hujan menari indah,
Di pelupuk mata,Titik-titik sirinya, mengiringi lembut malam.
Aku diambang kenikmatan, suka yang tak terhingga,
Setiap tetesan pelukan, membuat hati tenang.
Hujan, penari diam dalam gemuruh rindu,
Mengusap lara di setiap sudut hati yang sunyi.
Kembara butiran, menembus hening senja,
Aku terlena dalam lagu air yang mengalun merdu.
Namun, gelap menyelinap dengan perlahan,
Petir bersahutan, kilatan menghentak mimpi.
Guntur memecah kesunyian, mencuri pelukan lembut,
Aku, terkejut dalam rahang ketakutan.
Guntur, seru yang memecah keheningan malam,
Dalam redupnya cahaya, aku merunduk ketakutan.
Lindungan selimut, menjadi tempatku bersembunyi,
Dari dentingan suara, yang menggertak kesunyian.
Aku menyukai hujan, pelukan hangatnya,
Namun, guntur membawa ketegangan tak terduga.
Dua sisi matahari terbenam, dalam hatiku beradu,
Hujan memang indah, guntur tetap menakutkan.
Mungkin, suatu saat aku bisa merangkul keduanya,
Hujan dan guntur, dalam tarian harmoni.
Namun, untuk kini, biarkan hujan saja yang memelukku,
Sedangkan guntur, biarkan ia bersenandung di kejauhan.