Mohon tunggu...
Elisa Koraag
Elisa Koraag Mohon Tunggu... Administrasi - Influencer

Saya ibu rumah tangga dengan dua anak. gemar memasak, menulis, membaca dan traveling. Blog saya dapat di intip di\r\nhttp://puisinyaicha.blogspot.com/\r\nhttp://www/elisakoraag.com/ \r\nhttp:www.pedas.blogdetik.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Okti Li, Melati dari Cianjur

27 September 2015   20:15 Diperbarui: 27 September 2015   20:16 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti biasa, pukul 04.30 aku bangun untuk mengurus sekolah Si Sulung. Menyetrika seragam, menyiapkan sarapan dan bekal. Pk. 05.00 aku membangunkan Okti untuk Salat subuh. Pk. 05.45, sulungku berangkat sekolah, akupun bersiap-siap untuk menghadiri Focus Group Disccusion yang diadakan Oleh Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. (KPP-PA) Aku tak punya apa-apa untuk sarapan, hanya segelas teh hangat dan biskuit. Okti menerima apa adanya. Pk. 07.00 pesan Go-Jek. Pk. 07.30 Go-Jek datang dan kami berangkat. Aduh, ternyata Ciledug-Hotel Grand Menteng, Jakarta-Pusat  itu jauh banget. Pk. 08.40- Satu jam lebih, baru kami sampai.

Kami peserta pertama loh yang datang. Sambil menunggu yang lain, kami lanjut ngobrol. Okti kagum dengan Go-Jek. Katanya: enak banget, naik-turun, kembalikan helm dan ucapkan terima kasih. Aku tertawa, itu karena aku punya kredit di akun Go-Jekku. Saat diskusi berlangsung, Okti memberikan catatan yang memintaku memesan Go-Jek untuknya. Karena sepulang dari acara FGD, ia ingin singgah di Kramat Jati sebelum pulang ke Cianjur. Aku menyanggupi dan memintanya menuliskan alamat yang dituju.

Usai acara, kami keluar dan aku memesan Go-Jek untuknya dan untukku. Lumayan lama, dan kami kembali ngobrol. Kami banyak tertawa, mentertawai liku-liku hidup dan keputusan yang diambil, hingga mensyukuri hidup sampai saat ini. Ketika Go-jek datang, aku mempersilakan Okti pergi dan mengingatkan bayar cash Rp. 10.000 karena kredit diakunku sudah habis. (Aku kehilangan kredit Go-Jek sekitar Rp. 1.jt), maka akun baruku, masih kosong.

Pembicaraan antara aku dan okti dilanjut lewat inbox di fb. Tak banyak kami foto bersama. Karena saat kami bertukar pikiran, tak terlintas menggunakan tongsis untuk berfoto berdua. Tapi bagiku foto berdua tak lagi penting, kaena antara aku dan Okti sudah terjalin kedekatan dari hati ke hati. Karena persamaan kami sebagai perempuan, istri, ibu, blogger dan warga negara yang menginginkan kehidupan lebih baik.

Okti masih menyimpan kegalauan terkait masalah mantan TKI yang sudah kembali ke Indonesia. Banyak di antara mereka yang gaya hidupnya menjadi boros, sehingga tabungan habis dan kembali ke titik nol. Atau dikejutkan dengan prilaku keluarga yang menghabiskan uang hasil kerja para TKI. Tak sedikit para suami yang menikah lagi dan membawa lari uang para TKI. Karena itu Okti bersama kawan-kawan mantan TKI tetap berkomunikasi dan membangun jaringan untuk memberi pengajaran menjaga apa yang mereka kumpulkan agar dapat digunakan sesuai tujuan awal ketika berangkat menjadi TKI.

Masih banyak yang bisa diceritakan dari seorang Okti Li, cita-cita dan pemikirannya yang luas tak cukup dituliskan hanya dalam satu artikel. Semoga apa yang aku tulis bisa memberi pencerahan bagi yang membaca. Dan lain waktu semoga aku punya kesempatan lain menggali pemikiran dan cita-citanya. Terima kasih Okti, Melati dari Cianjur. Semoga keharuman pemikiran dan kontribusi menyebar ke seluruh dunia. Terima kasih, mau mengenalku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun