"Tidak apa-apa ka, hanya luka sedikit saja ka" jawabku
Lelaki itu menyibukkan tangannya ke dalam ransel miliknya. "Nah, untung masih ada" ucapnya.
Lelaki itu berjongkok di hadapanku dan memakaikan plester pada luka di lututku.
"eh, tidak usah ka, ini cuman luka kecil kok ka" desahku sambil menjauhkan kakiku dari tangannya.
"justru karena itu luka kecil, maka harus segera diatasi, dik" nasihatnya padaku
" i-iya ka. Terima kasih ka," jawabku dengan canggung.
Akupun tersadar dan melihat sekali lagi arlojiku. Ternyata aku sudah hampir terlambat untuk kelas kursusku. Dengan sigap aku bergegas mengutip buku-bukuku yang berserakan dan segera beranjak dari tempat itu. " Maaf ka aku buru-buru, harus pergi sekarang. Terima kasih ka" ucapku padanya.
"hei, kamu. Namamu siapa? Teriaknya padaku dan aku tidak menghiraukannya lagi.
Setelah 15 menit perjalanan yang kutempuh, akhirnya akupun sampai di depan pintu rumah dengan perut yang kosong. Aku begitu lapar, hingga perutku mengeluarkan bunyi.
"Tok..tok..Shalom!" sapaku sambil mengetuk pintu rumah hingga beberapa kali, tetapi tidak ada juga yang menyahut. Akupun memutuskan untuk masuk ke dalam dan kulihat rumah sedikit berantakan, dan kucari di setiap ruangan tidak ada siapa pun di sana. Aku melirik tudung saji bernuansa biru laut yang berada di meja makan, aku yang dari tadi kelaparan, akhirnya mengambil beberapa sendok makanan yang tersedia untuk mengisi perutku yang kosong.
"Oh no, I'm so late" ucapku. Dengan buru-buru aku menghabiskan makananku, dan akupun bergegas beranjak dari rumah, saat itu aku melirik dari pintu kamar abangku, ternyata abangku sedang beristirahat usai pulang dari tempat kerjanya.