Sebuah senyum palsu di balik air mata yang tumpah.
Lagu-lagu menyusup, isyarat dalam sunyi,
Airmata menjadi sahabat setia di pelukan malam.
Sesegukan melodi, meresapi kesepian,
Dalam ruang gelap, aku menangis sepi.
Namun, di dalam kehampaan, terdengar bisikan,
Harapkan fajar, meski malam terlalu panjang.
Percayalah, di setiap kelam akan ada cahaya,
Meski labirin, takdir tak pernah berhenti mencari.
Biarlah air mata menjadi pelaut perjalanan,
Melepaskan beban, membasuh kepedihan.
Ketika tak ada harapan, ada kekuatan yang terpendam,
Kamu tak sendiri, langit punya rencana.
Palangka Raya, Januari 2024.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!