Mohon tunggu...
Elisabeth Trinitas
Elisabeth Trinitas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saat ini saya sedang menempuh Semester 6 di masa kuliahnya dengan mengambil jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta. Sedari kecil, saya sangat gemar membaca. Seiring dengan berjalanannya waktu, saya sangat ingin menjadi penulis karena ia terinspirasi dengan beberapa penulis terkenal seperti Sapardi Djoko Damono, Seno Gumira Ajidarma, Danarto, Joko Pinurbo, dan Eko Triono. Saya sangat menyukai K-POP. Salah satu boyband korea yang sangat ia gemari adalah NCT. Bias saya di grup tersebut adalah Mark dan Haechan. Saat ini saya telah memiliki dua karya di akun Joylada yang terinspirasi dari boyband NCT tersebut. Untuk berakrab diri dengan saya, maka silahkan menuju ke: Instagram: @aerielshcs, Email: @elisabethtrinitas048@gmail.com, dan X: @aerielshcs.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Romantisme Kehidupan Sultan Yogyakarta dalam Dekapan Taman Sari

6 Juni 2024   08:43 Diperbarui: 6 Juni 2024   08:52 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(17) Ruangan Sakral. Ruangan Sakral digunakan sebagai tempat beristirahat dan bertapa bagi sultan dan keluarganya. Pada salah satu bilik Ruangan Sakral, adalah tempat semedi sultan yang dikelilingi enam bak mandi selirnya. Jika mampu melawati godaan maka semedi berhasil dan sultan akan bertemu dengan Nyai Roro Kidul. (18) Taman Ledoksari. Tempat ini digunakan sebagai tempat yang sangat pribadi bagi raja. Selain itu, terdapat bangunan tempat tinggal raja yang di dalamnya memiliki gerbang tempat penjaga prajurit, ruang tamu, kamar tidur, tempat membatik, ruang pementasan tari, serta atapnya yang digunakan untuk menikmati pemandangan kota.

Berdirinya Taman Sari tidak terlepas dari sumber-sumber sejarah di baliknya. Sebagai warga negara yang baik, tidak ada salahnya kita harus bijak dengan menjaga dan melestarikan budaya leluhur agar tetap eksis keberadaannya, apalagi kompleks pemandian Taman Sari yang dulunya terdiri dari 58 bagian bangunan tetapi saat ini kita hanya bisa menjumpai 18 bagian bangunan yang masih dapat dikenali dikarenakan runtuh tergerus oleh zaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun