Mohon tunggu...
Elisa Koraag
Elisa Koraag Mohon Tunggu... Administrasi - Influencer

Saya ibu rumah tangga dengan dua anak. gemar memasak, menulis, membaca dan traveling. Blog saya dapat di intip di\r\nhttp://puisinyaicha.blogspot.com/\r\nhttp://www/elisakoraag.com/ \r\nhttp:www.pedas.blogdetik.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

A Gift, Cerita Cinta Rakyat untuk Sang Raja Thailand

19 Januari 2017   07:37 Diperbarui: 19 Januari 2017   08:03 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: movie.kapook.com

Gara-gara Komunitas KOMIK (Kompasianer Only Movie Enthus(i)as Klub) saya menjadi pecinta film Thailand. Menyaksikan film A Gift, ibarat menyantap masakan Mama. Gurih-gurih sedap. Ingin menikmati dengan santai tapi juga ingin melahap cepat-cepat karena nikmatnya. Begitu analogi saya buat film A Gift. Terus kaitannya sama Raja Thailand? Musik dan lagu yang menjadi latar film ini adalah ciptaan Sang Raja. Film ini dibuat memang untuk di dedikasikan kepada Sang Raja, sebagai bukti cinta rakyat pada sang Radja. Sebelum film di putar, penonton diminta berdiri dan mendengarkan Lagu kebangsaan Thailand. Sementara di layar diperlihatkan, suasana dukacita rakyat ketika Sang Raja meninggal. 

Genre                : Romantic Comedy

Duration           : 144 minutes

Release Date     : 11 January 2017

Cast   :

- Nine - Napat Siangsomboon

- Violette Wautier (Heart Attack, The Swimmers)

- Sunny Suwanmethanont (Heart Attack, I Fine Thank You Love You, Seven Something)

- Mew Nittha Jirayungyurn (One Day)

- Ter Chantavit Dhanasevi (One Day, ATM, Hello Stranger, Hormones, Coming Soon)

- Noona Neungthida Sophon (Hello Stranger)

Director :

-    ‘Love At Sundown’ : Chayanop Boonprakob (Suckseed, May Who) & Kriangkrai Vachiratamporn

-    ‘Still On My Mind’ : Nithiwat Tharatorn (My Girl, The Teacher’s Diary)

-    ‘New Year Greeting’ : Jira Maligool (The Tin Mine, Seven Something)

Walau bergenre comedy dan memang penonton banyak tertawa, buat saya film ini drama banget. Secara keseluruhan ini film omnibus, gabungan 3 kisah terpisah. 3 kisah berbeda dengan pemeran yang berbeda, demikian juga dengan latar belakang, dan tempat kejadian. Hanya kecil sekali yang mengkaitkan ke 3 film tersebut sebagai satu kesatuan. Yaitu,  Tokoh  utama pria dalam film pertama adalah anak dari salah satu tokoh peran pembantu perempuan (Sebagai Manajer) di film ketiga. Pemeran tokoh Ibu dalam film kedua adalah salah satu sosok inspirasi di film ketiga. Sudah itu saja. 

Cerita kesatu, kedua dan ketiga mempunyai plot cerita yang berbeda-beda. Tapi memiliki kesamaan yaitu seputar cinta. Bukan cuma cinta antara laki-laki dan perempuan tapi juga cinta pada pekerjaan, cinta pada musik. Cinta yang sangat luas, sehingga menghilangkan batasan. Seharusnya memang demikian, cinta adalah sesuatu yang luas dan luarbiasa sehingga tidak bisa dibatasi. 

Perpindahan satu cerita ke cerita selanjutnya juga tidak terasa sebagai sebuah lompatan. Awalnya saya mengira ini 3 film pendek yang berdiri sendiri. Ternyata ini memang 3 film dengan 3 kisah tapi terkait mejadi satu, bukan hanya dikait-kaitkan pemerannya, seperti yang sudah saya gambarkan di atas. Tapi juga aura cinta dalam film ini mengikat ke 3 cerita mejadi satu kesatuan.

Kisah pertama, seperti sinetron kebanyakan, jatuh cinta karena dipasangkan sebagai pemeran suami istri dalam sebuah gladi resik acara penyerahan beasiswa. Sososk perempuan baru patah hati jadi masih anti lelaki. Sedangkan si lelaki, makin ditolak makin mendekat. Pepatah jawa, Witing Tresno Jalari Sokokulino berlaku. Karena seharian mereka bersama, cinta meluruhkan keduanya dalam satu rasa. 

Kisah kedua tentang cinta anak pada orangtua. dan cinta antara lelaki dan perempuan juga. Diceritakan seorang ayah yang terkena Alzeimer ditinggal meninggal sang Ibu. Karena faktor sakitnya, membuat sang ayah tidak ingat kalau si ibu sudah meninggal. Perjuangan anak merawat ayah yang sakit bisa teraasi karena besarnya cinta anak pada orangtua. Dalam perjuangannya, si anak dibantu tokoh tukang service piano. Yang karena rasa cinta, rela membantu si anak perempuan dalam mengurus sang ayah.

Kisah Ketiga, mencertakan pemusik gagal yang harus melepaskan impiannya menjadi pemusik demi ekonomi. Lalu bekerja sebagai tenaga finacial disebuah perusahaan. Di luar dugaan, si pemusik gagal ini justru di loloskan diterima bekerja karena latar belakang musiknya. Rupanya, karyawan diperusahaan itu sudah terkena virus bermusik dari salah satu karyawan yang sudah meninggal. Yaitu sosok ibu dalam kisah film kedua. Virus yang sudah tersebar tidak bisa dibendung walau sang inspirator sudah tidak ada. Tapi mereka tetap ingin bermusik. Menjadi persoalan manakala manajer yang ada, tidak suka musik. Apalagi musik dari pemusik gagal yang kini menjadi orang kantoran.

Tapi besarnya kecintaan para karyawan terhadap musik, membuat mereka terus berupaya mencari cara dan jalan agar perusahaan mau membangun ruang musik untuk mereka mengekpresikan kecintaannya pada musik. Sudah bisa ditebak, nggak mudahlah mendaptkan fasilitas tersebut. Tapi cinta memenangkan perjuangan mereka. Ternyata manajer yang selama ini menghalangi karyawan lain bermusik, secret admire sang pemusik gagal. Manajer tersebut, ibu dari tokoh pria di kisah pertama.

Senang menyaksikan kisah-kisah yang bernuansa cinta, pesan cintanya dapat banget. Cinta bisa memenangkan hati yang patah, cinta bisa memberi kesabaran dan cinta juga bisa memenangkan kemauan yang besar. Musik yang mejadi latar film ini juga lahir karena cinta sang Raja Thailand pada musik. Dan film AGift ini bukti cinta rakyat pada Sang Raja.

Dok.pri
Dok.pri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun