RELEVANSI ETIKA ARISTOTELES DALAM MENUJU SARJANA?
Relevansi etika Aristoteles dalam perjalanan menuju sarjana sangat signifikan, karena etika Aristoteles ini menawarkan sesuatu yang mendalam mengenai pengembangan karakter, pemikiran kritis, dan tanggung jawab sosial yang harus dimiliki oleh seorang sarjana. Aristoteles menekankan pentingnya kebajikan dalam mencapai eudaimonia, atau hidup yang baik. Pendidikan  bukan hanya berfokus pada pencapaian akademis atau akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter seseorang. Sarjana diharapkan untuk mengembangkan kualitas seperti kejujuran, keberanian, dan keadilan. Dalam lingkungan akademik, sikap ini membantu menciptakan kehidupan yang saling menghargai,saling menghormati, serta membentuk individu yang bertanggung jawab di kemudian hari atau di masa yang akan datang. Dalam dunia yang kompleks ini, sarjana sering kali dihadapkan pada kedilemaan atau kelabilan. maka etika Aristoteles memberikan suatu kerangka untuk mengambil keputusan yang baik. Dengan menganalisis atau melihat situasi yang terjadi secara kritis. sarjana diharuskan selalu  mempertimbangkan konsekuensi dari tindakan yang merek ambil dan memilih jalan yang sesuai dengan nilai-nilai kebajikan. halsangat penting untuk dilakukan oleh sarjana , terutama di bidang profesional atau di bidang pekerjaan dan organisasi di mana suatu  keputusan yang mereka diambil dapat memiliki dampak luas dan tidak memberikan dampak buruk kedepan nya. Dalam etika Aristoteles, persahabatan adalah salah satu sumber utama kebahagiaan. karena di dalam perjalanan akademis, membangun hubungan yang positif dan produktif terhadap teman sekelas, dosen, dan  sangat penting. karena jaringan sosial ini tidak hanya mendukung pengembangan pribadi, tetapi juga menciptakan peluang untuk melakukan penelitian, dan bertukar  pikiran.  jika seorang sarjana dapat memahami nilai persahabatan yang mereka jalin atau mereka bangun, mereka akan lebih mampu menjalin hubungan yang saling menguntungkan dan mendukung dalam dunia yang semakin kompetitif. etika Aristoteles memberikan landasan yang kuat bagi sarjana dalam mencapai keberhasilan bukan hanya dalam hal akademis, tetapi juga dalam pengembangan pribadi dan kontribusi sosial. Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip etika Aristoteles ke dalam pendidikan, sarjana dapat menjadi individu yang lebih baik untuk mampu menghadapi tantangan kehidupan dengan integritas, kebijaksanaan, dan rasa tanggung jawab yang tinggi. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan kualitas hidup mereka sendiri, tetapi juga berdampak positif pada masyarakat luas.
DAFTAR PUSTAKAÂ
Antonius Kapitan (2023), Menimbang Kebahagaiaan Bersama Aristoteles: Sebuah Tinjauan Filosofis. Diakses pada tanggal 26 september 2024, http://repo.driyarkara.ac.id/1184/1/JD93-MenimbangKebahagiaan.pdf
Benito Cahyo Nugroho (2020), Universitas Katolik Parahyangan Bandung, Eudaimonia: Elaborasi Filosofis Konsep Kebahagiaan Aristoteles dan Yuval Noah Harari, Diakses pada tanggal 26 september 2024, https://journal.unpar.ac.id/index.php/focus/article/download/4086/3796/17863
Khusna Fatma Arifatur (2020), Konsep Kebahagiaan (Studi Perbandingan Antara Aristoteles Dan Ibn Rusyd Serta Relevansinya Di Masa Sekarang). Diakses pada tanggal 26 september 2024, http://e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9707/#:~:text=Kebahagiaan%20menurut%20Aristoteles%20adalah%20sesuatu,yang%20sesuai%20dengan%20standar%20moral
Andi Prayoga (2022), Kesederhanaan Sumber Kebahagiaan Menurut aristoteles, Diakses pada tanggal 26 september 2024, https://lsfdiscourse.org/kesederhanaan-sumber-kebahagiaan-menurut-aristoteles/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H