Mohon tunggu...
elisa susiswo
elisa susiswo Mohon Tunggu... -

Sekedar seorang perempuan di ujung perjalanan. Maka menulis bagiku ialah sebuah kebutuhan, setidaknya agar saya ingat bahwa pernah berjalan pada arah yang mana.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Definisi Kita

2 September 2017   12:41 Diperbarui: 2 September 2017   12:57 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adalah kita segenap perasaan yang saling mendiami.

Menjangkit elegi pada waktu yang tidak terdeteksi.

Karna pada satu satunya alasan untuk memaafkan,

Ialah  perasaan tak mampu untuk saling membenci.

Pada hakikat manusia yang saling mencinta,

sebaliknya kita malah mulai berjalan pada arah yang berbeda.

Adalah kita sebuah kursi yang kehilangan kaki.

Meski akan merapuh bersama kesedihan yang kian tak terobati.

Untuk kita tidak apa kehilangan pijakan,

Setidaknya kita masih punyai sandaran ketika gundah mengejarmu tanpa kelelahan.

Adalah kita daun-daun yang gugur di akhir bulan juni.

Terbawa angin pada keentahan yang tak pergi-pergi.

Atau pada kebebasan yang tidak benar-benar lepas.

Adalah kita secangkir kopi yang kian mendingin.

Saling menatap juga saling meratap.

Adalah kita kehilangan yang saling mencari.

Namun tak cukup berani untuk berreuni.

Tegal, 28 juli 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun