Kebaya lukis bukan sesuatu yang baru. Entah kapan di mulainya tapi yang pasti lukisannya nggak pernah sama. Karena biasanya memang bukan diproduksi secara masal. Kebaya Lukis yang saya kenakan dalam gambar-gambar pada catatan ini karya kawan baik saya Tanti Amelia, seorang blogger yang juga doodler (nggak tahu betul atau nggak, sebutannya) Kebaya lukis karya Tanti membuat penampilan saya modis dan unik.
Tanti juga seorang ilutrator buku. Seingat saya salah satu buku terbitan Pedas Publishing, juga ada karya Tanti. Â Jadi kepiawaiannya bermain dengan alat gambar dan pewarna, ibarat master chef dengan bumbu dan peralatan dapur.Â
Kebaya lukis karya Tanti menjadi istimewa karena sesungguhnya Tanti sedang membantu saya memperpanjang umur kebaya saya. Kebaya encim kesayangan saya terkena banjir di awal tahun 2020. Membuat kebaya saya bernoda. Saya menghibur diri, kebaya encim ini jadi kekinian karena nodanya seperti motif tye die. Dan selama ini, kebaya encim ini saya simpan. Tetap ada perasaan malu mengenakannya karena saya sadar betul itu noda karena banjir.Â
Sampai pada satu kesempatan, saya ingin tampil beda di sebuah acara gathering Komunitas yang saya bangun yaitu Komunitas Perempuan Pelestari Budaya Nusantara. Sebuah Komunitas yang mewadahi para perempuan untuk mengekpresikan kecintaan pada  budaya Nusantara yang salah satunya diwujudkan pada kegiatan nyata, berkebaya dan berkain Nusantara.
Maka saya menantang Tanti untuk berkreasi dengan menjadikan kebaya encim saya yang menjadi korban banjir sebagai media Tanti berekspresi. Sudah saya duga, Tanti menerima Tantangan saya dengan sukacita. Mulanya saya mengirimkan foto kebaya saya, memperlihatkan bercak noda dan jenis bahannya. Saya membebaskan Tanti berekspresi dan berkreasi.Â
Yang saya suka, Tanti selalu membuat karya yang personal. Tanti mengenal saya dengan baik dan dia melukis kebaya untuk saya, membuat saya merasa "inilah saya". Kepribadian saya terlukis di atas kebaya yang saya kenakan. Saya senang dan bangga mengenakannya dan sudah saya duga reaksi para perempuan yang hadir di acara gathering Komunitas Perempuan Pelestari Budaya Nusantara sangat positif.Â
Selanjutnya, peluang bisnispun tercipta. Para perempuan yang hadir dan melihat kebaya encim berlukis karya Tanti, juga ingin memiliki. Apalagi saya katakan, ada sentuhan personal ditiap karya Tanti. Saya sengaja membangun narasi yang membuat seseorang ingin memiliki benda yang mengekspresikan dirinya.Â
Saya katakan karena personal dan buatan tangan, Tanti membutuhkan waktu, jadi yang berminat harap antri. Soal harga relatiflah. Dan sayapun menawarkan diri sebagai manajer. Mencatat peminat dan mengatur jadwal wawancara agar Tanti mengenal calon pemilik kebaya lukis karyanya.
Selalu menyenangkan ketika bertemu orang-orang baik yang saling mendukung dengan menghargai setiap karya. Tanti berekspresi, saya mempromosikan, maka pasarpun tercipta. Jadi yang minat kebaya lukis karya Tanti, silahksn hubungi saya, ya. Di elisakoraag@gmail.com.
Tampil modis dan unik, selain karena nggak ada yang akan menyamakan. Nggak akan ada kebaya korban banjir yang dilukis, seperti miliki saya. Sentuhan personal membuat saya makin sayang pada kebaya lukis ini. Yuk bangga dengan produk lokal. Termasuk bangga dan mendukung karya kawan, sendiri.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H