Mohon tunggu...
Elisabet Hutapea
Elisabet Hutapea Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi saya membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kimia Analitik Kuantitatif

13 November 2023   20:46 Diperbarui: 13 November 2023   20:51 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokuementasi Praktikum Laboratorium

Langkah-langkah umum dalam titrasi pengendapan melibatkan penambahan reagen pengendap perlahan-lahan ke dalam larutan yang akan dianalisis. Reagen pengendap bereaksi dengan ion tertentu dalam larutan dan membentuk endapan yang dapat diamati. Titik akhir titrasi, atau titik ekivalensi, tercapai ketika reagen pengendap yang ditambahkan sudah bereaksi sepenuhnya dengan zat yang dianalisis. Pada titik ini, jumlah reagen yang ditambahkan diukur, dan dari sana, dapat dihitung konsentrasi zat dalam larutan.  

Contoh titrasi pengendapan termasuk titrasi antara ion klorida (Cl-) dengan ion perak (Ag+) menggunakan reagen perak nitrat (AgNO3). Ion perak akan bereaksi dengan ion klorida membentuk endapan perak klorida (AgCl), yang dapat diamati sebagai endapan putih.

Titrasi pengendapan sering digunakan dalam analisis kuantitatif untuk menentukan konsentrasi berbagai ion dalam larutan, dan teknik ini dapat diterapkan dalam berbagai bidang seperti kimia analitik, kimia lingkungan, dan kimia pangan.

Penentuan titik akhir titrasi dapat dilakukan menurut cara-cara sebagai berikut:

  • Cara Gay Lussac

Metode penentuan titik akhir titrasi dengan menggunakan indikator umumnya melibatkan penambahan indikator ke dalam larutan yang akan dianalisis. Indikator ini akan berubah warna ketika bereaksi dengan reagen titrasi dan menunjukkan titik akhir titrasi. Pilihan indikator biasanya didasarkan pada sifat-sifat kimia dari reagen dan larutan yang dianalisis.Beberapa contoh indikator yang umum digunakan termasuk fenolftalein, metil oranye, bromotimol biru, dan lainnya. Sebagai contoh, fenolftalein umumnya digunakan dalam titrasi asam-basa. Ketika larutan asam atau basa berubah menjadi netral, fenolftalein akan berubah warna, menunjukkan titik akhir titrasi.


Namun, perlu diingat bahwa pilihan indikator harus disesuaikan dengan jenis reagen dan larutan yang digunakan dalam titrasi. Beberapa titrasi mungkin memerlukan indikator yang spesifik untuk memberikan hasil yang akurat. Selain itu, ada metode titrasi yang tidak memerlukan indikator dan menggunakan instrumen seperti pH meter untuk memonitor perubahan pH selama proses titrasi.

  • Cara Mohr

Cara Mohr merujuk pada salah satu metode penentuan titik akhir titrasi dengan menggunakan indikator yang dikenal sebagai indikator kromatik. Metode Mohr umumnya digunakan dalam titrasi pengendapan untuk menentukan konsentrasi ion klorida (Cl-) atau bromida (Br-) dalam suatu larutan dengan menggunakan reagen perak nitrat (AgNO₃) sebagai reagen titrasi.

 

Langkah-langkah umum dalam titrasi Mohr adalah sebagai berikut:

  1. Persiapan Larutan:

    • Persiapkan larutan yang mengandung ion klorida atau bromida yang akan dititrasi.
    • Tambahkan indikator Mohr ke dalam larutan. Indikator Mohr biasanya berupa larutan kalium kromat (K₂CrO₄), yang memberikan warna merah kekuningan dalam larutan.
  2. Titrasi:

    • Tambahkan reagen titrasi (AgNO₃) perlahan-lahan ke dalam larutan sambil dikocok secara kontinu.
    • Ion perak (Ag⁺) dalam reagen akan bereaksi dengan ion klorida (Cl⁻) atau bromida (Br⁻) membentuk endapan klorida perak (AgCl) atau bromida perak (AgBr).
  3. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
    Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun