Saat ini, setiap orang telah memiliki akses untuk berpendapat. Demokrasi pun menjadi lebih hidup karena komunikasi berjalan dua arah. Masyarakat dapat mengawal kebijakan pemerintah dan para pemilik modal. Film “Belakang Hotel” misalnya, merupakan suatu wujud aksi simbolik yang dikemukakan oleh masyarakat biasa dalam lingkup publik untuk mengkritisi masalah kekeringan air. Masyarakat beramai-ramai mengkritisi perubahan kondisi lingkungan yang mulai merugikan mereka akibat pembangunan hotel yang semakin merebak di Yogyakarta. Dengan bantuan media, komunikasi lingkungan menjadi semakin efektif karena sasaran publiknya heterogen dan luas.
Daftar Pustaka:
CPC. (1999). Environmental communication: applying communication tools toward suistainable development. Paris: OECD Publication.
Cox, R. (2010). Environmental communication and the public sphere. California: Sage Publication, Inc.
Littlejohn, S. W. & Foss, K. A. (2009). Encyclopedia of communication theory. New Mexico: Sage Publication, Inc.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H