G20 dan Penguatan UKM bersama Briefer, IGICO Â Advisorydan Rumah Perubahan. Adalah Briefer, Â platform kolaborasi yang diluncurkan PT Kreasi Komunikasi Digital, unit strategis dari IGICO Advisory. Â Aplikasi Briefer dirancang bagi para praktisi komunikasi yang berfokus pada bidang public relations, brands dan keahlian terkait lainnya. Briefer menciptakan ekosistem kolaborasi komunikasi berbasis cloud yang memungkinkan para praktisi bekerja sama dengan pelaku bisnis, UKM, organisasi maupun pemerintah di berbagai daerah di Indonesia. Briefer diharapkan mampu mendukung serta memfasilitasi dinamika kebutuhan industri komunikasi. Briefer menyediakan tempat bagi setiap pelaku komunikasi khususnya tenaga lepas agar mampu bekerja dengan standar yang setara dalam sebuah ekosistem
Briefer bersama IGICO Advisory dan Rumah Perubahan Rhenald Kasali, menyelenggarakan seminar dan Coaching bertajuk EMPOWERING SMEs to Recover Stronger atau sederhananya Pemberdayaan UKM untuk pulih dan lebih kuat bersama. Kegiatan yang diadakan secara hybrid, Daring dan luring, bisa diikuti siapa saja secara gratis. Buat saya ini kesempatan baik. mengingat jika berbayar, harganya pasti lumayan banget. tak ada ilmu yang murah, ye kan?
 Ciledug-Bekasi, bukan jarak tempuh yang pendek, apalagi kegiatan dimulai sejak pagi. Maka saat matahari masih malu-malu bersinar, saya sudah siap menyusuri jalanan. Keadaan masih gelap, walau angkutan umum sudah mulai ramai, Lampu kendaraan masih lebih dominan daripada cahaya matahari. Rasa kantuk hilang, seiring kehangatan matahari yang mulai menyentuh kulit. Pagi-pag benar, benar-benar pagi karena jarum jam baru bergeser sekitar 15 menit dari angka delapan, saya sudah memasuki kawasan Rumah Perubahan. Di gerbang depan tertulis, Jakarta Escape. Kalau bahasa gaul mah, Jakarta coret.  rumah Perubahan, seluas 7 hektar, sebagian masih masuk jakarta dan sebagian masuk bekasi. yang masu wilayah jakarta, tepat berada di belakang Cilangkap.
Sejauh mata memandang, dimanjakan kehijauan dan udara yang sejuk. Ada kolam yang penuh dengan bunga terartai, lumayan menarik perhatian saya. Karena sejak pandemi dua tahun lalu, bisa dibilang ini kesempatan ke luar rumah yang lumayan jauh, selain waktu antar Si bungsu untuk kuliah luring di Yogja. dari gerbang hingga ke lokasi acara, lumayan jauh, untunglahkendaraan yang saya tumpangi bisa berhenti tak jauh dari lokasi. Kegiatan yang diselenggarakan di bawah tenda besar dan sebagian di ruang terbuka beratap langit biru. Ini juga yang membuat saya gembira, panitia sudah memikirkan masa-masak konsep dari pelaksanaan kegiatan. Sejauh mata memandang, rata-rata yang saya lihat, semua menggunakan masker. Di meja tamu, sudah ada barcode Peduli Lindungi yag wajib discan bagi setiap tamu yang akan mengikuti kegiatan. Tidak ada syarat Swab antigen, hanya dipastikan sudah vaksin minimal 2 kali. Beurntunglah saya karena saya baru 2 kali vaksin, d anbelum mendapat  vaksin booster tetap bisa mengikuti.Â
Acara segera di mulai, dua pakar diminta naik ke panggung dan acara dibuka dengan sambutan Keynote Speaker Menteri Perdagangan, M. Lutfi. Seharusnya beliau hadir tapi karena ada perintah dari Presiden, dimana Mendag harus berangkat ke luar kota, maka sambutan disampaikan secara on line. Mendag M. Lutfi mengatakan: "kolaborasi dan inovasi adalah kunci utama perkembangan usaha kecil dan menengah (UKM), dimana dukungan dan peran serta dari berbagai pihak terkait diperlukan agar UKM bisa bersaing di ranah global mulai dari pemasaran hingga teknologi digital.
Apa yang disampaikan Pak Mendag, ini sejalan dengan salah satu program Presiden Jokowi di G20. Di mana penguatan UKM jadi agenda yang diperhatikan secara serius. Mendag dalam sambutannya juga mengingatkan: tren ekonomi digital saat ini memiliki potensi yang sangat besar. Pelaku UKM dan mikro sebagai tulang punggung ekonomi negara harus memanfaatkan peluang tersebut dengan optimal guna meningkatkan skala usaha dan mendorong perekonomian bangsa.
 Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Sunarso juga sepemikiran dengan Mendag M. lutfi. UKM dan  usaha mikro memiliki peran sangat besar dalam pemerataan ekonomi karena sumbangsih terhadap serapan tenaga kerja dan sumbangan ke PDB. Presiden jokowi sering mengingatkan pentingnya memberikan perhatian dan pendampingan baik keuangan dan manajemen pada sektor UKM mengoingat sektor UKM sebagai tulang punggung perekonomian nasional.
Satu gambar yang disampaika  Pak Perry dan saya setuju. perlu ada sebuah aturan di mana UKM baru atau yang lebih besar tidak boleh mematikan UKM lama. Sebagai contoh, sekarang minimarket merajalela. Sebagian halaman minimarket disediakan untuk UKM. tapi apa artinya jika UKM di halaman minimarket yang menjual jajanan matang dan kopi/es kopi harus bersaing dengan minimarket yang di dalam mulai menjual kopi dan es kopi juga? Bahkan termasuk mie instan yang siap santap. Bukankah seharus dibiarkan berjenjang. Minimarket menjual bahan mentah, UKM di depan minimarket menjual bahan jadi/matang. Hal ini perlu diatur agar, usaha-usaha warung kopi kecil dipinggirjalan/gerobakan tetap hidup.
Prof. Rhenald Kasali, tampil casul dengan t-shirt dan celana jenas yang memberi kesan muda dan gagah. Suaranya renyah, tak jauh berbeda dari yang bisa terdengar diakun youtubenya. Senyumnya tetap mempesona. Dan ilmunya yang mumuni membuat sesi beliau dipadati pengunjung yang datang langsung maupun yang mengikuti secara daring di youtube. Beliau cuma mengatakan untuk memulai usaha, diperlukan niat, fokus, memanfaatkan moment dan berani memulai.Â
Ini juga yang dipraktekan dua perempuan, Lia dan Ira yang kini memiliki Mamomaru Mentai. Keduanya karyawati yang hobi makan, memulai usaha nasi mentai. Bermodalkan 380 ribu, jadi 10 prosi nasi mentai, 4 porsi dimakan sendiri, 6 porsi ditawarkan dibeli kawan-kawan yang menerima tawaran dari media sosial. Bertambah banyak menjadi 30, lalu 50 dan mencapai 200 saat akhir pekan. Keduanya terus memikirkan inovasi, akhirnya  Lia dan Ira yang tetap bekerja kantoran sudah bisa memproduksi 200 porsi setiap hari. Kok bisa? Fokus dan manajemen yang ok, membuat keduanya memperkerjakan beberapa tenaga kerja untuk mendukung produksi mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H