Mohon tunggu...
Elisa Koraag
Elisa Koraag Mohon Tunggu... Administrasi - Influencer

Saya ibu rumah tangga dengan dua anak. gemar memasak, menulis, membaca dan traveling. Blog saya dapat di intip di\r\nhttp://puisinyaicha.blogspot.com/\r\nhttp://www/elisakoraag.com/ \r\nhttp:www.pedas.blogdetik.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Kebohongan Ratna Sarumpaet Adalah Kejahatan

4 Oktober 2018   07:51 Diperbarui: 5 Oktober 2018   11:32 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi ini, bangun tidur, Pak Suami bertanya, apakah orang-orang yang terlibat dalam kebohongan RS, bisa tidur?
Saya jawab, Saya masyarakat biasa yang gak kenal orang-orang itu dan cuma tahu lewat media Massa dan media sosial,  tidak bisa tidur. 

Saya berusaha gak mau mikir tapi gak bisa. Saya kakak-beradik perempuan semua. Kami saling menjaga satu sama lain. Senua kakak-beradik Saya masih beraktifitas di luar rumah. Bagaimana jika yang terjadi pada RS terjadi pada kakak-adik Saya? Apa yang harus Saya lakukan untuk menghindari kemungkinan itu? Rasanya sangat gak nyaman banget.

Sumber: kompas.com (screenshoot pribadi)
Sumber: kompas.com (screenshoot pribadi)
RS jelas salah, melakukan kebohongan publik yang diakui. Yang memprovokasi ini lebih jahat lagi. Saya pun marah, mendengar info perempuan 70 th dikeroyok. Jangankan dikeroyok, dipukul oleh satu orang saja, Saya marah. Karena Saya pahami tidak ada satu alasanpun yang membenarkan tindakan kekerasan. Tapi Rasa marah Saya masih bisa Saya kontrol dengan tidak meluapkan di media sosial.

Info dipelintir, lalu melemparkan kesalahan pada sesuatu yang belum jelas. Lalu mengkondisikan "pengeroyokan" sebagai akibat pilihan politik, jauh lebih jahat. Dibuatnya masyarakat saling mencaci. Buat Saya, ini "KEJAHATAN".

Karena itu Tak cukup sekadar minta maaf. Bayangkan lebih dari 24 jam, kebohongan itu memakan korban. Keresahan dlm diri tiap- tiap individual. Cemas pada pilihan politik. Cemas, merasa Tak Aman karena Ada preman. Kecemasan yg memancing ketakutan, bagaimana kalau terjadi pada diri sendiri, pada keluarga, pada orang-orang yang Kita cintai? 

Bukan lebai tapi ini terasa sebagai TEROR. Apalagi ditambah orang-orang goblog yang Cari panggung, sok menunjukan empati, membuat makin gak nyaman. Apa ada yang bisa menebus keresahan individua-individu akibat sandiwara RS Dan Tim horenya?
#MasihKesal

Lebih jahat lagi, energi, biaya Dan waktu kepolisian yang harusnya bisa untuk Hal lain, tersedot pada kebohongan RS. Padahal  Indonesia sedang berduka atas bencana alam Palu, Sigi Dan Donggala. Terlepas Ada agenda lain atau tidak, kebohongan RS telah meresahkan. 

Sekali lagi, menurut Saya tidak cukup sekadar minta maaf. UUITE telah dilanggar, beri sanksi pidana yang setimpal. Saya perempuan, Ibu dari sepasang remaja yang terus menerus mengawasi dan menjaga agar mereka (anak-anak Saya) tidak membuat info hoax atau percaya info hoax. Lalu penjelasan apa yang harus Saya berikan pada mereka?

Sumber: kompas.com (screenshoot pribadi)
Sumber: kompas.com (screenshoot pribadi)
Sama seperti orang lain, sayapun sempat berpikir, mengapa RS tidak lapor Polisi? Dugaan Saya,  RS sadar, dia sedang berbohong. Ini jahat! 

Saya bukan ahli kejiwaan, Saya tidak bisa menganalisa tindakan RS. Saya cuma Ibu  yang ingin hidup nyaman, jauh dari Rasa takut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun