Mohon tunggu...
Queen Foniks
Queen Foniks Mohon Tunggu... Mahasiswa - Merdeka Menulis

"When we write, we clarify our understanding and deepen our learning." About: - Language; English and Spanish - Short Story - Poetry - Book Review - Self Improvement Book.

Selanjutnya

Tutup

Book

Review Buku: "Don't Believe Everything You Think" Karya Josep Nguyen

10 Januari 2025   21:48 Diperbarui: 10 Januari 2025   22:27 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi Pribadi

1. Identitas Buku

Judul: Don't Believe Everything You Think

Penulis: Joseph Nguyen

Genre: Pengembangan diri / Psikologi

Jumlah Bab: 17

Topik Utama: Cara mengatasi overthinking dan menemukan kedamaian batin melalui pendekatan "non-pemikiran".

2. Ringkasan Isi Buku
Buku ini membahas bagaimana pikiran sering kali menjadi sumber penderitaan manusia. Joseph Nguyen menyarankan bahwa dengan menyadari sifat pikiran dan berlatih untuk "tidak percaya pada semua yang kita pikirkan," kita dapat mencapai kebahagiaan yang lebih autentik. Buku ini menguraikan konsep "non-pemikiran" sebagai alternatif dari overthinking, memberikan panduan langkah demi langkah untuk membantu pembaca memahami dan menerapkan gagasan tersebut.

“The root cause of our suffering is our own thinking.”

"Penyebab utama dari penderitaan kita adalah pikiran kita sendiri."

Kalimat ini menegaskan bahwa sumber utama dari rasa sakit emosional atau psikologis sering kali berasal dari cara kita berpikir, bukan dari situasi eksternal. Pesan ini mendorong refleksi untuk memahami bagaimana pola pikir kita dapat memengaruhi pengalaman hidup kita.

"Just like the teacup, if your mind is completely full of old thinking, it is impossible to have any new thoughts come into your mind to create the change you seek. The way we can create this space is through non-thinking."

"Seperti halnya sebuah cangkir teh, jika pikiran Anda sepenuhnya penuh dengan pemikiran lama, mustahil bagi pikiran baru untuk masuk dan menciptakan perubahan yang Anda cari. Cara kita dapat menciptakan ruang ini adalah melalui 'non-pemikiran'."

Metafora ini menekankan bahwa melepaskan pikiran lama dan kebiasaan berpikir yang tidak produktif adalah langkah penting untuk membuka peluang baru dan menemukan kedamaian.

Penulis juga menjelaskan bagaimana pengalaman manusia diciptakan melalui tiga prinsip: pikiran, kesadaran, dan pemahaman. Setiap bab menawarkan wawasan praktis, termasuk cara mengikuti intuisi, menciptakan ruang untuk keajaiban, dan menghadapi hambatan yang muncul saat mencoba hidup tanpa dominasi pikiran.

3. Analisis Buku

  • Isi Buku:
    Buku ini menyampaikan pesan yang relevan dengan banyak orang, terutama mereka yang berjuang dengan stres dan overthinking. Konsep yang ditawarkan sederhana dan mudah dipahami, cocok untuk pembaca pemula di bidang pengembangan diri. Namun, bagi pembaca yang mencari eksplorasi mendalam atau dukungan berbasis ilmiah, buku ini mungkin terasa kurang mendalam.
  • Struktur dan Gaya Penulisan:
    Struktur buku yang terdiri dari 17 bab membantu pembaca memahami langkah demi langkah perjalanan menuju kedamaian batin. Gaya bahasanya ringan dan mudah dipahami, membuat buku ini dapat diakses oleh berbagai kalangan. Namun, beberapa bagian terasa repetitif, sehingga pembaca mungkin merasa beberapa ide diulang-ulang.
  • Konsep Utama:
    Penulis mengajukan gagasan bahwa pikiran—baik positif maupun negatif—bisa menjadi penyebab stres jika terlalu diandalkan. Pendekatan "non-pemikiran" menjadi inti buku ini, mendorong pembaca untuk hidup lebih intuitif dan terhubung dengan momen saat ini.

4. Kelebihan Buku

  • Menawarkan solusi praktis untuk masalah overthinking yang umum.
  • Gaya bahasa sederhana, cocok untuk pembaca yang baru memulai perjalanan pengembangan diri.
  • Fokus pada intuisi dan kesadaran yang sesuai dengan filosofi mindfulness.

5. Kekurangan Buku

  • Kurangnya bukti ilmiah untuk mendukung beberapa klaim.
  • Terasa terlalu sederhana bagi pembaca yang sudah familiar dengan konsep serupa.
  • Beberapa pembaca mungkin merasa kurang mendapatkan wawasan baru karena repetisi konsep.

Kesimpulan:
"Don't Believe Everything You Think" adalah buku yang relevan bagi siapa saja yang ingin mengurangi overthinking dan menemukan kedamaian batin. Dengan pendekatan praktis dan gaya bahasa yang ringan, buku ini cocok untuk pembaca pemula di bidang pengembangan diri. Buku ini memberikan cara pandang baru tentang bagaimana kita memandang pikiran dan hubungannya dengan emosi. Bagi saya, pendekatan "non-pemikiran atau non-thinking" menarik untuk dicoba, terutama saat menghadapi situasi yang penuh tekanan. Namun, bagi pembaca yang mencari wawasan lebih kompleks atau berbasis bukti ilmiah, buku ini mungkin kurang memuaskan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun