Pelatihan guru dan kepala sekolah telah dilaksanakan di Pekanbaru, Bogor, Kerinci, Balikpapan, dan Tarakan, dan telah melahirkan lima angkatan dalam kurun waktu tiga tahun (2006 - 2008). Pelatihan guru dilaksanakan dalam tiga tahap dalam kurun waktu 6 bulan secara intensif dan berkesinambungan.
[caption id="attachment_376480" align="aligncenter" width="382" caption="Sumber : http://www.tanotofoundation.org/id/galeri/foto/pendidikan/"]
Pada tahap pertama, para guru diberikan pembekalan ilmu dan pengetahuan mengenai strategi pembelajaran, metodologi pembelajaran, media pembelajaran, penelitian dalam pendidikan, kepemimpinan dan manajemen, serta membuat rencana tindakan kelas/action plan. Selanjutnya pada tahap kedua, rencana yang telah disusun dipresentasikan, untuk kemudian diselenggarakan lokakarya pemaparan hasil penelitian di tahap terakhir dari pelatihan.
Secara tidak langsung, pelatihan yang diselenggarakan Tanoto Foundation ini berusaha meningkatkan kompetensi dan profesionalime guru dengan cara yang terstruktur dan sistemik serta memaksimalkan potensi guru melalui kemampuan untuk menulis. Kemampuan menulis para guru merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki manakala pelatihan telah sampai pada tahapan penyusunan rencana/plan, Karena itulah tidak bisa dipungkiri bahwa guru masa kini dan masa yang akan datang harus mempunyai kemampuan untuk menulis.
Menjadi Guru Profesional Dengan Menulis
Dalam UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, telah disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional. Sebagai tenaga pendidik yang profesional, guru secara terus menerus harus mampu mengupdate dan mengupgrade ilmunya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu caranya adalah dengan rajin menulis. Beribu manfaat bisa diperoleh guru dengan rajin menulis, bukan hanya kemampuan untuk mengupdate berita atau ilmu pengetahuan baru, namun juga kesempatan untuk mengupgrade ilmunya ke tingkatan yang lebih tinggi lagi, dan pada akhirnya akan meningkatkan profesionalisme seorang guru.
Jika seorang guru telah memiliki kualitas sebagai guru profesional, tuntutan kurikulum yang bagaimanapun bentuknya tentu dapat dipenuhinya. Seorang guru yang profesional, layaknya seorang chef ahli yang dapat membuat beragam jenis makanan meskipun bahan dan peralatan yang dimiliki terbatas dengan rasa yang sangat enak.
Menulis memiliki manfaat yang sangat besar terutama bagi guru yang dalam kesehariannya dekat dengan ilmu pengetahuan, sebagai pilar utama dalam sistem pendidikan bangsa, dan sebagai garda terdepan pencetak generasi muda penerus bangsa. Jadilah guru profesional dengan menulis untuk:
- Berbagi ilmu pengetahuan yang dimilikinya dengan rekan-rekan seprofesi yang mungkin sangat membutuhkan sumber referensi ilmu dalam rangka mengembangkan kemampuan mengajarnya
- Meningkatkan kemampuan guru dalam memecahkan masalah dan memetakan beragam persoalan yang dihadapinya, sebagai usaha untuk ikut serta mengurai kusutnya permasalahan sistem pendidikan di Indonesia dari tahun ke tahun.
- Melatih dan merangsang munculnya ide-ide, gagasan, dan pemikiran baru yang segar dan inovatif dalam rangkaian menciptakan terobosan baru dalam sistem pendidikan nasional, terutama dalam proses belajar mengajar.
- Mengembangkan materi atau bahan ajar dalam mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya secara lebih mendalam, sehingga pada akhirnya akan memunculkan sosok guru yang berkualitas dan mumpuni dalam bidangnya.
- Memberi kelancaran kenaikan pangkat guru, baik di sekolah negeri maupun sekolah. Kemampua guru untuk menulis karya ilmiah merupakan salah satu syarat sertifikasi guru. Tulisan hasil karya guru merupakan indikator atau cerminan sejauh mana guru memiliki penguasaan kompetensi terhadap materi atau bahan ajar yang menjadi tugas pokoknya dalam proses belajar-mengajar.
[caption id="attachment_376262" align="aligncenter" width="334" caption="Sumber : http://www.slideshare.net/SatriaDharma/guru-indonesia-dan-sekolah-bertaraf-internasional"]
[/caption]1416283353571887403 - Membuka pintu rezeki bagi guru untuk memperoleh penghasilan tambahan atau sampingan, dengan mengirimkan hasil tulisannya ke media seperti koran dan majalah, jika dimuat maka akan mendapatkan honor yang lumayan. Selain itu, banyak penerbit yang memberikan kesempatan pada guru untuk mengerjakan proyek penulisan buku pelajaran dengan imbalan yang cukup mengiurkan. Selain itu, terbukanya kesempatan untuk menulis buku sendiri yang pada akhirnya mendapatkan rezeki berupa royalti dari buku tersebut.
- Seperti kata pepatah lama, "jika ingin mengenal dunia maka membacalah, jika ingin dikenal dunia maka menulislah". Menulis memberi kesempatan untuk dikenal masyarakat luas, baik ide, gagasan, ataupun pemikirannya, sehingga menciptakan peluang lain seperti undangan dari berbagai acara, seminar, menjadi pembicara, menjadi narasumber, dan lain-lain. Kesemuanya ini tentu saja mendatangkan keuntungan.
- Menjadikan diri pribadi yang selalu update dan upgrade serta memiliki kepekaan serta kewaspadaan yang tinggi terhadap perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang bak pisau bermata dua bisa menimbulkan dampak yang tidak baik terhadap perkembangan jiwa serta perilaku generasi muda yang dididiknya.
Sangatlah jelas bahwa menulis memberi kesempatan para guru untuk menjadi profesional dengan meningkatkan kompetensi, kualifikasi, dan memaksimalkan potensi yang dimilikinya, serta membangun budaya literasi bangsa yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Mengapa? Karena dari guru atau pendidik yang gemar menulis akan lahir generasi muda penerus bangsa berkualitas yang juga gemar menulis dan pada gilirannya akan memperkaya dan memperkuat khasanah budaya literasi bangsa di masa depan.
Sumber referensi tulisan:
- http://petaparosenheim.blogspot.com/2013/04/pentingnya-profesionalisme-guru-dalam.html
- http://www.slideshare.net/SatriaDharma/guru-indonesia-dan-sekolah-bertaraf-internasional
- http://panduanguru.com/beberapa-manfaat-menulis-bagi-guru/
- http://www.slideshare.net/agusirkham/dunia-menulis-dan-menulis-dunia-membangun-budaya-literasiyap