Yogyakarta, 8 September 2024
Pagi ini sinar matahari seperti biasa membangunkanku, tidak langsung berdiri namun cek handphone terlebih dahulu. Mengingat runtutan cerita dalam mimpi serta tersenyum akan hal aneh itu. Kata orang, bunga tidur tersebut memberikan pertanda akan hal dapat terjadi. Kata orang, mimpi dari tidur itu menandakan perasaan kerinduan, tapi ntah siapa yang merindukan.
Kalau ingat tentang dirinya, ya semua perasaan dari sedih, bahagia, dan marah bertemu. Bahkan, hal-hal ilusi jika diperankan olehnya bisa menjadi sangat logis. Begitulah Sia, selalu mendaur ulang perasaan dan punya akal dalam halusinasinya.
Mengingat kembali bahwa 'barang' itu bisa menghapus perasaan, nyatanya ada walaupun redup. Sekarang menjauh darimu setidaknya melonggarkan pikiranku. Lihat saja, seberapa jauh usaha tidak mau tahu ini akan berhasil.
Hati, ruang penyimpanan untuk semua perasaan ini sanggup untuk menahannya. Contohnya, aku kesal namun aku merindu ataupun aku senang kamu bahagia walaupun tidak pernah bersama. Apa adanya hati ini, menerima dan terluka walaupun sudah berulang.
Dari bangun tidurnya, ia mulai menata pakaian di lemari dan membersihkan kamarnya. Sungguh hal-hal biasa yang ia lakukan untuk menjernihkan pikiran di kala kepenuhan. Namun soal perasaan, hatinya siap menampung bahkan membentuk lapisan. Mungkin juga seperti banyaknya 'klan' di salah satu anime, cukup banyak kan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H