Kamu masih punya bukit,Â
Tempat kalian bermain dan menjaga ternak.
Dimana udara kalian hirup dengan bebas,Â
Dimana kalian bisa bermain dan tertawa lepas.Â
Kamu masih punya bukit,Â
 yang dapat kamu namai, Dan kamu ganti bila terlupa
Bukit, Dimana matahari terbenam dengan Indah dalam kumpulan jingga.Â
Kamu masih punya bukit yang membuatku iri.Â
Itu milikmu, milik kalian.Â
Seberapa sering gambar ku ambil,Â
Itu hanyalah tumpukkan kertas dan file-file.Â
Bukit Indah itu milikmu,
yang datang dan pergi bukan pemiliknya,
mereka akan lupa kalau telah sesekali atau seringnya meninggalkan sampah,
melupakan kalau kau sering kali berlari bertelanjang kaki.
Kau tersenyum ketika di potret.
Tak ada beban bahwa bukitmu suatu kali mungkin menghilang,
karena Alam atau karena manusia,
atau karena kau akan pergi dari sana.
Ya, Kamu masih punya bukit Indah yang membuatku iri.Â
Aku tak memilikinya,
aku hanya menceritakan tentangnya,
lalu mengajak yang lain datang,
tanpa tahu apakah semua yang datang memiliki hati untuk menjaga.
Ya, Kamu masih punya bukit Indah yang membuatku iri.Â
SOE, 24 Maret 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H