Mohon tunggu...
Queen Foniks
Queen Foniks Mohon Tunggu... Mahasiswa - Merdeka Menulis

"When we write, we clarify our understanding and deepen our learning." About: - Language; English and Spanish - Short Story - Poetry - Book Review - Self Improvement Book.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Merasa Sendiri?

25 April 2024   14:46 Diperbarui: 25 April 2024   14:48 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar:  id.pinterest/bb

2 Mei 2023, 20:23

Aku sedih saat kau mengirimiku pesan tadi sore. Kulihat pesan masuk darimu, katamu 'Chalista, kamu itu sebenarnya nganggap aku apa?'. Aku terdiam, sambil memegangi hpku. Dadaku sedikit sesak, dan jelas aku kebingungan. Kenapa dia menanyakan hal seperti itu? Apa dia sedang tidak baik-baik saja?.

Dan, ya. Benar

Dia sedang merasa sendiri di ruang kelas. Kalimat balasan darinya, berkata 'aku lagi merasa, aku gak punya teman yang benar-benar menganggapku teman'. 'aku merasa, aku sendiri aja pas di kelas'.

Bagaimana rasanya, saat teman kamu mengirimimu pertanyaan seperti itu?

Hei, Kilaa.

Seperti kataku padamu, 'mungkin Tuhan tidak mau kita terlalu dekat banget sama orang, yang mungkin nantinya kita akan bersandar sama mereka? Kita jadi mengharapkan mereka untuk selalu ada bagi kita, mengandalkan mereka selalu. Bagaimana jika hal itu terjadi, dan ternyata tidak sesuai yang kita harapkan? Barangkali kita akan kecewa, bukan?

Jadi, aku cuman mau bilang, mungkin saja Tuhan ingin supaya kita lebih mempercayai-Nya,  mengandalkan-Nya, dan hanya berharap pada-Nya. Soalnya, mungkin kalau kita nanti dekat banget sama orang, terus kita taruh ekspektasi besar sama mereka. Kita ingin mereka seperti yang kita mau, atau kita ingin sahabat kita menceritakan semua masalah dia kepada kita dan sebaliknya, namun di suatu moment sahabat kita tidak terbuka dengan kita, terus kita kecewa. Dan mungkin, kita menaruh ekspektasi bahwa sahabat kita akan selalu ada buat kita, dengerin curhatannya kita, dan hal lainnya. Lagi dan lagi, itu tidak terealisasikan.

Meskipun begitu, kita tidak bisa maksain orang untuk selalu ada buat kita, bukan?

Kita tidak bisa menaruh ekspektasi kita sama orang, bukan? Terlebih sahabat kita. Karena, kalau tidak sesuai dengan yang kita harapkan, yang kita dapat malah kekecewaan, dan kepahitan. Yang sakit siapa? Diri sendiri, bukan?

Jadi, pandangan aku itu tentang pertemanan yaitu bertemanlah sewajarnya, dan jangan menaruh ekspektasi apa-apa sama setiap orang, meskipun dia orang terdekatmu. Berharap, bersandar, dan berserahlah pada Tuhan. Kalau kita butuh seseorang buat mendengar curhatan kita, masalah kita, datang sama Tuhan. Sampai kita nangis sejadi-jadinya pun Ia tidak akan menghakimi kita, Ia mengasihi kita, Ia bahkan memberikan ketenangan dan kelegaan pada hati kita'.

Jangan pernah merasa sendiri lagi ya, Tuhan kasih kok teman-teman buat ada di sekitarmu, dan ya, bertemanlah sewajarnya. Tetap berbuat baik, tanpa mengharapkan apapun. Biar Tuhan saja yang tahu kebaikan hatimu.

I love you, Kilaa

Chalista.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun