Mohon tunggu...
Elisa Koraag
Elisa Koraag Mohon Tunggu... Freelancer - Akun Kompasiana ke dua

Perempuan yang suka berkawan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Koteka Trip 4: Gandeng Disbudpar Kota Bogor, Eksplor Destinasi Wisata Kota Bogor

31 Oktober 2022   00:46 Diperbarui: 31 Oktober 2022   01:08 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dokpri: Elisa Koraag
Dokpri: Elisa Koraag

Destinasi selanjutnya, Agro Edukasi Wisata Organik (AEWO) Mulyaharja. Terbentang sawah sekita 24 h, yang terluas di kota Bogor dengan keunggulan selain permandanganny. Berlatar belakang Gunung Salak dan hijaunya persawahan, emang keren banget.  Tiba saat perut lapar, makanan yang tersaji nyaris bikin kalap. Sesaat niat narsis terhenti karena perut nggak bisa diajak kompromi. Nasi liwet, ayam serundeng, sambel goreng teri kacang, tumis jantung pisang-Makanan khasnya, aneka lalapan dan sambel. mengobati rasa lapar . Walau akhirnya hujan turun tapi hawa tetap terasa panas, mungkin akibat jalan kaki lumayan jauh, membuat ingin minum dingin.  Nggak usah khawatir walau di tengah sawah ada warung kopi kekinian yang menyajikan minuman kopi dingin dan panas.

Dokpri: Elisa Koraag
Dokpri: Elisa Koraag

Lagi-lagi harus berpacu dengan waktu, agar semua destinasi wisata tuntas dikunjungi, perjalanan dilanjutkan ke kampung Perca. kami disambut dengan minuman selamat datang, berupa minuman kesehatan yang mirip bir pletok Betawi. Disajikan dingin, sungguh menawarkan rasa dahaga. Rasa rempah-rempag dalam minuman kesehatan ini, sekaligus mengobati rasa lelah dan pegal. kami mengunjungi satu rumah yang berkegiatan di lantai dua. Sekumpulan perempuan tengah bekerja, ada yang menjait dengan mesin ada yang yang dengan tangan. Mereka menggunakan sisa-sisa potongan kain atau biasa disebut perca, membuat sesuatu yang memiliki nilai ekonomi. Dituntut ketrampilan menjahit dan memiliki kreatifitas untuk menjadikan perca ini sesuatu yang berharga. Ada baju-baju, tas, lap tangan, ikat kepala, bed cover, penutup kursi, ikat rambut, bunga dan macam-macam. Semua bermula dari keinginan bertahan dan melawan keterbatasan ekomomi untuk kehidupan yang lebih baik.

Perjalanan yang memberi saya wawasan dan pemahaman baru untuk arti berjuang demi hidup. Uluran tangan-tangan orang baik, berkolaborasi dengan kemauan mendapatkan kehidupan lebih baik, semua bergerak, semua berkerja dan berkarya. Semoga apa yang dihasilkan bisa berkualitas baik, dan banyak masyarakat mau membeli. Sehingga menjadi destinasi wisata yang hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun