Mohon tunggu...
Mutia Erlisa Karamoy
Mutia Erlisa Karamoy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Lifestyle Blogger | Web Content Writer

Mom of 3 | Lifestyle Blogger | Web Content Writer | Digital Technology Enthusiast | Blog: www.elisakaramoy.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Jangan Biarkan Sampah Plastik Mencemari Sumber Air Kami

10 Agustus 2019   15:57 Diperbarui: 10 Agustus 2019   16:03 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sungai Cisadane, sumber air bersih kami (Foto: Pribadi)

Taman cantik di pingiran sungai Cisadane (Foto: Pribadi)
Taman cantik di pingiran sungai Cisadane (Foto: Pribadi)
Sesungguhnya di sekolah anak saya, mulai dari yang SMK, SMP, hingga SD, sudah menerapkan larangan menggunakan plastik untuk jajanan di sekolah dengan programnya yang di beri nama "Kurasaki" (Kurangi Sampah Di Sekolah Kita), tapi memang kebiasaan baik ini membutuhkan waktu diadopsi anak-anak menjadi pedoman nilai. 

Peran orangtua untuk ikut mengajarkan kebiasaan baik tidak membuat sampah plastik ini menurut saya sangat penting, karena pembiasaan ini harusnya di mulai dari rumah. Memang sih, tidak di pungkiri, menihilkan sampah plastik adalah hal yang sulit jika tidak ingin di katakan mustahil, tapi mengurangi sampah plastik saya kira adalah awal yang baik. 

Namun, kebiasaan baik ini tentu harus juga diimbangi dengan tersedianya fasilitas untuk mendaur ulang sampah plastik tersebut, atau setidaknya masyarakat tahu di mana tempat yang tepat untuk membuang sampah plastiknya agar tidak mencemari lingkungan, terutama sungai yang kini memiliki arti yang sangat penting bagi kelangsungan hidup masyarakat yang membutuhkan pasokan air bersih. 

Apalagi selama berdekade-dekade, sampah selalu menjadi persoalan rumit yang sulit dipecahkan seiring semakin bertambahnya jumlah penduduk. Program mengurangi sampah yang berpotensi mencemari lingkungan terutama sampah plastik harusnya di mulai dari lingkup terkecil dalam masyarakat, yaitu keluarga. Berikut beberapa pembiasaan baik untuk mengurangi penggunaan plastik yang di mulai dari rumah:

  1. Membiasakan anggota keluarga terutama anak-anak membawa kotak makan dan tempat minum sendiri dari rumah. Yap...selama beberapa tahun belakangan ini anak-anak diwajibkan membawa bekal makan dan minum dari rumah, biasanya saya membawakan kotak makan kecil ekstrasebagai persiapan jika anak-anak ingin membeli jajanan dari sekolahnya, apalagi di sekolah anak saya tempat sampah adalah benda yang sulit ditemukan, terkadang sampah kertas saja atau bekas rautan pensil mereka bawa pulang. Sekolah memang sedang ingin meminimalisir keberadaan sampah terutama sampah plastik, bahkan spanduk bertuliskan Kurasaki dipasang di berbagai tempat strategis di sekolah.
  2. Biasakan membawa totebag kemana-mana terutama saat pergi berbelanja. Koleksi totebag atau tas kain saya terbilang cukup banyak, oleh-oleh jika menghadiri berbagai event. Biasanya saya membawa setidaknya satu atau dua totebag, untuk berjaga-jaga jika tiba-tiba harus berbelanja. Di tas sekolah anak saya pun biasanya saya selipkan satu totebag kecil, untuk berjaga-jaga jika anak-anak memerlukan tempat untuk membawa sesuatu. Jadi bisa mengurangi ketergantungan pada tas plastik atau kresek.
  3. Tidak lagi menggunakan tisu basah. Dulu ketika anak-anak masih kecil saya wajib stok tisu basah karena menurut saya lebih praktis dalam menggunakannya daripada tisu biasa. Tapi setelah mengetahui kalau tisu basah terbuat dari resin plastik dan tidak bisa larut dalam air, akhirnya saya stop menggunakan tisu basah dan lebih memilih membeli saputangan untuk anak-anak. Biasanya saya selipkan satu saputangan di tas atau kantong baju anak-anak agar lebih mudah menggunakannya, enggak perlu ukuran besar karena saya lebih suka membeli saputangan ukuran kecil plus gambarnya yang lucu-lucu, apalagi sapu tangan kecil mudah dicuci dan cepat kering saat di jemur.
  4. Memilih produk yang menggunakan botol beling. Memang sih harganya jauh lebih mahal dan rawan pecah, namun setelah isinya habis biasanya botol saya cuci dan saya gunakan untuk menyimpan berbagai barang, seperti bumbu dapur.
  5. Manfaatkan sampah plastik untuk hal yang bermanfaat, seperti botol plastik bekas yang bisa dimanfaatkan sebagai pot-pot kecil untuk tanaman, selain lebih hemat karena tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli pot untuk tanaman juga bisa membantu kita untuk diet sampah dan melakukan daur ulang sampah plastik secara mandiri. Oh ya...pot-pot bekas sampah plastik ini bisa dipakai buat menanam aneka sayur-sayuran lho, apalagi kita tahu kan lahan rumah di kota sangat sempit, nyaris tidak ada lahan kosong untuk digunakan berkebun atau menanam aneka tumbuhan. 

Kebiasaan baik mengurangi sampah plastik memang harusnya di mulai dari rumah kok, orangtua bisa menjadi contoh terbaik. Jangan biasakan anak-anak membuang sampah sembarangan terutama sampah plastik saat bepergian, siapkan totebag atau kantong khusus untuk menampung sampah-sampah tersebut, terutama sampah yang sulit terurai agar bisa dimanfaatkan atau di buang di tempat yang memang didesain untuk menampung sampah plastik. 

Jangan biarkan sampah plastik mencemari sumber air, karena sumber air yang bersih dan berkualitas sangat penting untuk kesehatan. Kita tahu kan, jika minum air putih baik untuk kesehatan tubuh, tapi pastikan air putih itu berasal dari sumber air bersih yang berkualitas dan layak untuk di konsumsi. Yuk belajar mencintai lingkungan di mulai dari kebiasaan baik yang diawali dari diri sendiri dan keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun