Kalimat perintah adalah kalimat yang berisi makna memerintah, mengajak, dan melarang orang lain untuk melakukan sesuatu. Biasanya, seseorang akan menggunakan kalimat perintah jika berharap orang lain dapat bertindak sesuai perkatannya, kalimat perintah juga merupakan kalimat yang mengandung intonasi.
Kalimat perintah (imperatif) digunakan untuk menyuruh dan melarang orang berbuat sesuatu. Kalimat  perintah berintonasi menurun dan diakhiri tanda titik (.) atau seru (!).
Contoh kalimat perintah
* jemur baju! (kalimat perintah suruhan)
* tolonglah ambilkan Ibu minum, Nak! (kalimat perintah halus)
* jangan buang sampah di sungai itu! (kalimat perintah larangan)
* mohon hadiah ini kamu terima. (kalimat perintah permohonan/permintaan)
* ayolah, kita belajar. (kalimat perintah ajakan dan harapan)
* biarkanlah dia pergi bersama temannya. (kalimat perintah pembiaran)
Kalimat perintah umumnya menggunakan kata-kata perintah, seperti jangan, tolong, ayo, dan sebagainya. Kata-kata tersebut berada di awal kalimat dan diakhiri dengan tanda seru (!). Tanda seru (!) digunakan di akhir kalimat perintah untuk menekankan perintah yang disampaikan.
* Memuat partikel lah atau kan
Pada kalimat perintah, terdapat imbuhan lah atau kan pada predikat yang digunakan. Contohnya: Buanglah sampah pada tempatnya! Matikan kran air!
* Intonasinya naik atau meninggi Jika kalimat perintah diucapkan dalam bentuk lisan, maka akan memiliki intonasi naik di bagian awal dan rendah di bagian akhir. Biasanya, kata yang memiliki intonasi naik adalah kata dasar.
*Menggunakan pola inversi atau subyek terletak di belakang predikat
Pada kalimat biasa, umumnya memiliki pola kalimat subyek diikuti dengan predikat. Akan tetapi, kalimat perintah memiliki pola kalimat terbalik, yaitu predikat yang diikuti oleh subyek.
Contohnya:
Kalimat biasa: Pintu (Subyek) jangan lupa dikunci (Predikat)
Kalimat perintah: Jangan lupa kunci (Predikat) pintu (subyek)!
Dengan mempelajari kalimat perintah yang bermanfaat untuk membuat komunikasi lebih efektif dan baik dalam kesopanan.
Penerapan metode pembelajaran mengenai materi Kalimat Perintah pada tingkat Sekolah Dasar
Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengajarkan kalimat perintah adalah metode bermain peran. Metode ini dapat membantu siswa memahami kalimat perintah dengan cara menggabungkan keterampilan berbicara dan menulis dalam satu kegiatan pembelajaran.
Dalam metode bermain peran, siswa berperan sebagai orang lain dan berdialog dengan menggunakan kalimat perintah. Kalimat perintah yang digunakan dalam dialog percakapan dapat berupa kalimat perintah biasa, kalimat perintah saran, kalimat perintah ajakan, dan kalimat perintah larangan.
Kendala yang terdapat  ketika menerapkan kalimat perintah
Tingkat kesulitan materi Kalimat Perintah memengaruhi hasil belajar peserta didik. Materi Kalimat Perintah memiliki Kompetensi Dasar yaitu Merinci ungkapan, ajakan, dan perintah. Tetapi untuk materi kalimat perintah ini, pemahaman peserta didik masih rendah meskipun guru sudah  menggunakan metode pembelajaran, contohnya minat siswa dalam metode bermain peran ini, belum terlihat aktif dan antusias.Â
Siswa masih merasa malu, takut, ragu-ragu dan siswa juga masih mengalami kesulitan dalam memainkan peran, mengemukakan pendapat dan berekspresi serta dalam kualitas vokalnya. Dan mungkin metode yang digunakan kurang maksimal, sehingga Guru belum dapat menciptakan pembelajaran yang lebih menarik sehingga hasil belajar peserta didik biasa-biasa saja atau tidak ada peningkatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H