Mohon tunggu...
Elisabet Hutapea
Elisabet Hutapea Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi saya membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kimia Analitik Kuantitatif

13 November 2023   20:46 Diperbarui: 13 November 2023   20:51 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Praktikum Laboratoeium

GRAVIMETRI

Analisis gravimetri adalah metode analisis kimia yang mengukur massa zat untuk menentukan konsentrasinya. Metode ini bergantung pada perubahan massa yang terjadi selama suatu reaksi kimia atau proses fisik tertentu. Dalam konteks tertentu, gravimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar suatu senyawa atau unsur dalam sampel dengan mengukur perubahan massa yang terjadi selama reaksi atau proses tertentu.

  • Ada beberapa metode analisis gravimetri yang umum digunakan. Berikut adalah tiga macam analisis gravimetri yang sering diterapkan:
  • Analisis Gravimetri Pengendapan: Melibatkan pengendapan suatu senyawa yang tidak larut, yang kemudian diisolasi, dicuci, dan dihitung massa akhirnya. Contoh umumnya adalah pengendapan garam logam berat.
  • Analisis Gravimetri Elektrodeposisi: Terlibat dalam pengendapan senyawa pada elektroda melalui elektrolisis. Setelah pengendapan selesai, elektroda dicuci, dikeringkan, dan diukur massa hasil pengendapan.
  • Analisis Gravimetri Karbonatasi: Mengukur jumlah karbon dioksida yang dikeluarkan dari suatu sampel, biasanya dengan mereaksikan sampel dengan asam dan menangkap CO2 yang dihasilkan. Perubahan massa disebabkan oleh hilangnya CO2 dapat diukur untuk menentukan kadar senyawa tertentu.

Langkah-langkah teknik pengendapan bergantung pada konteksnya. Namun, secara umum, berikut adalah langkah-langkah umum dalam teknik pengendapan:

1.Persiapan Sampel: Siapkan larutan atau campuran yang mengandung zat yang akan diendapkan.
Penambahan Reagen Pengendap: Tambahkan reagen pengendap yang sesuai untuk membentuk endapan dengan zat yang diinginkan.

2.Pencampuran dan Pengadukan: Aduk larutan secara merata untuk memastikan reagen pengendap tersebar dengan baik.

3.Pemisahan Endapan: Biarkan endapan terbentuk dan lakukan proses pemisahan, biasanya dengan cara filtrasi atau sentrifugasi.
encucian Endapan: Cuci endapan untuk menghilangkan residu larutan atau zat-zat lain yang tidak diinginkan.

4.Pengeringan: Keringkan endapan setelah dicuci dengan hati-hati, atau lakukan langkah-langkah berikutnya sesuai kebutuhan analisis.

Dokumentasi Praktikum Laboratoeium
Dokumentasi Praktikum Laboratoeium

TITRASI PENEGENDAPAN

Titrasi pengendapan adalah metode analisis kimia yang digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu zat dalam larutan dengan menambahkan reagen yang akan bereaksi dengan zat tersebut dan menghasilkan endapan. Tujuan dari titrasi pengendapan adalah menentukan jumlah zat yang ada dalam larutan dengan mengukur volume reagen yang diperlukan untuk bereaksi sepenuhnya dengan zat tersebut.

Langkah-langkah umum dalam titrasi pengendapan melibatkan penambahan reagen pengendap perlahan-lahan ke dalam larutan yang akan dianalisis. Reagen pengendap bereaksi dengan ion tertentu dalam larutan dan membentuk endapan yang dapat diamati. Titik akhir titrasi, atau titik ekivalensi, tercapai ketika reagen pengendap yang ditambahkan sudah bereaksi sepenuhnya dengan zat yang dianalisis. Pada titik ini, jumlah reagen yang ditambahkan diukur, dan dari sana, dapat dihitung konsentrasi zat dalam larutan.  

Contoh titrasi pengendapan termasuk titrasi antara ion klorida (Cl-) dengan ion perak (Ag+) menggunakan reagen perak nitrat (AgNO3). Ion perak akan bereaksi dengan ion klorida membentuk endapan perak klorida (AgCl), yang dapat diamati sebagai endapan putih.

Titrasi pengendapan sering digunakan dalam analisis kuantitatif untuk menentukan konsentrasi berbagai ion dalam larutan, dan teknik ini dapat diterapkan dalam berbagai bidang seperti kimia analitik, kimia lingkungan, dan kimia pangan.

Penentuan titik akhir titrasi dapat dilakukan menurut cara-cara sebagai berikut:

  • Cara Gay Lussac

Metode penentuan titik akhir titrasi dengan menggunakan indikator umumnya melibatkan penambahan indikator ke dalam larutan yang akan dianalisis. Indikator ini akan berubah warna ketika bereaksi dengan reagen titrasi dan menunjukkan titik akhir titrasi. Pilihan indikator biasanya didasarkan pada sifat-sifat kimia dari reagen dan larutan yang dianalisis.Beberapa contoh indikator yang umum digunakan termasuk fenolftalein, metil oranye, bromotimol biru, dan lainnya. Sebagai contoh, fenolftalein umumnya digunakan dalam titrasi asam-basa. Ketika larutan asam atau basa berubah menjadi netral, fenolftalein akan berubah warna, menunjukkan titik akhir titrasi.


Namun, perlu diingat bahwa pilihan indikator harus disesuaikan dengan jenis reagen dan larutan yang digunakan dalam titrasi. Beberapa titrasi mungkin memerlukan indikator yang spesifik untuk memberikan hasil yang akurat. Selain itu, ada metode titrasi yang tidak memerlukan indikator dan menggunakan instrumen seperti pH meter untuk memonitor perubahan pH selama proses titrasi.

  • Cara Mohr

Cara Mohr merujuk pada salah satu metode penentuan titik akhir titrasi dengan menggunakan indikator yang dikenal sebagai indikator kromatik. Metode Mohr umumnya digunakan dalam titrasi pengendapan untuk menentukan konsentrasi ion klorida (Cl-) atau bromida (Br-) dalam suatu larutan dengan menggunakan reagen perak nitrat (AgNO₃) sebagai reagen titrasi.

 

Langkah-langkah umum dalam titrasi Mohr adalah sebagai berikut:

  1. Persiapan Larutan:

    • Persiapkan larutan yang mengandung ion klorida atau bromida yang akan dititrasi.
    • Tambahkan indikator Mohr ke dalam larutan. Indikator Mohr biasanya berupa larutan kalium kromat (K₂CrO₄), yang memberikan warna merah kekuningan dalam larutan.
  2. Titrasi:

    • Tambahkan reagen titrasi (AgNO₃) perlahan-lahan ke dalam larutan sambil dikocok secara kontinu.
    • Ion perak (Ag⁺) dalam reagen akan bereaksi dengan ion klorida (Cl⁻) atau bromida (Br⁻) membentuk endapan klorida perak (AgCl) atau bromida perak (AgBr).
  3. Pemantauan Warna:

    • Awalnya, larutan akan tetap berwarna merah kekuningan karena keberadaan ion kromat.
    • Ketika ion klorida atau bromida sudah habis bereaksi dengan ion perak, ion kromat akan bereaksi dengan ion perak yang berlebih, dan warna larutan akan berubah menjadi oranye.
  4. Titik Akhir:

    • Titik akhir titrasi dicapai ketika warna oranye mulai muncul. Pada titik ini, ion klorida atau bromida sudah habis bereaksi, dan ion kromat berlebih menunjukkan kelebihan reagen titrasi.
  5. Pencatatan Volume:

    • Catat volume reagen titrasi yang telah ditambahkan pada titik akhir. Dengan menggunakan volume ini dan konsentrasi reagen titrasi, dapat dihitung konsentrasi ion klorida atau bromida dalam larutan.

Pembakuan perak nitrat dengan cara Mohr
Pembakuan perak nitrat dengan cara Mohr
  • Cara Volhard

Cara Volhard adalah salah satu metode penentuan titik akhir titrasi yang juga menggunakan indikator. Metode ini umumnya digunakan untuk menentukan konsentrasi ion klorida (Cl-) dalam suatu larutan. Indikator yang digunakan dalam metode Volhard adalah ferroin, yang mengalami perubahan warna pada titik akhir titrasi.

Berikut adalah langkah-langkah umum dalam titrasi Volhard:

  1. Persiapan Larutan:

    • Persiapkan larutan yang mengandung ion klorida yang akan dititrasi.
    • Tambahkan reagen titrasi, yaitu larutan standar yang mengandung ion perak (Ag⁺), seperti larutan AgNO₃.
  2. Titrasi:

    • Tambahkan reagen titrasi (AgNO₃) ke dalam larutan sambil dikocok secara kontinu.
    • Ion perak (Ag⁺) akan bereaksi dengan ion klorida (Cl⁻) dalam larutan membentuk endapan klorida perak (AgCl).
  3. Penambahan Indikator:

    • Setelah sebagian besar ion klorida bereaksi, tambahkan indikator ferroin ke dalam larutan.
    • Ferroin akan membentuk kompleks dengan ion besi (Fe²⁺) yang hadir dalam larutan.
  4. Titik Akhir:

    • Titik akhir titrasi dicapai ketika ion klorida sudah habis bereaksi dengan ion perak dan ion besi (Fe²⁺) bebas dalam larutan.
    • Pada titik ini, terjadi perubahan warna dari merah (kompleks ferroin) menjadi biru kehijau.
  5. Pencatatan Volume:

    • Catat volume reagen titrasi (AgNO₃) yang telah ditambahkan pada titik akhir. Dengan menggunakan volume ini dan konsentrasi reagen titrasi, dapat dihitung konsentrasi ion klorida dalam larutan.

Penetapak klorida dengan cara Volhard
Penetapak klorida dengan cara Volhard
  • Cara Fajans 

Cara Fajans adalah metode penentuan titik akhir titrasi yang menggunakan indikator yang diserap oleh endapan yang terbentuk selama reaksi. Metode ini umumnya digunakan dalam titrasi pengendapan, seperti titrasi klorida (Cl-) dengan menggunakan reagen perak nitrat (AgNO₃).

Berikut adalah langkah-langkah umum dalam titrasi Fajans:

  1. Persiapan Larutan:

    • Persiapkan larutan yang mengandung ion klorida atau ion yang akan dititrasi.
    • Tambahkan indikator Fajans ke dalam larutan. Indikator yang umum digunakan adalah ion fluorida (F⁻), yang akan membentuk kompleks dengan ion perak (Ag⁺) dan menunjukkan perubahan warna.
  2. Titrasi:

    • Tambahkan reagen titrasi (AgNO₃) perlahan-lahan ke dalam larutan sambil dikocok secara kontinu.
    • Ion perak (Ag⁺) akan bereaksi dengan ion klorida (Cl⁻) membentuk endapan klorida perak (AgCl).
  3. Penambahan Indikator:

    • Setelah sebagian besar ion klorida bereaksi, tambahkan indikator Fajans ke dalam larutan.
    • Indikator Fajans akan diserap oleh endapan klorida perak yang terbentuk.
  4. Titik Akhir:

    • Titik akhir titrasi dicapai ketika indikator Fajans tidak lagi diserap oleh endapan. Pada titik ini, terjadi perubahan warna pada permukaan endapan.
    • Perubahan warna dari merah (disebabkan oleh adsorpsi indikator oleh endapan) menjadi biru atau ungu menunjukkan titik akhir titrasi.
  5. Pencatatan Volume:

    • Catat volume reagen titrasi (AgNO₃) yang telah ditambahkan pada titik akhir. Dengan menggunakan volume ini dan konsentrasi reagen titrasi, dapat dihitung konsentrasi ion klorida dalam larutan.

Pembakuan larutan tiosianat
Pembakuan larutan tiosianat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun