Mohon tunggu...
Mutia Erlisa Karamoy
Mutia Erlisa Karamoy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Lifestyle Blogger | Web Content Writer

Mom of 3 | Lifestyle Blogger | Web Content Writer | Digital Technology Enthusiast | Blog: www.elisakaramoy.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Foam Bitumen, Hadirkan Solusi Untuk Mempercepat Perbaikan Jalan

24 Desember 2015   21:21 Diperbarui: 25 Desember 2015   08:15 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto : Antarafoto.com

Pembangunan kawasan industri pada prinsipnya merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, karena bisa dpastikan sebuah industri pastilah menyerap tenaga kerja yang jumlahnya cukup banyak selain tentunya membuka lapangan kerja baru, baik bagi masyarakat yang tinggal di kawasan industri tersebut maupun bagi masyarakat dari luar daerah. Namun dalam kenyataannya, kawasan industri tidak hanya memberikan kesempatan dan peluang kerja bagi masyarakat, melainkan juga memunculkan peluang bisnis baru terutama dalam sektor jasa dan perdagangan. Untuk daerah atau kawasan itu sendiri, berdirinya industri-industri baru memberikan peluang daerah tersebut terus berkembang disertai dengan tersedianya kelengkapan fasilitas untuk menunjang kehidupan masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut, terutama fasilitas infrastruktur jalan. Setidaknya, ada 6 fasilitas infrastruktur utama yang harus dimiliki sebuah kawasan industri agar dapat menunjang dan memfasilitasi semua aktivitas perekonomian yang terdapat di kawasan tersebut, yaitu :

  1. Infrastruktur Jalan. Sebuah kawasan industri haruslah memiliki fasilitas infrastruktur jalan yang berkualitas, karena hampir dipastikan setiap hari kawasan ini akan dilewati kendaraan industri dengan bobot yang sangat berat dari berbagai jenis industri.
  2. Listrik. Suplai listrik secara kontinyu dan konsisten merupakan kebutuhan pokok bagi sebuah kawasan industri, karena itulah beberapa kawasan industri kini sudah mulai menggunakan jaringan kabel bawah tanah untuk suplai listriknya, di samping terlihat lebih rapi, cara ini dijamin lebih aman.
  3. Drainase (saluran air). Drainase yang tertata rapi dan terintegrasi serta telah direncanakan dengan baik akan menghindarkan kawasan tersebut dari kemungkinan buruk akibat curah hujan yang tinggi dan limbah pembuangan pabrik yang nyaris setiap hari dibuang ke saluran air tersebut.
  4. Tersedianya air bersih. Air bersih bisa dibilang merupakan salah satu kebutuhan utama yang seharusnya telah dimiliki sebuah kawasan ketika dalam proses menuju terbentuknya kawasan industri. Sebisa mungkin sebuah kawasan industri memiliki suplai air bersih yang berasal dari sistem perpipaan, karena hal ini akan menghindarkan industri tersebut dari upaya terus mengerus air tanah yang makin hari semakin berkurang jumlahnya.
  5. Telekomunikasi. Sebuah kawasan industri setidaknya harus memiliki sarana dan prasarana telekomunikasi yang lengkap untuk mempermudah berbagai aktivitas di kawasan tersebut, termasuk masyarakat yang tinggal atau bekerja pada industri tersebut.
  6. Gas Alam. Meskipun beberapa kawasan industri belum memiliki kelengkapan fasilitas ini namun tersedianya fasilitas gas alam ini tentu akan lebih memudahkan semua aktivitas yang berada dalam kawasan industri tersebut, termasuk masyarakat yang bertempat tinggal di lokasi tersebut. Tersedianya fasilitas infrastruktur gas alam juga menjadi penarik investor untuk menanamkan modal atau investasinya dalam bentuk industri yang pada gilirannya akan membuka lapangan kerja baru dan menciptakan gerak laju perekonomian di kawasan tersebut.

Sebagian besar kawasan industri pada awalnya merupakan daerah yang sepi atau bahkan beberapa diantaranya tidak memiliki sumber daya alam yang memadai sehingga masyarakat kerap mengalami kesulitan dalam membangun perekonomiannya. Pembukaan kawasan industri untuk daerah semacam ini tentu saja ekonomi akan meningkatkan taraf hidup masyarakat serta akses masyarakat untuk keluar dan kembali ke daerah tersebut. Betkembangnya sebuah kawasan menjadi kawasan industri sudah bukan rahasia lagi akan membuat daerah tersebut semakin cepat dibangun serta dilengkapi fasilitasnya, terutama fasilitas infrasruktur yang mendukung aktivitas perekonomian tersebut, termasuk fasilitas infrastruktur jalan yang berkualitas.

Fasilitas infrastruktur jalan yang berkualitas saat ini sudah bukan lagi hanya sekadar fasilitas pendukung belaka, namun merupakan kebutuhan pokok yang harus disiapkan sebuah kawasan ketika akan dikembangkan menjadi sebuah kawasan industri. Karena tanpa fasilitas infrastruktur jalan yang berkualitas dan memiliki ketahanan untuk waktu yang lama, maka secara otomatis pekerjaan perbaikan jalan secara terus- menerus akibat kerusakan yang disebabkan berbagai kondisi akan mengakibatkan terhambatnya aktivitas perekonomian di kawasan industri tersebut, baik masyarakat dan terutama para pekerja industri. Kendaraan-kendaraan industri yang biasanya super berat dan super besar mengalami kesulitan untuk mengakses pabriknya, baik mengirim barang atau untuk mengambil barang untuk didistribusikan.

Saat ini kebetulan saya bertempat tinggal di salah satu kawasan industri di daerah Tangerang, di mana hampir setiap hari jalan-jalan di kawasan ini di lalui kendaraan-kendaraan besar dengan bobot yang terlihat sangat berat untuk mendistribusikan hasil produksi atau mengantarkan bahan baku ke pabrik-pabrik yang berada di kawasan industri tersebut. Meskipun fasilitas infrastruktur jalan mungkin telah dipersiapkan oleh pemerintah daerah untuk mempermudah akses keluar masuk kawasan industri untuk kendaraan-kendaraan berbobot berat yang umumnya berupa truk peti kemas atau truk kontainer yang terkadang super besar untuk keperluan pengiriman barang ke luar negeri, namun kebanyakan sebagian besar jalan cepat sekali mengalami kerusakan.

Umumnya kerusakan tersebut disebabkan curah hujan yang cukup besar dan dalam waktu yang lama, drainase air yang kurang terpelihara, atau pembangunan kawasan pemukiman serta daerah di sekitar kawasan industri tersebut yang kurang terintegrasi satu sama lain, terutama dalam hal pembuangan limbah rumah tangga.

Akhirnya bisa ditebak, curah hujan yang besar hanya dalam waktu singkat akan menyebabkan banjir mengenang di mana-mana. Kondisi semacam ini cukup menyulitkan aktivitas industri dan masyarakat di kawasan tersebut. Serta yang lebih parah, kondisi ini dapat menyebabkan bencana banjir di kawasan sekitarnya, entah itu kawasan pemukiman maupun kawasan industri itu sendiri.

Untuk kondisi semacam ini dibutuhkan solusi yang melibatkan semua unsur yang memiliki kepentingan atas daerah tersebut, seperti pelaku industri yang tentu membutuhkan akses infrastruktur jalan bagi kelancaran bisnisnya, masyarakat yang bertempat tinggal di kawasan tersebut untuk kenyamanan dan keamanan hidup dalam jangka panjang, serta pemerintah pusat dan daerah sebagai penyelenggara fasilitas infrastruktur tersebut karena pada akhirnya pertumbuhan suatu kawasan industri akan meningkatkan pendapatan daerah, dalam bentuk :

  1. Bagi pelaku industri, dengan menyesuaikan bobot kendaraan industrinya dengan kemampuan atau ketahanan jalan terhadap kendaraan tersebut, karena aktivitas keluar masuk kendaraan industri melalui jalan tersebut di lalui setiap hari.
  2. Bagi masyarakat yang tinggal dan bermukim di daerah sekitar lokasi industri tersebut, membantu merawat infrastruktur jalan dengan selalu memperhatikan kelancaran drainase air yang berada di lingkungannya, tidak membuang sampah sembarangan, dan selalu mematuhi ketentuan pemerintah ketika akan memperbaiki atau merenovasi rumahnya.
  3. Bagi pemerintah, terutama pemerintah daerah, secara berkala memantau dan segera memperbaiki manakala kondisi infrastruktur jalan mulai menurun atau mengalami kerusakan.

Ketiga kompenen yang sesungguhnya memiliki kepentingan atas akses fasilitas infrastruktur jalan tersebut sudah seharusnya saling bersinergi untuk menciptakan sebuah kawasan industri yang berkualitas dengan memelihara semua fasilitas yang tersedia di kawasan tersebut. Namun, kondisi ideal ini kadangkala sulit untuk diwujudkan karena terganggungnya akses fasilitas akibat menurunnya kualitas jalan sering kali dirasakan dalam kondisi yang berbeda. Bila kondisi infrastruktur jalan sudah dalam keadaan rusak parah akan sangat sulit memperbaikinya, bahkan membutuhkan waktu agar dapat kembali normal untuk dilalui. Bayangkan, tentu akan banyak biaya ekonomi yang terbuang belum lagi hilangnya waktu efektif untuk beraktivitas akibat kondisi jalan yang rusak.

Untuk daerah yang bisa terbilang sangat vital bagi akses perekonomian dan aktivitas sebuah kawasan, perbaikan jalan tentu tidak bisa dilakukan dalam waktu lama. Dalam kondisi seperti ini dibutuhkan solusi yang efektif agar perbaikan jalan dapat segera dilakukan tanpa membutuhkan waktu perbaikan yang lama, misalnya hanya dengan memperbaiki bagian-bagian yang mengalami kerusakan. Dalam situasi seperti ini, dibutuhkan sebuah inovasi agar solusi memperbaiki akses infrastruktur jalan yang vital  dalam waktu relatif singkat dapat dilaksanakan dengan segera, dan denyut nadi perekonomian di kawasan tersebut tidak akan mengalami "koma atau berhenti berdetak sesaat."

Adalah penggunaan "Foam Bitumen" sebagai sebuah kompenen untuk membantu mendaur ulang perkerasan jalan, yang memiliki andil besar untuk menciptakan teknologi perbaikan jalan dengan cara memperbaiki bagian-bagian yang mengalami kerusakan, Inovasi ini diharapkan efektif jika diterapkan untuk meningkatkan dan memperbaiki kualitas jalan di kawasan di mana akses jalan tersebut sangat vital bagi aktivitas perekonomian dan masyarakat sehari-hari. Lantas, apa sebenarnya teknologi perbaikan jalan dengan "Foam Bitumen" tersebut.

Sekilas mengenal Foam Bitumen, Bahan Untuk Daur Ulang Perkerasan Jalan

Pada beberapa kondisi dimana banjir, sampah yang bertumpuk, dan beban kemacetan yang menghantui lalu lintas di kota-kota besar, dan tidak terkecuali di kawasan industri yang umumnya memiliki tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Infrastruktur jalan menjadi kebutuhan utama bagi akses masyarakat untuk menjalankan aktivitas sehari-hari serta industri sebagai pihak yang juga memiliki kepentingan besar untuk kelancaran produksinya yang nyaris tanpa jeda dan selalu padat setiap hari.

Bisa dibilang infrastruktur jalan menjadi kebutuhan vital bagi pelaku industri dan masyarakat. Untuk kasus ini, perbaikan jalan yang terkadang membutuhkan waktu cukup lama, apalagi dalam kondisi cuaca yang tidak bersahabat menimbulkan satu permasalahan besar yang bukan tidak mungkin akan membuat denyut perekonomian di kawasan tersebut terhambat atau bahkan terhenti beberapa waktu.

Implikasi ekonomi jika dalam kondisi ini tentu sangat merugikan karena ada sejumlah aktivitas bernilai ekonomis yang seharusnya bisa segera didapatkan akan hilang begitu saja. Belum beban biaya lainnya yang mungkin bisa bertambah dari perkiraan semula. Untuk daerah yang masuk dalam kategori seperti ini dibutuhkan solusi yang cepat, tepat, dan akurat agar roda perekonomian tidak akan terhenti sementara hanya karena permasalahan infrastruktur jalan yang mengalami kerusakan. Terlepas dari apapun penyebabnya, entah karena faktor lingkungan maupun ulah manusia yang menggunakan akses jalan tersebut, kerusakan jalan harus segera diperbaiki agar tidak merembet menimbulkan permasalahan lainnya.

Untuk mengatasi permasalahan inilah secara konsisten dan terus-menerus Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang PUPR) terus berupaya untuk menciptakan inovasi agar kasus kerusakan beberapa bagian infrastruktur jalan yang kerap terjadi termasuk di kawasan industri dimana jalan menjadi akses yang sangat vital dapat diperbaiki secara cepat, tepat, optimal, dan yang terpenting bertahan dalam jangka waktu yang lama, serta tidak memakan waktu lama dalam perbaikannya.

Untuk kasus seperti cara termudah adalah dengan menambal sulam jalan yang mengalami kerusakan tanpa menganggu jalan lainnya yang tidak mengalami kerusakan. Secara awam cara ini dipandang paling ekonomis dan minimalis bagi pengguna jalan karena peristiwa kemacetan yang mungkin akan terjadi akibat perbaikan jalan hanya di beberapa titik.

Umumnya, fasilitas infrastruktur jalan di beberapa titik kawasan industri sudah dibangun cukup baik namun perubahan kawasan di sekitar fasilitas tersebut seperti dibangunnya pemukiman-pemukiman baru secara tidak langsung akan menimbulkan efek yang dalam jangka waktu tertentu akan mengikis infrastruktur jalan yang sudah tertata rapi. Apalagi jika pembangunan di sekitar kawasan tersebut sama sekali tidak mengindahkan Tata Ruang Kota dan Analisis Dampak Lingkungan. Akhirnya hal tersebut berefek negatif berupa kerusakan jalan secara serius di beberapa bagian.

Berdasarkan hasil penelitian Balitbang PUPR, ada banyak jenis bahan yang dapat digunakan untuk perbaikan atau meningkatkan mutu bahan yang didaur ulang, salah satunya adalah dengan inovasi bahan Foam Bitumen. Dalam kasus kerusakan infrastruktur jalan, yaitu pada struktur perkerasan yang mengalami kegagalan perbaikan yang paling tepat adalah dengan memperbaiki bagian-bagian yang rusak dan meningkatkan daya dukung struktur perkerasan tersebut dengan cara memberikan lapis tambah baru (overlay).

Sedangkan cara lainnya adalah dengan membongkar lapisan beraspal lama yang diikuti perbaikan atau penambahan lapis pondasi serta memberikan lapisan beraspal baru sebagai lapis penutupnya. Untuk kondisi perbaikan cara ini, maka Foam Bitumen dinilai sebagai salah satu bahan yang memiliki kualitas cukup baik dimana Foam Bitumen merupakan campuran antara udara, air, dan bitumen yang dicampur dengan komposisi tertentu, atau dengan kata lain merupakan bahan penstabilisasi (Stabilizer) agar bahan material yang dihasilkan lebih berkualitas.

Sedangkan Bitumen sendiri merupakan produk yang dihasilkan dari penyulingan minyak mentah yang memliki sifat pengikat. Foam Bitumen dapat digunakan sebagai bahan penstabilisasi hampir semua jenis material, mulai dari pasir, kerikil, agregat pecah, serta material sub standar lainnya. Namun, tingkat keberhasilannya untuk menstabilisasi bahan-bahan tersebut sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor tertentu, yaitu kuantitas dan temperatur air, sumber dan tipe Bitumen, temperatur bitumen dan foaming chamber, tekanan bitumen dan air, serta bahan tambah lainnya.

Inovasi Balitbang PUPR untuk memperbaiki fasilitas infrastruktur jalan yang di beberapa bagiannya mengalami kerusakan akibat berbagai faktor  dengan bahan Foam Bitumen pada gilirannya memberikan solusi yang efektif untuk memperbaiki dengan segera kondisi jalan agar kembali berfungsi normal tanpa harus menimbulkan permasalahan baru yang terlalu lama seperti kemacetan panjang akibat antrian penyempitan jalan, perubahan cuaca yang menimbulkan kendala di lapangan, serta permasalahan lainnya yang pada akhirnya akan menghambat gerak laju perekonomian di kawasan tersebut. Apalagi jika kawasan industri tersebut merupakan Industri Berikat di mana hampir semua produksinya ditujukan untuk keperluan ekspor.

Semoga selain produk inovasi ini, Balitbang akan terus mengembangkan penelitiannya agar menghasilkan satu produk inovatif baru yang lebih mempercepat lagi perbaikan infrastruktur jalan yang mampu bertahan dalam jangka waktu lama di berbagai kondisi perubahan alam dan lingkungan disekitarnya.

Referensi tulisan :

http://litbang.pu.go.id/

http://www.pu.go.id/uploads/services/infopublik20130926114601.pdf

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun