tahap pra-konvensional) dengan seseorang yang mematuhi aturan karena memahami nilai-nilai di baliknya (tahap pasca-konvensional). eori ini menunjukkan bahwa moralitas bukanlah sesuatu yang statis, melainkan berkembang seiring dengan perkembangan kognitif dan pengalaman hidup seseorang.

Teori Moral Kohlberg memberikan kontribusi yang sangat berharga dalam memahami perkembangan moral manusia. Meskipun terdapat beberapa kritik, teori ini tetap menjadi salah satu kerangka kerja yang paling banyak digunakan dalam mempelajari moralitas. 

Dengan memahami teori ini, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang diri kita sendiri dan orang lain, serta mengembangkan cara-cara untuk mempromosikan perilaku moral yang lebih baik. Secara keseluruhan, peran teori moral Kohlberg sangatlah luas. 

Dari membantu kita memahami perkembangan moral individu hingga memberikan panduan dalam pendidikan, dilema etika, dan pembinaan karakter, teori ini memberikan wawasan berharga tentang bagaimana kita dapat hidup secara etis dan bertanggung jawab. Dengan mengaplikasikan prinsip-prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menjadi individu yang lebih baik dan berkontribusi positif kepada masyarakat. 

Teori perkembangan moral Lawrence Kohlberg berperan penting dalam memahami evolusi penalaran moral individu. Konsep ini menekankan bahwa perkembangan moral dapat dioptimalkan melalui pendekatan yang terstruktur dengan tujuan meningkatkan kemampuan individu dalam pengambilan keputusan etis. Penerapan teori Kohlberg dalam konteks kehidupan sehari-hari dapat memberikan dampak signifikan terhadap perkembangan moral. 

Dengan memanfaatkan kerangka ini, individu dapat merancang pengalaman yang tidak hanya berfokus pada pengetahuan, tetapi juga pada keterampilan etis. Pendidikan karakter berdasarkan teori Kohlberg menciptakan lingkungan yang mendukung keterlibatan aktif. Melalui debat, simulasi, dan studi kasus, individu diajak berdiskusi tentang nilai-nilai moral dan konsekuensi tindakan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun