Mohon tunggu...
Queen Foniks
Queen Foniks Mohon Tunggu... Mahasiswa - Merdeka Menulis

“Menulis dan bercahayalah!” ― Helvy Tiana Rosa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hilang dalam Labirin Hampa

13 Januari 2024   15:28 Diperbarui: 13 Januari 2024   15:30 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi

Sebuah senyum palsu di balik air mata yang tumpah.

Lagu-lagu menyusup, isyarat dalam sunyi,

Airmata menjadi sahabat setia di pelukan malam.

Sesegukan melodi, meresapi kesepian,

Dalam ruang gelap, aku menangis sepi.

Namun, di dalam kehampaan, terdengar bisikan,

Harapkan fajar, meski malam terlalu panjang.

Percayalah, di setiap kelam akan ada cahaya,

Meski labirin, takdir tak pernah berhenti mencari.

Biarlah air mata menjadi pelaut perjalanan,

Melepaskan beban, membasuh kepedihan.

Ketika tak ada harapan, ada kekuatan yang terpendam,

Kamu tak sendiri, langit punya rencana.

Palangka Raya, Januari 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun