Mohon tunggu...
Mutia Erlisa Karamoy
Mutia Erlisa Karamoy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Lifestyle Blogger | Web Content Writer

Mom of 3 | Lifestyle Blogger | Web Content Writer | Digital Technology Enthusiast | Blog: www.elisakaramoy.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjadi Guru Profesional Dengan Menulis

19 November 2014   17:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:25 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. (Bab 1, Pasal 1)."

Sedangkan untuk menjadi guru yang profesional harus memiliki kompetensi meliputi:


  1. Kompetensi Paedagogik, adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
  2. Kompetensi Personal, adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
  3. Kompetensi Profesional, adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.
  4. Kompetensi Sosial, adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat.


Wacana untuk meningkatkan profesionalitas guru sebagai pendidik yang menempati garda terdepan dan pilar utama pendidikan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki daya saing yang tinggi semakin mengemuka, seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi. Mau tidak mau, guru harus terus mengupgrade kemampuannya untuk memenuhi kompetensi dan sekaligus meningkatkan kualitasnya, sebelum melahirkan generasi muda yang berkualitas. Guru harus menjadi teladan, bukan hanya bagi peserta didiknya namun juga bagi masyarakat disekitarnya, karena sekali lagi guru adalah profesi yang sangat mulia.

Kemudian timbul permasalahan baru, bagaimana para guru mampu meningkatkan kompetensinya sebagai penunjang keprofesionalitasannya sebagai guru jika masih terjadi kesenjangan pendidikan antara kota-kota besar di Indonesia dengan daerah-daerah yang masih terpencil dan tertinggal, baik dari sisi sarana dan prasarana belajar mengajar, juga infrastruktur yang mendukung akses pembelajaran bagi peserta didik agar mampu mencapai standar pendidikan nasional.

Banyak guru yang mengajar di sekolah-sekolah terpencil tidak memiliki struktur pembelajaran yang benar atau bahkan cenderung mengabaikan teori-teori pembelajaran efektif. Fenomena ini dapat dimengerti karena tidak semua teori pembelajaran bisa berlaku efektif untuk daerah yang masyarakatnya masih memiliki tingkat pendidikan terbatas. Namun, bukan berarti hal ini bisa dibiarkan berlangsung terus, karena untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, guru harus mampu meningkatkan kompetensinya. Mereka harus diberi kesempatan untuk memperoleh pelatihan atau upaya-upaya peningkatan mutu guru, sehingga pada gilirannya akan meningkatkan kemampuan mengajarnya.

Pemerintah pusat dan daerah setiap tahun selalu berupaya untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalitas guru sebagai pilar utama pendidikan di Indonesia. Tapi upaya tersebut tidak akan berhasil dengan maksimal jika tidak didukung pihak-pihak lain yang concern atau peduli terhadap pendidikan bangsa Indonesia, peduli terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Sudah saatnya setiap elemen bersinergi untuk meningkatkan dan menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki daya saing tinggi serta berkualitas mengingat di tahun 2015 akan ada agenda besar yang harus dilaksanakan, yaitu Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau era pasar bebas ASEAN.

Meningkatkan Kompetensi dan Profesionalitas Guru Bersama Tanoto Foundation

Sukanto Tanoto, seorang pengusaha, visioner, dan pionir dari sejumlah industri di Indonesia, pendiri sekaligus ketua RGE (Royal Golden Eagle), sebuah grup global perusahaan berbasis sumber daya. Selain menjalankan roda bisnisnya, Sukanto Tanoto juga aktif dalam kegiatan-kegiatan tanggung  jawab sosial perusahaan (CSR), diantaranya dengan mendirikan Tanoto Foundation pada tahun 2001.

Tanoto Foundation merupakan perwujudan kepedulian terhadap sesama untuk mengatasi kemiskinan yang didirikan sebagai bentuk tanggung jawab sosial keluarga Sukanto Tanot melalui 3 program utama yaitu pendidikan, pemberdayaan, dan peningkatan kualitas hidup.

Dalam bidang pendidikan, Tanoto Foundation memiliki program-program terpadu yang dikhususkan untuk ikut serta berpartisipasi dalam mencerdaskan bangsa, yaitu:


  1. Beasiswa Tanoto Foundation.
  2. Peningkatan Kualitas Pendidikan (Pelita Pendidikan).
  3. Dukungan pendidikan lanjutan.
  4. Kemitraan pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun