Mohon tunggu...
Elisa Koraag
Elisa Koraag Mohon Tunggu... Administrasi - Influencer

Saya ibu rumah tangga dengan dua anak. gemar memasak, menulis, membaca dan traveling. Blog saya dapat di intip di\r\nhttp://puisinyaicha.blogspot.com/\r\nhttp://www/elisakoraag.com/ \r\nhttp:www.pedas.blogdetik.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wisata Edukasi: Napak Tilas 3 Museum di Jakarta

3 September 2018   23:31 Diperbarui: 4 September 2018   01:04 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengunjungi museum adalah salah satu upaya saya meningkatkan rasa cinta tanah air. Buat saya mengunjungi Museum adalah salah wisata edukasi yang menyenangkan. Sejak duduk di sekolah dasar, puluhan tahun lalu, karyawisata mengunjungi Museum Satria Mandala, Museum Nasional, Museum Fatahila, selalu membuat saya merasa senang dan bangga. 

Entah sudah berapa kali saya mengunjungi banyak museum di Jakarta atau di kota lain. Kini Museum bukan cuma mendokumentasikan perjalanan perjuangan sampai kemerdekaan tapi juga ada museum untuk seni, seperti Museum batik, museum tekstil, museum angkutan, museum layang-layang dan banyak lagi.

Dokpri
Dokpri
Sabtu, 25 Agustus 2018, dalam rangka merayakan Proklamasi NKRI,  Saya mengikuti kegiatan Napak tilas Kemerdekaan RI, 2018, Jakarta kota Juang.

Saya dan peserta lainnya, berkumpul di Tugu Proklamasi, tempat bersejarah di mana Proklamator Bangsa, Bung Karno dan Bung Hatta, memproklamasikan Kemerdekaan RI. Beberapa tahun lalu saya pernah ke tempoat ini, tapi kondisi tempat ini sekarang, sudah sangat bagus.

Saya selalu semangat mengikuti kegiatan yang berkaitan dengan upaya meningkatkan semangat dan cinta tanah air. Bagi saya cinta tanah air harus dipupuk, dipelihara. salah satunya dengan terus belajar sejarah kebangsaan.  Kegiatan napak tilas yang dikemas dalam permainan, sangat menarik. Peserta sekitar 100 orang, terbagi dalam 3 kelompok. 

Karena ini era digital, semua petunjuk diberikan lewat scaner di smartphone. Tiap kelompok mendapat petunjuk yang berbeda. Saya dan beberapa kompasianer yang menjadi peserta, terbagi dalam dua kelompok, yaitu merah dan hijau.

Saya Tim hijau. Petunjuk pertama yang saya terima, saya harus mengunjungi Museum Perumusan Naskah Proklamasi, yang terletak di jalan imam Bonjol, Jakarta Pusat.  Tim Merah, menuju Museum kebangkitan Nasional dan tim Putih. Museum Juang 45. Secara bersamaan, semua peserta  berlomba menuju lokasi seusai petunjuk.

Museum Perumusan Naskah Proklamasi

Dokpri
Dokpri
Museum ini, adalah rumah salah satu pejabat Jepang yang bersimpati pada perjuangan masyarakat Indonesia. Beliau dikenal dengan nama Laksamana Tadeshi Maeda.

Di tempat ini, para pejuang berdiksusi dan membahas teks proklamasi. Ada 4 ruangan, yaitu ruangan perumusan, ruang pembahasan, ruang pengetikan dan ruang pengesahan. Tahukah anda?, bahwa setelah teks proklamasi di rumuskan lalu di bahas, sebelum di ketik, ada beberapa bagian yang direvisi.

Naskah teks proklamasi di tanda tangani Bung Karno dan Bung Hatta, di atas piano.  Kegiatan di rumah Laksamana T Maeda adalah catatan penting dalam perjalanan bangsa Indonesia. Karena di tempat inilah, awal sejarah NKRI di mulai. 

Ruang Pembahasan, Dokpri
Ruang Pembahasan, Dokpri
Para perumus, pembahas dan saksi terciptakanya teks proklamasi RI. Dokpri.
Para perumus, pembahas dan saksi terciptakanya teks proklamasi RI. Dokpri.
Museum Kebangkitan Nasional

Dari museum Perumusan Naskah Proklamasi, saya melanjutkan ke Museum Kebangkitan Nasional yang terletak di Kawasan Pasar Senen, Jakarta pusat.

Museum ini dulunya Gedung Stovia, tempat para pemuda Indonesia belajar ilmu kedokteran. Di tempat ini merupakan titik balik politik etis. yaitu perjuangan bukan lagi dengan senjata melainkan lewat pendidikan. perjuangan dengan diplomasi dan perundingan.

img-20180825-102706-5b8d5b95ab12ae5ff743d2c6.jpg
img-20180825-102706-5b8d5b95ab12ae5ff743d2c6.jpg
Pengaruh politik etis dalam pendidikan adalah terbukanya kesempatan bersekolah bagi kaum priyayi maupun rakyat biasa. Walaupun pada pelaksanaannya ada diskriminiasi, tapi masyarakat bisa berlomba menyekolahkan anaknya, dengan harapan bisa meningkatkan status sosial.

Pemerintah memberi kesempatan anak-anak  pribumi yang menyelesaikan pendidikan dasar melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi seperti opleiding school for inlandse ambtenaren dan school opleiding van inlandsche Artsen (STOVIA) sekolah kedokteran. 

Gedung Stovia adalah tempat belajar ilmu kedokteran dan asrama. Sekarang menjadi Museum kebangkutan Nasional. Jika masuk dari pintu utama, maka sebelah kiri berisi dokumentasi [perjalanan sejarah kebangsaan. Berupa lukisan, diorama dan barang-barang sejarah.

Sementara sebelah kanan, bekas kelas-kelas yang sudah tidak terpakai. Masuk ke dalam, ada ruang tetaer, ada ruang untuk pertemuan/pertunjukan. Dengan taman-taman yang luas. Di sini, kita diingatkan pada perjuangan gerakan pemuda kedaerah sebelum bersatu lewat Sumpah pemuda 28 oktober 1928.  

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Museum Gedung Juang 45
img-20180825-103149-hdr-5b8d5f06bde57507714d3723.jpg
img-20180825-103149-hdr-5b8d5f06bde57507714d3723.jpg
Memasuki tempat ini, mengembalikan ingatan saat saya kuliah. Saya dan kawan-kawan menjadikan tempat ini sebagai markas berkumpul dan berdiskusi. Gedung Juang 45 tenpat Dewan harian 45 berkantor.

Dulunya tempat ini sebuah hotel yang diambil alih . Di tempat ini, masih tersimpan Mobil RI 1, meja tempat Bung Hatta bekerja, Diorama yang menggambarkan perjuangan hingga proklamasi kemerdekaan NKRI 1945.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Di tempat ini, dokumentasi sejarah, berupa catatan, foto, lukisan dan diorama yang mengingatkan akan perjalanan bangsa Indonesia. saya akan kembali lagi dengan membawa anak-anak karena mengunjungi museum adalah cara mudah mengenalkan sejarah kebangsaan sekaligus menanamkan rasa cinta tanah air.

Pesan bung Karno- Jas Merah-Jangan Pernah melupakan Sejarah. Dan bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun